Cinta dan Imajinasi

Home Articles Cinta dan Imajinasi
Share the knowledge!

Siapa yang tidak mau punya kisah cinta bahagia seperti Cinderella? Siapa tidak mau punya pasangan yang sempurna lahir batin dan hidup penuh canda tawa selamanya?

Dulu saya juga ingin punya kisah seperti itu. Tapi setelah bertahun-tahun mempelajari dinamika romansa, saya sadar kalau realita tidaklah seindah cerita dongeng.

Sejak masih bocah ingusan, kita sudah dicekoki dengan hal-hal berbau percintaan dari film atau novel bertema cinta. Ceritanya pasti tidak jauh dari seorang putri cantik yang jatuh cinta dengan pangeran tampan. Setelah berjuang melewati rintangan, akhirnya mereka hidup bersama bahagia selamanya. Anda bisa menemukan tema seperti itu di film-film Disney atau novel romantis.

Baca juga:
Cinta dan Biokimia

Karena setiap hari disuapi cerita demikian, Anda pun mengkhayal punya pasangan ideal layaknya Cinderella atau pangerannya. Ketika bertemu dengan orang yang disuka, Anda otomatis memproyeksikan sosok pasangan ideal ke orang tersebut. Jadi, ketika sedang jatuh cinta, sebenarnya Anda jatuh cinta dengan imajinasi Anda sendiri.

Doktrin yang dipupuk sejak kecil itu membuat banyak orang berjuang menemukan cinta dan pasangan ideal sesuai imajinasi. Bila terus menuruti imajinasi tersebut, Anda akan alami banyak kekecewaan karena tidak ada orang yang sesempurna itu. Jika ngotot mencarinya, Anda seperti mengejar ujung pelangi. Ketika merasa sudah menemukan ujungnya, ternyata Anda salah dan masih ada ujung pelangi lain di depan. Anda terus mengejarnya sampai menyadari ternyata itu hanya ilusi. Pada kenyataannya, memang tidak pernah ada titik akhir dari pelangi.

Sama halnya dengan mencari pasangan yang sempurna. Saat merasa sudah menemukan calon yang tepat, akan ada orang lain yang lebih memenuhi kriteria Anda. Akibatnya Anda tergoda melirik dan mencari lagi dan begitu seterusnya. Entah sampai kapan itu berakhir, semuanya tergantung dari keputusan Anda mau berhenti atau tidak.

Harus disadari bahwa semua yang Anda pelajari tentang cinta hanyalah produk budaya modern yang sudah merasuk sejak kecil. Jika Anda mau mengubah pola pikir menjadi realistis, maka Anda akan mencari pasangan dengan lebih realitis pula. Yang pasti itu lebih memudahkan Anda mencari pasangan ketimbang terus mengejar sosok imajiner Anda.

Baca juga:
Jodoh Bukan Takdir! Ini Strategi Cari Pasangan Yang Realistis

Penjelasan mendetailnya bisa Anda saksikan di video Filovesofi ini. Jika Anda sudah tersadarkan dan merasa video ini bisa membantu banyak orang agar bisa membedakan cinta yang realistis dengan cinta yang sekadar imajinasi, jangan pelit membagikannya ke teman-teman yang lain.

Di KC STAR, Anda akan menemukan ratusan strategi, teknik, dan mindset yang memudahkan Anda dalam menemukan pasangan yang realistis. Untuk memudahkan Anda dalam mempelajari cinta, KC STAR disajikan dalam bentuk online course sehingga Anda bisa mengaksesnya kapan pun dan di mana pun selama terkoneksi dengan internet. Jadi Anda tidak punya alasan untuk tidak belajar cinta.

Langsung lihat strateginya lewat LINK di bawah:

KC STAR

Sampai jumpa lagi di kelas-kelas cinta lainnya!

Referensi:
[1] Cinta dan Imajinasi 

Share the knowledge!