Berasal dari dua kata yaitu curahan hati, curhat merupakan sebuah situasi di mana seseorang membutuhkan seorang teman pendengar yang bersedia mendengarkan ceritanya, baik itu cerita sedih, bahagia, kesal, marah, dll.
Semua orang mungkin sudah tahu itu, tapi tahukah Anda bahwa ketika seorang wanita datang kepada Anda untuk curhat, ia sedang mempertaruhkan rasa kepercayan dirinya terhadap Anda untuk bisa mendapatkan rasa nyaman dari Anda? Tidak perduli apakah wanita itu pacar Anda, gebetan Anda, atau sahabat Anda sekalipun.
Wanita tersebut sedang mengundang Anda untuk masuk ke dalam kamar ceritanya dan mengijinkan Anda untuk melihat gambaran serta rangkaian kisah hidupnya. Yang Anda perlu lakukan pada saat itu tentulah menghargai sang pemilik kamar tersebut dengan menjadi seorang PENDENGAR bukan PENASEHAT.
Kebanyakan pria terjebak insting untuk menjadi penasehat alias superhero, mendobrak ke dalam kamar cerita sang wanita, dan dengan kegagahan maskulinnya melakukan perombakan ulang semua dekorasi serta tatanan ruang kamar seenaknya. Pria tersebut tidak menyediakan ruang bagi sang wanita untuk mengekspresikan perasaan yang sebenarnya ia ingin sampaikan. Atau yang lebih parah, si pria malah ikutan memposisikan diri sebagai pencurhat membahas masa lalunya sambil memakai topeng penasehat.
Sobat pria, menjadi seorang penasehat yang gembar memborbardir wanita dengan nasehat justru tidak akan membuat Anda terlihat seperti orang bijak atau pria pelindung. Anda malah akan kehilangan rasa simpati dan membuang kesempatan untuk menjadi sosok pria yang mengerti dirinya. Jangankan berpikir untuk menjalin hubungan dengannya, membuat dirinya berubah untuk semakin bijak sesuai dengan standard Anda pun tidak akan berhasil. Yang ada Anda hanyalah sebuah hubungan yang perlahan demi perlahan akan menjauh.
Di sisi lain, menjadi seorang pendengar bukan berarti Anda tidak boleh berbicara menimpali alias diam saja seperti patung. Anda bisa menatap matanya ketika ia sedang berbicara dan menanyakan pertanyaan-pertanyaan ringan seperti “Gimana sih awal ceritanya?”, “Kenapa bisa seperti itu?”, “Perasaan lo sekarang gimana?” ketika ia selesai berbicara. Gunakanlah pertanyaan-pertanyaan ringan tadi untuk menggali informasi yang lebih lagi sehingga Anda bisa mengerti dan memahami benar apa yang ia rasakan dan alami pada saat itu. Berikan perhatian yang tulus dan tahan insting kepriaan Anda yang terus menggoda Anda untuk memberi solusi sampai dia sendiri yang bertanya.
Katakanlah bahwa Anda mengerti dan memahami apa yang ia alami, bahwa hal yang ia rasakan pada saat itu adalah hal yang wajar. Karena tujuan utama dari menjadi seorang pendengar adalah menjadi sesosok pribadi yang mengerti dan memahami benar perasaan yang di alami oleh si pencerita tersebut, bukan menawarkan solusi ajaib.
Tapi ingat, lakukan hal ini karena Anda ingin menjadi pendengar curhat yang baik, bukan karena Anda sedang mendekati dirinya. Karena jika tidak, Anda akan terjebak ke dalam lembah friendzone.
Jadi, masih bingung menghadapi curhat wanita?