4 Alasan Kamu Tidak Harus Meminjamkan Uang Ke Pasangan

Home Articles 4 Alasan Kamu Tidak Harus Meminjamkan Uang Ke Pasangan
Share the knowledge!

Uang menjadi salah satu bahasan topik yang sangat sensitif dalam sebuah hubungan. Salah satu hal yang mungkin saja terjadi di beberapa pasangan adalah saat pasangan meminjam uang, padahal statusnya masih pacaran. Nggak masalah jika dia hanya meminjam sesekali, apalagi untuk urusan penting—seperti saat salah satu keluarganya sakit, ditambah dia juga selalu mengembalikan uang yang sudah dia pinjam.

Yang jadi masalah jika pasangan kamu sudah terlalu sering meminjam duit untuk membeli sesuatu untuk kesenangan semata dan parahnya lagi tak ada niat dia untuk mengembalikan uangmu. Jika seperti itu, tentu dia termasuk orang yang tak bisa mengelola keuangannya dengan benar. Uang bisa membuat kamu tertekan dalam hubungan jika tidak ditangani dengan benar, apalagi jika kamu tak enak untuk menagihnya. Niatnya memang membantu, tapi bagaimana jika hasil kerja kerasmu meluap begitu saja hanya karena kamu nggak enak sama dia?

Di bawah ini terdapat 4 alasan mengapa kamu tidak harus meminjamkan uangmu ke pasangan kamu.

Mau Menjadi Bank atau ATM Berjalannya?

Hal ini kemungkinan terjadi jika pasangan kamu meminjam uang untuk keperluan pribadinya meskipun ia juga sudah bekerja. Ada beberapa orang yang memang gemar untuk meminjam uang hanya untuk melengkapi gengsi dan gaya hidupnya (hmm, alias banyak gaya) —di mana ia akan melakukan berbagai cara agar dia bisa diterima di masyarakat makanya nggak segan untuk meminjam duit. Awalnya kamu harus bisa bedakan berutang karena emergency ataukah karena habit? Jika sudah menjadi kebiasaan dalam keluarganya, besar kemungkinan hal ini sudah menjadi pola hidupnya.Jika pasangan kamu seperti ini jangan heran jika dia menganggap kamu sebagai bank atau ATM-nya. Karena kemungkinan dia akan meminjam terus menerus, padahal dia belum membayar pinjaman pertamanya.

Membiasakan Dia Tak Bisa Mengelola Uang

Kondisi yang sudah sering meminjam duit tentu mengindikasikan kalau dia memang tak bisa mengelola uangnya dengan baik dan jika meminjami dia terus menerus, sama saja kamu mengajari dia untuk hal itu. Daripada meminjami dia uang, lebih baik berikan saran agar dia meminjam uang langsung ke bank. Dengan begitu dia akan belajar tanggung jawab karena ada deadline cicilan pelunasan setiap bulannya sehingga kamu sudah membiasakan dia untuk belajar bertanggung jawab terhadap kewajiban dia masalah uang.

Bagaimana Jika Kamu Butuh Uang?

Bukan hanya dia saja yang membutuhkan uang, tapi kamu juga kan? Kamu tak pernah tahu keadaan darurat yang menimpa kamu atau keluarga dan bagaimana jika saat itu kamu sedang tak memiliki tabungan? Apakah pasangan kamu akan meminjamkan uangnya di saat kamu sedang membutuhkannya?

Bagaimana Jika Hubungan Kalian Memburuk?

Kamu juga tak akan tahu bagaimana kelanjutan hubungan kamu dan si dia ke depan, apalagi kalian tak memiliki komitmen sama sekali. Sebelum ada ikatan pernikahan, risiko putus juga sangat besar. Karena banyak kasus, saat perpisahan terjadi pihak yang meminjamkan duit masih saja mengejar mantannya untuk membayar utang-utangnya. Tak mau kan bernasib seperti itu, apalagi nominalnya tak kecil. Saran saya, saat pasangan kamu ingin meminjam duit dengan nominal yang besar—hingga puluhan atau bahkan ratusan juta—penting untuk membuat surat perjanjian tertulis. Tentu saja, kamu bukan rentenir atau bank jadi tak perlu memberikan besaran bunga, tapi cara ini bisa membuat pasangan sadar akan tanggung jawab terhadap utangnya. Jadi, saat di tengah jalan kalian berpisah kamu bisa menuntuk hakmu.

Share the knowledge!