Pria sejati adalah pria yang tidak akan merusak harga diri wanita, baik disengaja atau tidak. Banyak pria yang merasa dirinya berkualitas tetapi masih saja merendahkan wanita secara langsung atau terselubung. Tidak hanya pria saja, wanita juga bisa merendahkan gendernya sendiri. Inilah yang disebut seksisme.
Seksisme sangatlah sulit diberantas karena banyak pria baik yang tulus peduli pada wanita, tetapi sayangnya, kepeduliannya tersebut diekspresikan dengan ucapan dan sikap yang malah merendahkan wanita yang dia sayangi. Oleh karena itulah, penting sekali untuk kamu membedakan pujian dan kepedulianmu terhadap wanita mengandung unsur seksisme terselubung atau tidak melalui 7 sikap peduli namun seksis yang umumnya ditunjukkan oleh para pria ini. Karena kepedulianmu tidak perlu merendahkan wanita terlebih dulu untuk melindungi dan mencintainya.
1. Merendahkan Wanita Lain Demi Memuji Wanita yang Kamu Suka
Guys, pernahkah kamu memuji pasangan atau gebetan kamu seperti ini:
“Kamu tuh beda, ya. Biasanya cewek tuh genit, suka dandan. Tapi kamu nggak kayak mereka.”
“Biasanya cewek tuh suka manja kalau diajak hiking. Tapi lo beda daripada mereka.”
“Jangan-jangan lo cewek jejadian, ya? Soalnya hobi lo bukan hobi cewek, sih!”
Mungkin kamu atau pria lainnya tidak bermaksud merendahkan wanita dengan memuji seperti itu. Kamu berniat baik untuk mengapresiasi mereka. Namun, kamu tidak perlu merendahkan wanita lain untuk mengapresiasi seorang wanita. Rasanya seakan kamu menganggap wanita lain tidak kompeten dalam aspek atau bidang tertentu karena gendernya. Gender si dia tidak ada hubungannya dengan kemampuannya, hobinya, maupun cara dia menghadapi kamu. Pujian seperti inilah yang membuat para wanita malu akan gender mereka sendiri.
2. Merendahkan Gaya Berpakaian Wanita Demi Menunjukkan Kepedulian Kamu
“Kamu jangan pakai baju terlalu seksi, deh. Nanti cowok lain mikir yang aneh-aneh tentang kamu.”
“Kenapa baju kamu tertutup banget? Pengen banget dibilang alim, ya?”
Kamu boleh menunjukkan kepedulianmu akan cara berpakaian wanita, tetapi kamu tidak usah merendahkan harga dirinya seperti itu. Kamu mungkin beralasan ingin melindungi wanita, tetapi bagi wanita berkualitas, caramu tersebut dianggap merendahkan dan kurang beretika. Selain merendahkan harga dirinya, kamu juga meragukan pilihan hidupnya dalam menentukan gaya berpakaian yang dia mau.
3. Menganggap Wanita Lain Murahan Karena Pilihan Hidup Mereka
Misalnya, kamu sedang kencan dengan gebetan, lalu kalian berpapasan dengan wanita lain yang cara berpakaiannya tidak sesuai denganmu. Kemudian, kamu mencolek gebetan dan berkata, “Dia murahan banget, ya. Liat aja bajunya, pengen banget ngundang perhatian cowok.”.
Atau ketika kamu sedang PDKT dengan gebetan, lalu kamu berkata padanya, “Jangan ngobrol sama semua cowok, itu gampangan namanya.”
Atau contoh lainnya, ketika kamu sudah berpasangan, kamu berkata pada pasanganmu, “Cewek nggak usah kerja. Tugas cewek itu ngurus anak dan ngelayani suami di rumah.”
Memang, kamu tidak bermaksud merendahkan si dia. Akan tetapi, tanpa kamu sadari, apa yang kamu lakukan juga memberikan sugesti kepada si dia bahwa kamu tidak akan mengakui dirinya adalah wanita baik-baik kalau dia tidak mau melakukan apa yang kamu inginkan.
Guys, wanita bebas menentukan pilihan hidupnya dan pilihannya tersebut tidak ada hubungannya dengan kamu dan pria lain. Merendahkan wanita dari gaya berpakaian dan karirnya, pilihan dia untuk mengobrol dengan pria mana pun yang dia mau, serta pilihan hidupnya yang lain justru akan menunjukkan pikiranmu terlalu picik di mata wanita berkualitas.
4. Menganggap Wanita Lebih Lemah Daripada Pria
“Cewek itu lemah, cowok yang lebih kuat.”
“Cowok itu nggak boleh nangis kayak cewek. Itu bukan pria sejati namanya!”
Seberapa sering kamu mendengar ejekan yang berkata bahwa pria lebih kuat daripada wanita? Inilah yang membuat feminitas seorang wanita sering kali dianggap sebagai sesuatu yang lemah ketimbang sebuah kekuatan wanita. Ingat, Guys, hanya karena penampilan dan sikap gebetanmu feminin, bukan berarti dia lemah. Sama halnya dengan gebetanmu yang tomboi, bukan berarti harga dirinya sebagai wanita berkurang.
5. Sering Menyela Wanita Saat Dia Berbicara
Terdapat penelitian di mana wanita cenderung disela saat dia berbicara dibandingkan dengan pria pada kapan saja dan di mana saja, khususnya di lingkungan kerja. Wanita yang berbicara kerap kali dinilai negatif oleh para pria. Nah, jika kamu sering menyela si dia berbicara, tandanya kamu kurang menaruh hormat padanya sebagai individu yang berhak bersuara atau yang lebih parahnya, kamu menganggap suaranya sama sekali tidak berarti untukmu.
6. Menganggap Wanita Terlalu Emosional Saat Dia Mengekspresikan Perasaannya
Ketika si dia sedang kesal, sedih, atau marah, pernahkah kamu menganggap dia hanya sedang sensitif, drama queen, atau histeris saja? Jika ya, berarti kamu memandang sebelah mata perasaan wanita dengan menganggap perasaannya sama sekali tidak logis atau kurang valid buatmu sehingga kamu tidak perlu menanggapi dengan dengan serius. Wanita berhak mengekspresikan perasaannya dengan sehat seperti kamu juga, lho. Apa yang terjadi apabila tidak seorang pun menanggapi serius kekesalan dan kesedihanmu? Kamu pasti merasa terasingkan juga, bukan?
7. Mengejek Pria dengan Kata “Banci” atau Terlalu “Feminin”
Seksisme tidak hanya bisa kamu lakukan pada wanita. Kamu juga bersikap seksis pada teman priamu apabila kamu mengejek dia banci atau terlalu feminin atas sikapnya yang menurutmu kurang maskulin. Misalnya, ketika pria menangis, mereka dianggap banci, cengeng, terlalu sensitif atau feminin layaknya seorang wanita. Anggapan ini sangatlah menyiksa pria karena mereka jadi tidak bisa mengekspresikan diri dengan sewajarnya. Wanita pun terhina dengan anggapan ini, seolah-olah menangis layaknya seorang wanita adalah hal yang rendah.
Baik menangis, merawat diri, atau melakukan pekerjaan yang biasa dilakukan wanita sama sekali tidak mengurangi maskulinitas atau derajat kamu sebagai pria. Hormatilah teman priamu sebagaimana kamu menghormati wanita, karena mereka adalah individu yang berhak mengekspresikan diri dan memiliki pilihan hidup, terlepas dari gender masing-masing.