Kenapa Pria Berubah? Karena Wanita Jual Mahal

Home Articles Kenapa Pria Berubah? Karena Wanita Jual Mahal
Share the knowledge!

Jual mahal-gengsi-jaim seakan sudah menjadi warisan genetik yang tertanam pada diri wanita dalam dunia romansa, terutama ketika fase PDKT. Istilahnya “playing hard to get”.

Wanita gemar sengaja memposisikan dirinya menjadi pihak yang dikejar-kejar dan mempersulit proses PDKT. Karena dengan begitu mereka terlihat sebagai sosok yang bernilai tinggi, laku, dan diinginkan (namanya saja “terlihat”, artinya bertolak belakang dengan realitanya.)

 

Karena wanita mahal tidak punya kebutuhan untuk terlihat mahal. Hanya yang murahlah yang minder dan ingin terlihat mahal. Sebagai alibinya, bilangsaja untuk menguji keseriusan cinta si pria.

Ada banyak pola tingkahnya, mulai dari sengaja mengulur waktu reply SMS/chat, gengsi menelpon/menegur duluan, menodong traktiran, mendadak membatalkan janji kencan, baru menghubungi duluan jika si pria mulai menjauh. Itu semua dilakukan demi menjaga euforia popularitasnya. Sungguh sebuah trik murahan yang tidak akan pernah dilakukan oleh wanita berkualitas.

Wanita seperti itu diibaratkan sebagai seorang putri yang tinggal dalam sebuah kastil yang dijaga seekor naga penyembur api berkepala tiga di garis terdepan, ratusan piranha kelaparan yang bergerumul di bawah jembatan menuju kastilnya, pagar bersulur listrik tegangan tinggi melindungi sekeliling kastilnya, jeruji baja berlapis menutup rapat pintu gerbangnya, di puncak tembok betonnya setinggi 50 meter bersandar puluhan pemanah jitu yang siap melepaskan busur panahnya yang telah dilumuri racun.

Benar-benar terlihat seperti putri yang berharga.

Pria yang ingin mengenal putri tersebut dibiarkan berjuang sendiri menembus pertahanan itu demi membuktikan bahwa dirinya layak untuk sang putri. Sedangkan pria yang lain memutuskan untuk mengurungkan niatnya mengenal sang putri karena ujiannya membuat mereka ilfil.

Apa yang dilakukan si pria yang ingin mendekatinya? Pria itu harus memeras otaknya untuk melumpuhkan lapis demi lapis pertahanan dari benteng tersebut. Dia sadar dirinya tidak punya tenaga yang besar untuk menaklukan semua ujian tidak masuk akal ini. Dia sadar dirinya tidak mampu menahan kesabaran yang mengada-ada ini.

Akhirnya pria itu menggunakan kecerdikannya, ia menerapkan berbagai trik manipulatif demi mengatasi kekurangannya. Contoh: Wanita ingin menguji ketulusannya, pria tinggal pura-pura tulus sambil berusaha sabar demi mendapatkan dirinya.

Setelah benteng berhasil diruntuhkan, pria itu berhasil bertemu dan mendapatkan putri penghuni kastil tersebut. Dia tersenyum lebar, merasa puas dan jantan. Tapi sayang, tenaga dari pria itu sudah terkuras habis ketika berusaha menaklukan berbagai rintangan yang dihadirkan sang putri, sehingga hasratnya untuk berkorban dan berjuang berhenti sampai di situ.

Sekarang saatnya ia  bersantai, menikmati dan memamerkan hasil kerja kerasnya ke seluruh penjuru dunia. Tinggal sang putri yang mengeluh setiap hari, tentang si pria yang sudah berubah tidak seperti dulu lagi. Pria yang rela berkorban dan berjuang ketika menaklukan pertahanan yang ia rancang.

Itu pun bila dia tidak menyadari bahwa ternyata Anda tidak semahal yang dia kira. Bahwa ternyata semua perjuangannya menembus ini itu hanya untuk mendapatkan rakyat jelata yang bisa dia dapatkan di mana saja.

Bukankah ini ironi kelas dongeng? Wanita menggunakan topeng, lalu pria menaklukkannya dengan topeng. Saat masing-masing melepas topengnya, sang wanita lebih terkejut daripada pria!

Wanita berkualitas diibaratkan seperti putri yang tinggal di rumah sederhana berpintu kayu. Pria yang datang ke sana tidak membutuhkan trik manipulatif dan pengorbanan demi membuka pintunya. Hanya bermodalkan ketukan perlahan, salam yang sopan dan jadi dirinya apa adanya. Saling tertawa, tidak ada jaim, tidak ada sok tulus, tidak ada sogokan, hanya dua diri apa adanya.

Mereka bahkan tidak tahu kapan persisnya mereka telah jatuh cinta pada satu sama lain, “It just happens” kata mereka berdua. Padahal mereka belum berjuang apa-apa.

Lalu mereka bekerjasama membangun benteng yang solid. Dengan pertahanan berlapis, sekokoh benteng yang dibangun oleh putri di cerita sebelumnya. Tujuannya untuk mempertahankan cinta mereka dari berbagai terjangan dunia yang menghadang. Dan di sinilah pria itu berjuang dan berkorban demi mempertahankan hubungan yang mereka miliki, sambil didukung sang wanita dari belakang. Menghadapi dunia, menghadapi penolakan ortu, menghadapi orang-orang nggak laku yang berusaha merusak hubungan mereka, sambil berpegangan tangan.

Jika selama ini Anda tetap menjomblo atau memiliki pasangan yang berubah setelah pacaran, coba cek dahulu, apakah mungkin karena Anda berlaku seperti putri bertopeng ketika PDKT? Apakah Anda sendiri yang membuat para pria pergi karena ilfil, atau menjadi magnet bagi pria-pria yang hanya bisa mendekati Anda dengan cara yang manipulatif?

Di awal tahun baru ini, ada baiknya bagi Anda untuk meninggalkan kebiasaan lama Anda yang buruk dalam PDKT. Dan jadikan tahun ini sebagai tahun revolusi romansa Anda.

Share the knowledge!