Dia Berubah, Kamu Juga Berubah

Home Articles Dia Berubah, Kamu Juga Berubah
Share the knowledge!

Senang dong punya pacar baru? Perjuangan kamu saat PDKT nggak sia-sia. Pengorbanan waktu, tenaga, dan materi kamu seolah terbayar setelah wanita itu mau berkomitmen sama kamu. Dia cantik, atraktif, spontan, cerdas, mandiri, dan segala sifatnya yang membuat kamu senang serta merasa menjadi pria paling beruntung sedunia. Selang beberapa bulan kemudian, karena dari awal kamu menyogoknya saat PDKT, kamu mulai bosan melakukan hal saat PDKT dulu di masa-masa pacaran. Kamu mulai berubah, mulai malas-malasan untuk perhatian dan jemput dia, mulai sering lupa balas BBM dan ajak dia kencan. Bagi kamu, setelah dia mau sama kamu, kamu nggak harus mati-matian membuat dia jatuh cinta sama kamu setelah pacaran. Ah, kan dia udah di tangan sekarang, begitu pikiran kamu.

Hingga akhirnya kamu sadar dan kena efeknya. Kamu lupa kapan terakhir kalian bertemu di depan umum. Lupa kapan terakhir hang out sama teman-temannya. Lupa kapan terakhir makan malam bersama keluarganya. Perlahan kamu mulai merasakan perubahan sikap pasangan kamu. Jika dulu perhatian, kini dia cuek. Jika dulu telepon kamu, kini handphone-mu nggak lagi berdering. Jika dulu pasangan kamu minta diantar atau dijemput, kini dia selalu bepergian sendirian. Kamu hampa. Kamu nggak sangka jika seseorang yang berhasil kamu perjuangkan dulu, seolah sedang memberi pertanda akan segera pergi meninggalkanmu. Jelas, itu kabar buruk dan kamu nggak mau kehilangan seseorang yang sulit kamu dapatkan.

Ini waktunya untuk berubah.

Saya yakin sekali, bahwa pasangan kamu sudah pernah meminta kamu berubah. Sudah pernah ngajak kamu diskusi. Sudah pernah jujur tentang perasaannya. Namun, beberapa pria mungkin merasa bahwa mereka nggak bisa diubah. Nggak mau mengikuti permintaan pasangan karena kalau diikuti artinya sama saja sedang dipimpin oleh wanita—dan bukan seperti itu seorang pria. Kamu masih berada di zona nyaman. Masuk kuping kanan, keluar kuping kiri. Nggak pernah mendengarkan dan menuruti mau pasangan dan BAM pasangan kamu kehilangan sabar. Pasangan kamu mulai merasa dia sudah lelah buat mempertahankan hubungan ini karena kamu selalu egois dan nggak peduli. Perlahan-lahan kamu mulai menyadari bahwa kamu merindukan dia. Kamu mulai sadar bahwa permintaannya memang terbaik untuk kalian berdua. Kamu sudah nggak se-ngotot itu mempertahankan prinsip kamu.

Berubah memang sulit—saya menyadari itu, apalagi kamu merasa dikalahkan jika harus menuruti permintaan dia. Namun, perlu kamu tahu, hubungan bukan sebuah kompetisi. Pasangan kamu bukan lawan kamu. Bukan karena kamu mengikuti permintaan pasangan kamu untuk berubah, kamu jadi kalah. Bukan karena pasangan berhasil membuat kamu mengikutinya, dia jadi menang. Hal pertama itu dulu yang perlu kamu tanam.

Guys, percaya deh kalau sikap kamu hanya sebatas terlalu sibuk sama kerjaan, teman, dan hobi sehingga dia merasa tersisihkan, merasa terlupakan, merasa nggak menjadi prioritas itu bukan sebuah masalah besar, apalagi jika selama ini kamu nggak pernah melibatkan wanita lain dalam hubungan kalian. Sebab, beberapa wanita masih bisa memaafkan dan mengerti hal itu, apalagi jika sebelumnya dia pernah minta diskusi sama kamu untuk masalah tersebut. Itu menjadi pertanda jelas bahwa dia masih ingin memperbaiki hubungan ini. Hanya saja kemungkinan pasangan kamu hanya butuh waktu sendiri, menenangkan pikirannya—atau malah sedang mempertimbangkan kamu masih layak untuknya atau tidak. DAN DI SINILAH KAMU HARUS MASUK DAN MENGUBAH KEADAAN.

Ya, jika memang kamu benar-benar mencintainya, kamu harus berjuang mempertahankan hubungan yang sulit kamu dapatkan. Coba introspeksi, apakah kesalahannya kebanyakan di kamu—saya bilang kebanyakan, karena saya yakin pasangan kamu juga punya kesalahan. Coba ingat-ingat apakah kamu terlalu berubah saat pacaran daripada PDKT. Ingat terus apakah kamu sudah melanggar perjanjian kamu dan dia. Jika iya, AKUI. Akui secara gentle bahwa kamu melakukan kesalahan dalam hubungan kamu. Kamu sedang tidak berada di bawah kok. Justru mengakui kesalahan, kamu sedang mengajari dia bagaimana bertanggung jawab.

Tanya ke pasangan kamu, apakah dia masih mau memperbaiki. Jika tidak, jangan dipaksa. Hubungan nggak akan berjalan baik jika kamu atau pasangan merasa terpaksa, merasa jadi kewajiban. Biarkan dia. Jadikan pelajar agar kamu tak menyia-nyiakan sesuatu yang sudah kamu perjuangkan dulu.

Jika dia mau memperbaiki, buat dia jatuh cinta lagi sama kamu. Ingat, hal-hal apa yang membuat dia senang. Hal-hal apa yang bisa membuat dia jatuh cinta sama kamu. Ingat lagi hal-hal apa yang membuat kamu bangga menjadi pria karena merasa dibutuhkan oleh seorang wanita. Jangan pernah bosan membuat pasangan kamu jatuh cinta. Rasa cinta bisa hilang maka jangan berhenti untuk memupukkan rasa itu di antara kalian.

Good luck, Guys!

Share the knowledge!