2 Tipe Lovable Ladies, yang Manakah Kamu?

Home Articles 2 Tipe Lovable Ladies, yang Manakah Kamu?
Share the knowledge!

Setelah mengikuti kelas Lovable Ladies yang penuh dengan ilmu dan trik baru untuk dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari, kita—yang actually menerapkan ilmu Lovable Ladies—pasti sedikit-banyak merasakan perbedaan dari sikap orang-orang di sekitar kita. Mungkin pria jadi lebih ramah pada kita. Mungkin yang dulunya dicuekin gebetan, sekarang jadi mengabaikan gebetan karena sibuk dengan gebetan lain. Mungkin saja. Mungkin.

Bankoboev.Ru_zhenschina_idet_po_ulice_privlekaya_vzglyady_muzhchin (1)Lucunya, terkadang kita terlalu sibuk mempraktikkan ilmu Lovable Lady sampai lupa, kapan kita harus berhenti. Sebut saja Vindy (bukan nama sebenarnya), salah satu lovable lady yang saking piawainya melakoni kehidupan sebagai lovable lady, banyak pria yang kepincut dan mendekatinya. Tapi tetap saja, Vindy belum memiliki pasangan yang steady.

Ketika ditanya, Vindy mengaku bahwa karena terlalu banyak pria yang menyukainya, ia pun jadi kelelahan dan keteteran dalam menghadapi mereka. “Ya cuekin aja Vin kalau nggak suka sama orangnya,” saran saya kala itu. Vindy pun menjawab, “Ya ga enak lah Redz, ntar gue dibilang sombong lagi. Katanya lovable, masa sombong.”

Lah iya. Lovable ke satu cowok juga udah cukup kan sebenernya. Memangnya siapa yang suruh lovable harus ke semua orang?

Lain lagi dengan Hannah (bukan nama sebenarnya). Hannah juga mahir dan mendalami peran sebagai lovable lady dalam kehidupan sehari hari. Bedanya, Hannah memberi batas diri dan memegang prinsip “Choose one guy and stick with him“.

Meski banyak juga yang menyukai Hannah, para pria diberi plang jelas “forbiden” oleh Hannah, semenjak ia memilih Kevin sebagai pasangannya. “Jadi yang lain langsung lo cuekin aja gitu pas lo naksir Kevin? Kalau di antara pria lain yang suka sama lo, lebih baik dari Kevin gimana, Han?”

“Ya biar buat orang lain aja. Hahahaha. Gue kan nyari pasangan Redz, bukan nyari Tuhan.  Jadi nggak perlu pria yang sempurna. Masih punya kelemahan juga bagus, bisa sama-sama berkembang sebagai pasangan. Gue berhenti di pilihan gue yang ini karena dia cukup baik buat gue dan guenya juga mau jadi yang terbaik buat dia. Gitu,” Hannah menjelaskan dengan berseri-seri.

Nah Ladies, kalau kamu termasuk golongan yang mana nih? Masih sibuk dengan gebetan seperti Vindy, atau sudah berani memilih seperti Hannah? Share di kolom komentar yuk :)

Share the knowledge!