Meski dipakai oleh banyak pria dan wanita, cuma sedikit yang tahu bagaimana perjalanan sejarah jam tangan dari waktu ke waktu.
Awalnya, jam cuma digunakan sebagai alat penunjuk waktu, tapi fungsi jam tangan di era digital mulai menyerupai smartphone. Sekarang kamu bisa melihat pesan, mengecek GPS, mengunduh dan mendengarkan musik, sampai memantau kesehatan tubuh cukup dengan jam tangan saja.
Bagaimana perkembangan sejarah jam tangan pria sampai bisa multifungsi seperti sekarang?
Silakan duduk santai karena kita akan balik ke perjalanan masa lalu, tepatnya abad ke-16 ketika nenek moyang jam tangan diciptakan.
Jam di Era Terdahulu
Pada awal abad ke-16, orang-orang masih menggunakan jam pasir, jam air, dan jam matahari untuk mengetahui waktu.
Jam “alam” yang sering dipakai adalah jam matahari yang berupa tongkat besar dan panjang yang ditancapkan di tengah lapangan dengan tongkat-tongkat kecil yang diletakkan melingkar di tongkat panjang. Ujung bayangan dari tongkat panjang akan bergerak mengikuti matahari dan menunjuk ke tongkat-tongkat kecil yang berfungsi sebagai angka.
Jam pasir adalah jam portabel pertama karena terbuat dari dua tabung gelas yang ujungnya sempit. Salah satu tabung diisi pasir yang akan mengalir perlahan-lahan ke tabung gelas lainnya jika tabung berisi pasir itu dibalik. Kekurangannya, jam pasir cuma bisa menghitung waktu selama 1 jam sehingga tidak bisa digunakan untuk menghitung 24 jam secara akurat.
Jam Kantong: Cikal Bakal Jam Tangan Pria dan Wanita
Barulah pada pertengahan abad ke-16, beberapa ahli mekanik menciptakan jam kantong atau jam saku. Bentuknya berupa bundaran mesin mekanis yang terbuat dari logam berat dengan rantai kecil yang bisa dikaitkan ke pinggiran pinggang celana atau pakaian.
Jam kantong mulai dikenal dan digunakan sebagai alat untuk mengetahui waktu yang akurat. Kekurangannya, jam kantong ini biasanya cuma dimiliki oleh kalangan bangsawan atau orang kaya. Proses pembuatannya sangat rumit dan produksinya terbatas sehingga harganya tinggi.
Pada akhir abad ke-16, muncul jam saku yang lebih modern. Jam ini terbuat dihiasi dengan ukiran-ukiran yang indah sehingga terlihat antik dan berkelas. Jam saku ini menjadi sangat populer di kalangan para pria, terutama bagi mereka yang memiliki profesi yang mengharuskan mereka selalu menjaga waktu, seperti tentara dan pelaut.
Meskipun belum sepopuler jam saku, pada akhir abad ke-16 juga sudah mulai dikenal jam tangan yang dipakai oleh para wanita. Jam tangan wanita pada masa itu terbuat dari kain atau kulit hewan dan dihiasi dengan berlian atau permata untuk mempercantik penampilan si pemakai jam tangan.
Saat itu, para pria belum mengenakan jam tangan. Mereka masih menggunakan jam saku karena terlihat lebih menonjolkan kewibawaan sebagai pria.
Perang Dunia I: Perjalanan Jam Tangan Pria Dimulai
Jam tangan pria pertama kali diperkenalkan pada awal abad ke-20 dan menjadi populer pada masa Perang Dunia I.
Pada saat itu, jam tangan pria digunakan oleh tentara untuk memudahkan mereka untuk menyiapkan strategi perang yang tepat waktu. Jam tangan juga digunakan karena mereka lebih mudah memegang senjata dan tahu kapan waktu yang tepat untuk menyerang.
Setelah Perang Dunia I, publik melihat kalau jam tangan pria ternyata cocok untuk dipakai sehari-hari. Akhirnya beberapa perusahaan memproduksi jam tangan pria dengan harga terjangkau.
Dari sini, perjalanan jam tangan pria pun melesat sampai sekarang.
Dari Analog ke Digital
Jam tangan analog adalah jenis jam tangan yang pertama muncul.
Jam ini biasanya memiliki tiga jarum, yaitu jarum detik, menit, dan jam. Jam tangan analog memiliki mekanisme yang rumit dan memerlukan perawatan yang cukup sulit. Meski perawatannya lebih sulit, jam tangan analog sangat populer di masa lalu dan tetap dipakai karena menjadi lambang kemewahan.
Lalu di tahun 1970-an, teknologi semakin berkembang sehingga perjalanan jam tangan pria bergerak dari analog ke digital.
Jam tangan digital memiliki tampilan yang sangat berbeda dengan jam tangan analog. Untuk menunjukkan waktu, jam tangan digital memakai angka-angka digital dan punya fitur-fitur yang lebih canggih seperti alarm, stopwatch, dan kalkulator.
Waktu itu, pria dewasa lebih menyukai jam tangan analog karena terkesan lebih elegan, sedangkan para anak muda lebih menyukai jam tangan digital karena dinilai kekinian dan multifungsi. Tapi lama kelamaan, jam tangan digital juga mulai diminati orang dewasa. Apalagi ketika jam tangan digital bisa terkoneksi dengan smartphone, semakin banyak pria dewasa yang memakainya.
Baca artikel lain:
Jam Tangan Pria: Aksesoris Penting Yang Sering Dilupakan
Meski teknologi sudah sedemikian maju, jam tangan analog masih punya banyak penggemar setia karena kesan klasik dan elegannya. Bentuknya yang kokoh membuat pria mana pun yang memakainya langsung terlihat dewasa, profesional, dan tepat waktu. Ini yang membuat banyak produsen jam tangan tetap mengeluarkan jam tangan analog untuk pria seperti Alexandre Christie dengan seri 6614, 6650, dan sebagainya.
Jam tangan telah menjadi bagian penting dari budaya manusia selama berabad-abad. Dari jam matahari kuno sampai jam tangan modern, perkembangan teknologi telah memungkinkan jam tangan menjadi lebih akurat, fungsional, dan terjangkau.
Walaupun jam tangan pria kini dapat dengan mudah ditemukan di toko-toko jam dan barang mewah, sejarahnya mengingatkan kita tentang pentingnya menghargai waktu dan bagaimana teknologi telah membantu manusia untuk mengukur waktu dengan lebih akurat dan efektif.