4 Anggapan Pria Yang Salah Tentang Cinta

Tidak banyak sumber pengetahuan tentang wanita dan relationship yang bisa kita dapatkan seiring kita bertumbuh menjadi pria dewasa. Kebanyakan anggapan yang kita tahu tentang wanita datang dari teman, dari ibu, dari film atau bahkan malah dari kolom-kolom majalah yang ditulis oleh wanita. Akibatnya kita menanam banyak pengetahuan yang salah tentang wanita dan romansa dalam kepala kita. Berikut adalah anggapan salah tentang romansa yang paling banyak beredar di antara pria:

Seorang pria harus memiliki atribut fisik atau kekayaan untuk bisa berhasil dengan wanita

Well, anggapan di atas tidak sepenuhnya salah. Wanita jelas tertarik untuk mempermudah atau bahkan memulai sendiri interaksi dengan pria-pria ganteng dan pria-pria kaya. Anggapan yang salah adalah apabila Anda berpikir bahwa kegagalan romansa Anda selama ini disebabkan karena Anda kurang ganteng atau kurang kaya. Dua hal ini adalah kambing hitam yang nyaman dan tanpa solusi ala “Ganteng adalah genetik, saya tidak bisa melakukan apapun untuk mengubah hal tersebut” yang menyebabkan Anda tidak melakukan perbaikan apa-apa.

Anda perlu tahu bahwa wanita tidak dapat menahan diri untuk tertarik pada kualitas pria yang tidak bisa dikuantifikasi. Wanita tertarik pada dominansi, agresi, kekuatan, ambisi, kepercayaan diri, otoritas, identitas dan lain-lain yang memang sangat terlihat pada pria-pria ganteng dan kaya. Bila Anda melatih diri untuk memiliki atribut-atribut maskulin yang sama, Anda akan mengalami kesuksesan romansa yang sama.

Cara terbaik untuk mendekati wanita adalah dengan menjadi sahabatnya terlebih dahulu

Entah bermulai dari generasi mana pengetahuan ini mulai menyebar. Hari ini Anda perlu tahu, sejak interaksi-interaksi awal Anda bersama wanita, ia sudah menimbang-nimbang Anda akan dimasukkan ke dalam kotak teman saja atau calon pasangan. Dan setelah dia melakukan hal tersebut, ia akan bersikap sangat konsisten selaras dengan di kotak mana Anda berada.

Memberi kenyamanan, mendengarkan curhatnya, menerima semua aliran emosinya adalah insting wanita untuk menjalin ikatan dengan sesama wanita lainnya. Bila pria melakukan hal tersebut untuk dekat dengannya, dalam benaknya dia akan memandang pria tersebut dalam rupa sahabat wanitanya: non maskulin. Pria non maskulin jelas tidak menarik sebagai pasangan potensial. Itulah kenapa pada akhirnya wanita lebih suka menjaga persahabatan yang sudah terjalin nyaman dibanding berpacaran dengan pria tersebut.

Bila sudah mendapatkan hasil dengan wanita target, pria boleh “beristirahat” dan kembali menjadi dirinya yang sebenarnya

Kebanyakan pria menampilkan dirinya dalam versi yang terbaik di awal interaksi bersama wanita. Tidak merokok, dominan, pemimpin, tepat waktu, rajin berolahraga, makan yang sehat dan lain-lain. Namun setelah merasa bahwa si wanita tertarik dan tidak akan pergi ke mana-mana, sang pria mulai mengendurkan semua sifat-sifat baiknya. Entah karena merasa tidak nyaman dengan kepribadiannya yang palsu atau merasa malas karena di atas angin.

Salah satu peraturan utama dalam romansa yang Hitman System selalu tekankan adalah: Apapun yang Anda lakukan untuk membuatnya tertarik, HARUS selalu Anda lakukan bahkan setelah berada di dalam relationship sekalipun. Bila Anda bisa menampilkan kepribadian yang lebih baik, akan jauh lebih baik bila kepribadian tersebut menjadi kepribadian Anda yang permanen dan konsisten.

Bila sudah mendapatkan progress positif, maka wanita akan konsisten dengan responnya menuju jadian, cepat atau lambat

Proses pendekatan serupa sekali dengan membeli sepatu. Pada awalnya di etalase terlihat menarik, setelah dicek ternyata harganya juga pas. Jahitannya kuat dan detailnya membuat terlihat mahal. Namun setelah dicoba melangkah, ternyata tidak nyaman karena terlalu menjepit, maka sepatu ini dikembalikan ke etalase. Hal yang sama juga terjadi di dalam romansa. Mungkin di awal interaksi, si pria kelihatan menarik. Namun bila setelah kejadian tertentu, ternyata terasa ada ketidakcocokan, wanita bisa merubah pikirannya dan perlahan-lahan meninggalkan si pria.

Bila Anda mengerti bahwa ketidakcocokan adalah hal wajar dan tidak perlu dipermasalahkan, maka Anda tidak akan terjebak berusaha keras melakukan segala usaha untuk mengembalikan respon baik yang dia berikan di awal PDKT. Hormati keputusannya dan tidak perlu dibesar-besarkan ala ABG yang teriak PHP.

Nah kalau Anda sendiri, selama ini sudah menyadari apa saja? Yuk berbagi dengan pembaca lain di kolom komentar!