Insecurity, is it Good or Bad?

Home Articles Insecurity, is it Good or Bad?
Share the knowledge!

Oh, hello there. Kamu sedang membaca artikel di KelasCinta.com, maka saya asumsikan kamu tidak setuju dengan perempuan insekyur? Mungkin kamu pernah menertawakan perempuan lain yang cemburuan? Mungkin, entahlah, mungkin kamu sedang berbangga diri karna hubunganmu dengan pasangan saat ini baik-baik saja, karena kamu dan pasangan adalah dua insan dewasa yang berpikiran terbuka.

Kamu mengangguk? Sama, dong. Tapi biarlah ini menjadi rahasia antara saya dengan kamu: Saya pikir, sometimes it’s okay to be cautious. Dengan kata lain, menurut saya, insekyur itu tidak masalah. Asal tidak berlebihan.

Nah, sebelum kamu tidak setuju lalu me-unfollow saya dari Twitter atau menutup tab browser-mu dari artikel ini, boleh saya jelaskan alasan saya? Boleh ya. Boleh donk. Boleh lah.

Saya dan pasangan sudah berada dalam hubungan yang stabil selama bertahun-tahun. Sementara beberapa teman saya putus dari pasangannya, entah karena tidak cocok, bosan, atau menemukan cinta lain, saya dan pasangan tetap adem ayem. Jarang sekali bertengkar, nyaman dengan hubungan, dan lain sebagainya. Saya bisa pergi lunch atau ngopi dengan teman lelaki saya, dia bisa nganterin teman perempuannya pulang habis dari kantor. Yup, kami sestabil itu dalam hubungan.

Namun, sebagai perempuan yang punya gejolak hormon dan perasaan, saya selalu menerima bisikan-bisikan hati yang kadang merasa tidak tenang. Takut dilupakan, takut kalah bersaing, takut ini dan itu. Insekyur, bahasa kerennya.

Hanya saja, kadang saya pikir, insekyuritas saya inilah yang membuat saya tidak pernah berhenti berusaha menghidupkan kembali cinta di antara kami. Misalnya dengan ngajak kencan, kasih surprise, bawain makanan, dan lain sebagainya. Saya rasa, justru apabila saya terlalu sekyur, maka saya akan menggampangkan hubungan kami.

Bila saya terlalu sekyur, mungkin saja saya akan mencari kesibukan sendiri di luar dia ketika dia sedang sibuk, hingga saya lupa bahwa di tengah kesibukannya pun dia butuh dukungan saya. Atau mungkin saya akan keasikan main dengan lelaki lain sampai saya lupa bahwa saya perlu menghargai hubungan saya dengan pasangan saya. Mungkin saya akan membiarkan dia terus didekati perempuan-perempuan lain sambil tertawa di belakang layar, terlalu percaya diri hingga mengira tidak akan ada perempuan lain di dunia ini yang bisa mengalahkan saya.

God, I hope I’m not that kind of girl.

Insekyuritas, buat saya, adalah sebuah pengingat bahwa pasangan saya layak mendapatkan yang terbaik dari saya. Bahkan ketika hubungan kami sangat stabil sekali pun, insekyuritas membuat saya tetap melakukan sesuatu untuk menjaga dan menghormati hubungan kami.

Contohnya, saya sering menjebaknya untuk berinvestasi pada saya. Mulai dari hal kecil seperti minta digandeng hingga hal besar seperti minta dituliskan surat cinta. Bahkan hingga umur hubungan kami sudah melewati lima tahun, pun, saya masih melakukannya. Karena saya insekyur, saya tau bahwa banyak wanita yang lebih cantik di luar sana, mungkin lebih seksi atau lebih lucu. Tapi saya yakin, belum tentu ada yang tau caranya membuat pasangan saya jatuh cinta terus menerus, seperti yang selama ini saya lakukan berulang-ulang kali padanya. ;)

Nah, menurutmu bagaimana, ladies? Insekyur itu baik atau buruk? Share yuk di kolom komentar.

Share the knowledge!