Langkah Tepat Membawa Kekasih ke Tongkrongan Agar Tidak Canggung

Home Articles Langkah Tepat Membawa Kekasih ke Tongkrongan Agar Tidak Canggung
Share the knowledge!

Secara garis besar, nongkrong merupakan sebuah kegiatan yang dilakukan oleh lebih dari satu orang untuk mengisi waktu luang. Bentuk umum dari nongkrong itu sendiri adalah dengan berkumpul bersama teman-teman di sebuah tempat tongkrongan yang umumnya rumah/warung/kafe untuk sekedar ngobrol santai, nonton bareng pertandingan bola, balapan, maupun live music. Menghabiskan waktu berdua saja bersama kekasih pun sebenarnya juga bisa disebut nongkrong, tapi menurut saya lebih pas disebut sebagai kencan.

Di jaman sekarang ini siapa sih yang nggak pernah nongkrong minimal sekali dalam hidupnya. Bahkan kalau tidak nongkrong katanya tidak gaul.

Saya pernah membaca sebuah quote bertuliskan “jangan bunuh apapun kecuali waktu.”

Nongkrong seharusnya bisa jadi sarana untuk bertemu dan saling bertanya bertukar kabar, pelepas penat di sela-sela rutinitas yang padat, bahkan terkadang bisa untuk curhat dan minta pendapat. Apapun bentuknya, tentu saja nongkrong haruslah membawa keceriaan bagi para pelakunya.

Namun pernahkah Anda mengalami momen dimana saat nongkrong yang awalnya berjalan seru mendadak berubah menjadi situasi yang canggung? Apa penyebabnya? Tidak lain tidak bukan yakni munculnya seseorang yang tidak diharapkan. Dalam kasus ini tentu saja tamu tak diundang itu adalah pacar teman Anda sendiri.

Saya ingin menceritakan satu dari sekian banyak pengalaman menyebalkan saat nongkrong yang dihadiri oleh seorang perusak suasana. Begini ceritanya:

Saya dan teman-teman semasa SMK dulu memutuskan untuk nongkrong, hitung-hitung nostalgila. Pada saat hari H saya hadir paling belakangan karena ada urusan mendadak. Kebetulan formasi meja dan kursinya berbentuk memanjang ke samping seperti meja di warung kopi. Ketika saya datang kursinya sudah penuh maka duduklah saya di ujung kursi. Masa iya datang terlambat tapi maunya duduk di tengah. Saya duduk di sebelah seorang wanita yang ternyata dia adalah pacar teman saya.

Di sepanjang acara nongkrong, tingkah sang wanita sungguh membuat suasana menjadi canggung. Saya yang duduk di sampingnya otomatis memperhatikan semua aktivitasnya. Mulai dari sibuk bermain Hpnya sendiri, melamun dengan tatapan kosong, terkadang kepalanya menoleh kesana-kemari mengamati orang disekitar, terkadang dia membisiki pacarnya yang duduk di samping (entah apa yang dibisikkan) padahal kami di tengah-tengah pembicaraan. Konsentrasi pun akhirnya sering terpecah.

Saya pun terpikir untuk mengajaknya ngobrol, syukur-syukur bisa memecah kebuntuan. Pertanyaan basa-basi seperti nama, kuliah/kerja dan domisili pun dilancarkan. Namanya saya lupa sebut saja F. Dia kuliah semester awal (oh, pantas masih bocah). Dia bertempat tinggal di Planet Namec (saya lupa nama tempatnya).

Saya juga bertanya kenapa menempuh jurusan itu, serta hobi dan fashion yang diminatinya. Bahkan saya mengeluarkan pertanyaan sejuta umat “gimana ceritanya bisa pacaran sama si anu…?” Tujuannya agar dia bisa bercerita lebih panjang dan merasa diterima. Namun yang saya dapati cuma jawaban singkat persis seperti wawancara, karena wawancara singkat itulah lima menit berikutnya saya sudah lupa dengan yang kami bicarakan tadi.

Ibaratnya Ultraman, lampu di dada saya berubah kelap-kelip jadi merah. Saya menyerah. Saya mengaku kalah.

Menyebalkan bukan? Pernah mengalami kejadian serupa?

Saya dan para sahabat biasanya menyebut kelakuan si F dengan sebutan Bitchy dan Cacat Sosial. Bitchy merupakan tindakan dimana seseorang menjawab pertanyaan dengan singkat, seenaknya, judes bahkan terkadang tidak menjawab sama sekali. Ada juga yang sambil membuang muka dan tidak melakukan kontak mata. Sedangkan Cacat Sosial adalah sikap sibuk aktif bermain HP tanpa mempedulikan orang-orang disekitarnya.

Agar adil dan sebagai penyeimbang, maka saya juga akan menceritakan momen luar biasa saat nongkrong.

Saya beserta sahabat memutuskan untuk nongkrong di sebuah kafe yang buka perdana (ini tongkrongan berbeda dengan yang di atas). Salah seorang sahabat saya mengabari bahwa dia akan membawa serta pacarnya. Mereka sudah berpacaran hampir setahun namun sang pacar belum pernah berjumpa dengan kami, maka dari itu dia sangat ingin bertemu sapa dengan kami para sahabat yang super keren ini.

Seluruh pasukan sudah datang kecuali dua sejoli itu. Acaranya berjalan seru seperti biasa dipenuhi haha-hihi sembari update info terbaru. Kemudian datanglah sepasang kekasih itu. Kami bersalaman, berkenalan, sebut saja sang nama wanita ini P, lalu sahabat saya dan si P tadi duduk di tengah.

Dalam hati saya mengira situasinya akan menjadi canggung seperti cerita sebelumnya, namun yang terjadi malah sebaliknya. Si P justru benar-benar bisa berbaur dengan kami semua. Dia mampu mengimbangi porsi pembicaraan kami. Dia mampu membuat kami terkejut dengan seluruh ceritanya. Dia mampu mengambil hati kami.

Setelah pembicaraan yang lebih mendalam, ternyata P adalah seorang mahasiswi psikologi semester akhir yang juga bekerja sambilan sebagai penyiar radio serta pernah mengikuti semacam les kepribadian wanita. Pantaslah kami semua terpukau dengan caranya berpenampilan, berbicara dan bersikap. Bahkan para pria di meja sebelah kami pun ikut curi-curi pandang kepada si P.

Terlepas dari profesi P yang memang sudah sering berkutat dengan khalayak ramai, saya tetap memuji bagaimana dia bisa membawa diri sebagai pacar yang suportif.

Dari penjelasan dan cerita panjang lebar di atas, pertanyaan besarnya sekarang adalah “apa yang harus dilakukan atau dipersiapkan saat Anda ingin membawa kekasih ke tongkrongan?”. Berdasarkan pengalaman dan pengamatan saya saat nongkrong selama ini, maka yang harus dilakukan saat membawa pacar ke tongkrongan ada 3 langkah yaitu:

1. Kabari Teman-Teman Anda Bahwa Anda Akan Membawa Kekasih ke Tongkrongan

StockSnap_EC4UNY2TXDvia Stocksnap

Topik pembahasan pria sangat banyak dan luas. Mulai dari hal-hal yang ringan seperti film, makanan, olahraga, travelling, kuliah, sosial media, gadget. Bahkan sampai ke materi yang berat dan nyeleneh semacam politik, hukum, agama, filsafat, bahkan drugs dan seks. Justru saat malam berangsur larut, maka pembahasan jadi semakin menarik. Sedangkan topik yang biasanya disukai wanita hanya seputar fashion, kosmetik, gosip dan romansa.

Dengan hadirnya wanita, terkadang pembahasan yang tengah berlangsung “panas” menjadi tersendat canggung tidak mengalir karena topik bahasan sudah berbeda genre. Jadi jangan heran saat berbicara tentang politik sang wanita terlihat tidak tertarik. Belum lagi saat pria berbicara tentang wanita dan seks, sang wanita justru memberi label dahi para pria tersebut dengan sebutan mesum, sexist dan manipulatif.

Padahal kenyataannya saat para wanita berkumpul mereka pun membicarakan tentang pria dan seks, hanya saja tidak terlalu sering dan tidak terlalu vulgar terbuka seperti para pria. Mereka cenderung mengganti kata “seks” dengan istilah “itu”. Sungguh tidak adil bukan?

Saya bukannya mau mencap para wanita berwawasan sempit, namun faktanya di lapangan berbicara seperti itu. Kebanyakan wanita yang saya kenal memang demikian, mereka hanya malas untuk merambah dan memperluas pengetahuan baru di luar topik yang mereka minati pada umumnya.

Dengan Anda memberi kabar kepada teman-teman, setidaknya mereka tidak akan terkejut dengan kehadiran pacar Anda nanti. Bahkan dalam beberapa kesempatan teman-teman Anda bisa memikirkan topik yang akan dibahas bersama pacar Anda, maka otomatis fokus pembicaraan pun tidak lagi terpusat ke para pria saja.

Akan lebih bagus apabila teman-teman Anda juga mengajak pacar mereka sehingga pacar Anda tidak lagi menjadi satu-satunya kaum hawa di antara kumpulan para pejantan. Jelas saja dia terabaikan, dia cewek sendirian.

2. Perkenalkan Kekasih Pada Teman-Teman Anda

StockSnap_F6S6FIDJJ6via Stocksnap

Saat Anda dan kekasih datang di lokasi, entah Anda yang pertama hadir maupun paling belakangan. Usahakan untuk selalu bersalaman sambil berdiri, tunjukkan dan latih rasa hormat Anda ke sesama pria. Perkenalkan kekasih kepada teman-teman Anda.

Lalu duduklah di tengah, jangan di ujung. Apalagi kalau formasi meja dan kursinya berbentuk memanjang horizontal ke samping seperti meja di warung kopi. Jangan biarkan pacar Anda terabaikan sampai berdebu karena duduk di ujung.

Bahkan ada beberapa pria mengatur agar tempat duduk kekasihnya terisolasi dan tidak bersebelahan dengan temannya. Sungguh kecemburuan tak berdasar.

Anda wajib melakukan ini. Entah kenapa seringnya para pria justru melewati bahkan melewatkan langkah ini, padahal ini adalah elemen terpenting.

Saya akan memberi gambarannya secara langsung berupa urutan peristiwa dan contoh percakapannya. Anggap saya dan pacar datang paling akhir.

  1. Saya bersalaman dengan semua teman-teman.
  2. Setelah selesai bersalaman ucapkan “kenalin kawan-kawan ini  pacarku”
  3. Duduklah di tengah jangan di ujung.
  4. Bukalah gerbang percakapan antara dia dan teman-teman Anda dengan kalimat pencair suasana.

Contoh:
“Ini Sam. Dia adalah perpanjangan tangan Tuhan. Dia kerjanya di bagian kredit dana tunai, jadi kalo ada orang lagi butuh duit nyarinya ke dia.”

“Kalo yang di sebelahnya Hannibal. Seorang psikolog handal. Kalo aku lagi ada masalah di kantor atau lagi berantem sama kamu, aku curhatnya ke dia.”

“Sisanya kamu tanya aja langsung ke orangnya masing-masing.”

Anda tidak perlu memperkenalkan semuanya, cukup satu dua orang saja.

Gampang bukan?

Share the knowledge!