Jangan Jadi Pria Ini Saat Bertengkar Sama Pasanganmu

Home Articles Jangan Jadi Pria Ini Saat Bertengkar Sama Pasanganmu
Share the knowledge!

Bertengkar dengan pasangan? Kabar baiknya, bertengkar dalam sebuh hubungan bisa dikatakan perlu atau baik. Kamu dan pasangan bisa saling mengetahui sifat masing-masing—yang biasanya akan terbuka saat kalian beda pendapat. Kalian bisa sama-sama belajar untuk membuat hubungan semakin berkualitas bagi kalian. Dengan pertengkaran juga kalian tahu bahwa masih sama-sama mempertahankan dan membuat hubungan jadi lebih baik. Yang jadi masalah adalah jika kalian terus bertengkar setiap hari—jelas menandakan bahwa itu bukan tanda hubungan yang sehat.

Satu-satunya kunci paling penting dalam sebuah masalah adalah komunikasi. Masalah tak akan bisa selesai jika kamu hanya memikirkan atau menduga, tanpa dibicarakan dengan pasangan kamu sendiri. Masalah akan terus muncul jika kamu dan/atau pasangan sama-sama malas duduk berdua untuk mencari solusi, tapi lebih senang membicarakannya dengan teman atau lewat status BBM. Sayangnya, beberapa pria justru enggan duduk berdua dengan pasangan untuk menyelesaikan masalah.

Hawa-hawa menyebalkan sudah terasa di otak pria saat mereka harus berdebat untuk menyelesaikan masalah. Di pikirannya, terbayang bakal ada wajah cemberut, tangisan, atau teriakan yang membuat beberapa pria enggan, padahal komunikasi dengan wanita sangat mudah, kok, Guys, seperti yang dikatakan dalam artikel ini. Kamu hanya perlu sebuah sentuhan, sepasang mata yang selalu mendengarkan ucapannya, sepasang telinga untuk mendengarkan apa keinginannya, dan sebuah pelukan untuk menenangkan hatinya. Jangan, menjadi sosok seperti ini, ya, Guys!

The Pretender. Tipe pria seperti ini biasanya hanya bersikap seolah-olah peduli. Mereka akan mendengarkan wanitanya saat bercerita. Menyediakan sepasang mata dan telinga. Namun, sayangnya hanya sebatas itu—hanya mendengarkan tanpa mengetahui betul permasalahannya di mana.  Parahnya lagi, tipe pria seperti ini biasanya nggak memikirkan apa yang dirasakan oleh pasangannya. Menurutnya apa yang dipikirkan saat itu—entah masalah tim bola kesayangannya atau wanita yang baru dia kenal di Facebook—jauh lebih penting ketimbang cerita si wanita.

The Big Baby. Tipe pria seperti ini biasanya membutuhkan perhatian sepanjang waktu. Dia senang mendengarkan dirinya berbicara meskipun dia sadar tak ada yang mendengarkannya. Bahkan saat pasangannya mendapatkan masalah dan cerita ke dia, pria seperti ini lebih senang menggeser fokus pembicaraan untuk dirinya sendiri. Baginya, yang penting adalah semua perhatian tertuju padanya. Ough! Don’tt become this loser, Guys.

The Trap-Setter. Tipe pria egois yang merasa dirinya paling benar. Dia hanya mendengarkan apa yang hanya ingin ia dengar, kebanyakan masalah yang berhubungan dengan dia. Nggak jarang dia akan membuat posisinya berbalik. Pintar “mengolah” kata-kata sehingga jika awalnya pihak pria yang salah, beberapa menit kemudian akan memutar sehingga wanita yang salah.

The Contradictor. Pria seperti ini sebenarnya tahu betul dengan kesalahan yang sudah dia buat. Hanya saja, dia hanya memilih untuk kabur dari tanggung jawab. Nggak jarang dia akan berbalik badan saat merasa tersudut lalu menganggap tak melakukan kesalahan apa pun.

The Sensitive. Mereka bisa saja mendiami pasangannya berjam-jam saat tahu dia melakukan salah. Dia bisa berubah menjadi pria yang kasar secara lisan. Namun, di satu sisi dia bisa menahan emosinya, bersikap seperti wanita sehingga pasangannya sendiri tak tahu apa yang sedang dirasakan oleh pasangannya.

Share the knowledge!