Beberapa tahun terakhir ini, dating online menjadi sebuah trend yang diikuti orang banyak. Kebanyakan dari mereka mencari pasangan, sebagian lain mencari teman, ada juga yang sekadar ikut mencoba aplikasi tersebut. Namun, apakah jodoh dapat benar-benar ditemukan di situs ini?
Hasil penelitian tersebut cukup membawa kabar buruk. Menurut laporan Pew Research Center, online dating menjadi terkenal sejak tahun 2005. Pada tahun awal tahun 2014, Social Media Week melaporkan bahwa online dating menjadi cara paling favorit nomor dua untuk mencari pasangan.
Menurut sebuah berita terbaru, pandangan yang berkaitan dengan dating online telah berkurang. Dating online nggak lagi dianggap sebagai cara “depresi” untuk menemukan pasangan, tetapi boleh jadi dianggap sebagai cara bagi mereka yang terlalu sibuk sampai nggak bisa bertemu dengan calon pasangan di tempat lain. Namun, apabila mencari pasangan dari segi kuantitas dan bukan kualitas, kamu mungkin akan kecewa dengan kemampuan internet untuk mencarikanmu pasangan.
Mengapa? Karena kebanyakan situs dating online beroperasi dengan konsep persamaan. Misalnya, dalam profil kamu menyebutkan menyukai anjing, maka calon pasangan yang muncul adalah mereka yang menyukai anjing pula, dan secara tiba-tiba alogaritma memasangkan kalian berdua. Kebanyakan outlet setuju bahwa metode ini cukup berhasil untuk meluaskan kesempatan bertemu dengan teman kencan, at least.
Namun, banyak ilmuwan berkata bahwa kecocokan yang sejati nggak ditemukan di pencocok karakteristik secara sederhana. Eli Finkel, seorang profesor psikologi di Northwestern University menuturkan kalau item yang diketik dalam kotak pencarian nggak semestinya diterjemahkan ke dalam chemistry hubungan.
Menurut seorang profesor psikologi di University of Rochester Medical Center, Harry Reis, Ternyata “interaksi yang spontan, yang berubah-ubah” dari berkomunikasi langsung-lah yang membuat percikan romantis untuk banyak orang.
Dan dengan mental “belanja” yang memilih berdasarkan profil online dengan menggeser jari atau menekan tombol, sangat sedikit dari mereka yang mau berinteraksi dengan online matches (pasangan yang cocok), bahkan setelah mereka bertemu secara langsung.
Ini memiliki dampak jangka panjang. Studi yang baru saja dilakukan oleh Michigan State Univerity mengungkapkan bahwa pasangan menikah yang bertemu secara online memiliki risiko perceraian 3x lebih besar daripada pasangan yang bertemu secara langsung.
Jadi, ketika nanti kamu ingin bertemu dengan pasangan dari online dating di sebuah cafe, lanjutkan dan berikan nomormu pada barista di kafe tersebut dengan senyuman yang indah. Statistik menunjukkan bahwa kamu dan barista tersebut memiliki kesempatan yang lebih baik untuk menjadi pasangan yang sukses.