Dalam bukunya “The Manipulated Man”, Esther Vilar, sang pengarang yang juga seorang wanita, membongkar habis tentang bagaimana wanita telah menyalah gunakan perlakuan istimewa yang diberikan oleh pria. Dan sampai saat ini beliau masih sering menerima surat ancaman dari para wanita feminis garis keras.
Entah Anda sadari atau tidak, kita sekarang hidup dalam dunia yang dikuasai oleh wanita. Sebuah dunia yang menempatkan wanita jauh lebih tinggi daripada pria. Sebuah dunia yang pilih kasih pada wanita. Sebuah dunia yang timpang dan berat sebelah. Sebuah dunia yang membuat Anda, para pria, tidak lagi menjadi pria yang sesungguhnya, tapi menjadi pria yang terkekang oleh peraturan dan norma-norma yang ditentukan oleh wanita. Sebuah dunia yang membuat Anda tumbuh menjadi pria lossy.
Beberapa contoh sederhana:
- Pria harus bekerja dan berpenghasilan. Wanita boleh bekerja, boleh tidak.
- Di tempat kerja, wanita berhak untuk ijin sekali setiap bulan dengan alasan ‘datang bulan’.
- Wanita berhak untuk berekspresi dengan fashion, mewarnai rambut dan potongan yang berbeda-beda. Sedangkan pria harus potong pendek rapi, tidak boleh di warnai serta wajib memakai kemeja, dasi dan celana bahan.
- Pria masih dituntut untuk bisa mengerjakan ‘kerjaan’ pria, seperti mengganti ban mobil, menyetir kendaraan, memperbaiki komputer dsb. Bila wanita dituntut untuk bisa mengerjakan ‘kerjaan’ wanita, seperti masak, mencuci, dandan, dsb, mereka akan berkata, “Nikah saja sama pembantu.”
- Pria minta tolong pada wanita untuk mencuci pakaian, dia akan anggap itu merendahkan. Silakan minta tolong pada pria untuk mengangkat barang berat, ia akan melakukannya dengan senang hati.
- Pria wajib membayari wanita makan, sedangkan wanita tidak harus memasak untuk pria.
- Pria wajib membiayai keluarga. Wanita boleh ya, boleh tidak.
- Wanita selalu diprioritaskan dan diperlakukan spesial: tempat parkir khusus wanita, ladies nite di nite club, apabila ada musibah dahulukan wanita dan anak kecil. Biarkan pria mati duluan.
- Pria menggoda wanita secara vulgar disebut pelecehan dan dapat dilaporkan ke pihak berwenang. Wanita menggoda pria secara vulgar hanya disebut agresif, apabila dilaporkan tidak akan ada yang percaya.
- Tidak apa-apa bila wanita menyentuh pria, tapi bila pria menyentuh wanita itu namanya tidak sopan.
- Dan berkat media yang selalu menayangkan wanita cantik dan seksi, pria-pria jadi memuja kecantikan dibanding kepribadian seorang wanita. Akibatnya, wanita dapat melakukan apa saja yang buruk dan tidak berkenan namun para pria tetap saja berkumpul dan memperebutkannya.
Saya pernah pergi dinner dengan seorang wanita yang baru dikenal. Ketika menjemput dia di rumahnya, apa yang dilakukannya membuat saya langsung ilfeel. Begitu masuk ke dalam mobil, dia langsung menaikkan kakinya dan duduk ala warteg. Sambil berkata, “Eh gue naikkin kaki yah.. gue emang orangnya begini, apa adanya.” Dan saya tidak pernah menghubunginya lagi sejak saat itu.
Kejadian yang lain, saya pernah pergi nonton dengan seorang wanita. Ketika saya mengajak dia untuk dinner dengan teman-teman saya yang lain, dia bukannya berinteraksi dengan teman-teman saya dan bersosialisasi layaknya manusia normal, tapi malahan sibuk sendiri dengan Blackberry dan Facebook. Hal itu membuat suasana sungguh tidak nyaman. Dan jelas, saya yang merasa malu, karena saya yang mengajak dia.
Dan seiring pengalaman saya dengan begitu banyak wanita, saya menemukan bahwa sedikit sekali wanita yang masih bersikap sebagai wanita. Wanita jaman sekarang telah kehilangan kewanitaannya.
Saya tidak akan tertarik pada wanita yang tidak wanita. Sama seperti halnya wanita tidak akan tetarik pada pria yang tidak pria, pria yang cengeng, labil, dan tidak punya prinsip.
Margareth Thatcher sendiri dijuluki ‘Wanita Bertangan Besi’, apakah Anda bisa membayangkan apabila Anda menjadi anaknya? Atau suaminya? Apakah itu sosok wanita sejati yang diidamkan oleh setiap pria? Apabila Anda perhatikan, hampir semua wanita-wanita berkarir sukses yang berdiri di puncak, biasanya selalu kesepian dan tetap melajang hingga usia lanjut, atau selalu gagal dalam hubungannya, nikah-cerai dsb.
Dan masih banyak lagi contoh-contoh nyata yang saya yakin selalu Anda lihat sehari-harinya di sekitar Anda. Wanita MENUNTUT pria agar bersikap sebagai gentleman, menghargai dan memperlakukan wanita dengan penuh hormat, tapi mereka sendiri tidak mau bersikap seperti seorang lady dan menghormati pria. Parahnya, mereka merasa tidak perlu berubah, karena, toh, dengan bersikap semaunya pun, semua pria sudah bertekuk lutut dan mengantri dengan ngarep di hadapan mereka.
Tanyakan diri Anda, apakah itu jenis wanita yang Anda inginkan? Apakah feminisme dan emansipasi setara? Bacalah artikel “Feminisme = Emansipasi = Setara“