Kamu punya sahabat? Pasti dong ya, dalam hidup kamu setidaknya kamu memiliki 1 atau 2 orang sahabat yang sudah kamu kenal lama dan saling berbagi banyak hal. Nggak jarang kamu dan sahabat saling berbagi mulai dari barang hingga ribuan cerita. Apalagi jika kamu adalah wanita, tentu persahabatan kamu lebih dekat dengan hubungan manapun. Nggak jarang sahabat lebih mengerti kita ketimbang pacar kamu sendiri. Ya, kan Ladies?
Namun, bukan persahabatan namanya jika tanpa sebuah masalah.
Masalah yang pernah datang adalah saat sahabat kamu punya pacar dan kamu nggak suka dengan pacar sahabat. Kebanyakan sahabat merasa bahwa dirinya berhak atas sahabatnya sendiri dan nggak jarang merasa bisa mengatur sahabatnya secara nggak langsung. Kamu sebagai wanita nggak suka saat sahabat kamu yang populer jadian sama pria yang kamu nilai cupu. Kamu sebagai sahabatnya nggak suka saat si dia jadian sama pria yang penampilannya berantakan dan mulai mengubah kamu secara perlahan-lahan. Atau kamu sebagai wanita nggak suka saat sahabat menangis di depan kamu saat tahu pacarnya selingkuh atau bermain kasar. Kamu merasa memiliki alasan untuk menentang hubungan sahabat kamu sendiri.
Nggak hanya wanita saja, beberapa lelaki juga merasa nggak suka saat sahabatnya sudah punya pacar, apalagi jika si wanita terlalu mendominasi sahabat kamu. Kamu merasa kalau pacar sahabat terlalu nge-bossy sehingga waktu sama kumpul jadi berkurang. Di tengah asyik ngobrol, si pacar sahabat menelepon hingga 30 menit. Saat sudah bikin janji, si sahabat datang telat hampir satu jam karena ngejemput pacarnya dulu. Dan kamu juga berpikir kalau pacar sahabat nggak asyik karena terlalu cemburu saat pacarnya kumpul bareng sama sahabatnya. Nah, itulah yang bikin kamu jadi gregetan sama pacar sahabat kamu sendiri dan merasa berhak untuk ngomporin si sahabat biar putus sama pacarnya.
Hanya karena kamu sahabatnya, bukan berarti kamu berhak mencampuri hubungan sahabat kamu sendiri lho ya.
Kasus yang biasa saya temui seperti itu banyak sekali. Kamu salah satu sahabat seperti itu tidak—yang ribet dengan urusan sahabat kamu sendiri?
Mungkin benar perkiraan kamu bahwa pacar sahabat kamu nggak baik untuk si sahabat. Namun, saat sahabat kamu sedang jatuh cinta nggak ada satu orang pun yang bisa menasihatinya ditambah nggak ada yang bisa mengatur waktunya. Lagipula, memikirkan hubungan sahabat yang tampaknya sahabat kamu sendiri merasa nggak masalah, hanya akan membuat kamu kehilangan waktu untuk membahagiakan kamu sendiri.
Karena beberapa wanita cenderung kesal saat merasa sahabatnya salah memilih orang. Masa iya kamu harus kesal dan mikirin hal yang bukan masalah kamu? Jangan sampai urusan percintaan orang lain, biarpun itu sahabat kamu sendiri, bikin hidup kamu jadi nggak bahagia.
Boleh bilang kalau kamu kangen dengan si dia yang lama-lama mulai mengurangi jatah kumpulnya atau boleh bilang jujur bagaimana kamu nggak suka sama pacar sahabatmu selama itu di batas yang wajar dan nggak terkesan mencampuri hubungan mereka. Begitu si dia tetap bersikap seperti itu bukan berarti kamu boleh kesal dan nggak merasa didengarkan, apalagi kamu sampai menjauhi sahabat kamu sendiri.
Selama dia bisa senang, maka kamu nggak berhak untuk mengatur dia kan?
Lagipula saya yakin kalau kamu memiliki banyak teman di luar sana, jadi saat sahabat kamu tak memiliki waktu lagi untuk kamu, masih ada teman lain yang bisa kamu ajak nongkrong kan? Ya, kecuali kamu memang kurang bergaul makanya teman ngobrol kamu cuma si sahabat.