Pria Juga Membutuhkan Pelukan

Home Articles Pria Juga Membutuhkan Pelukan
Share the knowledge!

Bukan hanya wanita saja yang suka dipeluk atau dicium, pria juga. Sebuah studi baru mengatakan pria yang sedang menjalani hubungan lama akan lebih merasa puas dengan hubungan mereka, jika mendapatkan banyak pelukan, dekapan, dan tanda kasih sayang secara fisik lainnya.

Penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Archives of Sexual Behavior, juga menemukan bahwa pria lebih mungkin untuk mengatakan bahwa mereka bahagia dalam hubungan mereka, sementara wanita lebih cenderung untuk mengatakan bahwa mereka puas secara seksual.

Temuan itu adalah kebalikan dari apa yang para peneliti yang harapkan, kata penulis studi Julia Heiman, seorang psikolog dan direktur The Kinsey Institute for Research in Sex, Gender and Reproduksi di Indiana University.

“Pesan yang benar-benar bermanfaat adalah pesan yang tidak membuat asumsi tentang jenis kelamin,” kata Heiman kepada LiveScience. “Karena tidak ada cara untuk memastikan Anda benar dengan cara apa pun.”

Hubungan Jangka Panjang

Studi tersebut meneliti 1.009 pasangan dari Amerika Serikat, Brazil, Jerman, Jepang, dan Spanyol, di mana mereka telah menjalin hubungan komitmen antara 1 hingg 51 tahun. Setengah dari sampel telah menjalani hubungan setidaknya selama 25 tahun.

Mempelajari pasangan yang sudah menjalani hubungan jangka panjang sebenarnya tidak lazim, karena sebagian peneliti fokus pada perceraian atau putus hubungan, kata Heiman. Tapi, hubungan jangka panjang juga tidak jarang.

“Memang benar bahwa, setidaknya di Amerika Serikat, 50 persen orang mengalami perceraian,” katanya. “Tapi itu meninggalkan 50 persen dari orang-orang yang tidak.”

Kesehatan, Kebahagiaan, dan Seks

Dalam penelitian tersebut, mereka merekrut orang-orang melalui telepon dan dari pintu ke pintu. Para peneliti mengumpulkan relawan heteroseksual untuk mengisi kuesioner psikologis pada kepuasan hubungan mereka, kepuasan seksual dan faktor-faktor lainya, misalnya lamanya hubungan, kesehatan fisik, dan keintiman.

Hasil penelitian menunjukkan beberapa faktor yang mempengaruhi kebahagiaan hubungan itu. Pria yang sehat 1,67 kali lebih mungkin untuk mengatakan bahwa mereka berada dalam hubungan bahagia daripada pria yang berada dalam kesehatan yang buruk. Pria Brazil dan Spanyol kurang bahagia jika  dibandingkan orang Amerika, sedangkan pria Jepang lebih cenderung bahagia. Bagi wanita Jepang dan Brazil lebih tinggi dibandingkan bangsa lain untuk mengatakan bahwa mereka memiliki hubungan yang bahagia, meskipun Heiman mengatakan hasil antar negara sulit untuk dibandingkan karena sukarelawan di setiap negara tidak cocok pada beberapa faktor  seperti usia.

Untuk pria, hubungan jangka panjang diterjemahkan pada kebahagiaan yang lebih besar. Wanita, merasa kurang bahagia antara tahun pertama dan 15 dari sebuah hubungan. Tahun 20 sampai 50, terlihat kenaikan kebahagiaan pada wanita.

“Masa-masa kurang bahagia tersebut tampaknya bersinggungan langsung dangan masa membesarkan anak-anak,” katanya.

Kasih Sayang dan Kepuasan

Kepuasan seksual perempuan juga meningkat seiring waktu, meskipun bisa jadi wanita tidak puas secara seksual, mereka tak akan bertahan dalam hubungan mereka, kata Heiman.

“Mungkin orang-orang yang bertahan dalam hubungan jangka panjang adalah orang-orang yang menganggap berciuman dan berpelukan menjadi hal yang penting bagi mereka,” kata Heiman. “Atau mungkin mereka sudah berubah seiring waktu, kita tidak tahu.”

Heiman dan rekan-rekannya berencana untuk melanjutkan penelitian untuk mencari tahu bagaimana seks mempengaruhi kepuasan hubungan jangka panjang bagi pria dan wanita.  Mereka juga berencana untuk melihat bagaimana pasangan bisa mempengaruhi satu sama lain.

Share the knowledge!