“Masalah dapat membuat kita tetap terjaga di malam hari. Tapi penelitian baru dari UC Berkeley menunjukkan bahwa tidur malam juga dapat memperburuk masalah asmara”.
Psikologi UC Berkeley, Amie Gordon dan Serena Chen menemukan bahwa orang jauh lebih mungkin bertengkar dengan pasangan jika kurang tidur.
“Pasangan yang bertengkar akan lebih kuranng bahagia dan kurang sehat,” kata Gordon, seorang mahasiswa doktor di bidang psikologi dan penulis utama penelitian yang diterbitkan secara online dalam jurnal berjudul Social Psychological and Personality Science.
“Penelitian kami menjelaskan salah satu faktor yang menyebabkan pasangan terlibat dalam konflik yang tidak perlu dan berbahaya dengan menunjukkan bahwa pasangan mengalami konflik lebih sering dan parah setelah mereka kurang tidur,” tambahnya.
Meskipun beberapa studi sebelumnya menunjukkan bahwa kurang tidur memiliki dampak negatif pada hubungan, temuan baru ini menjelaskan lebih lanjut tentang bagaimana pasangan berkompromi untuk menghindari dan mengelola konflik pada saat kurang tidur, kata para peneliti.
“Untuk pertama kalinya, kita bisa melihat proses bagaimana sifat, tingkat, dan resolusi konflik secara negatif dipengaruhi oleh tidur yang buruk,” kata Chen, seorang profesor psikologi di UC Berkeley.
Para peneliti mengumpulkan data tentang kebiasaan tidur lebih dari 100 pasangan yang telah bersama-sama, rata-rata, selama hampir dua tahun. Peserta diukur perihal depresi, kecemasan dan stres lainnya dalam rangka untuk fokus hanya pada hubungan antara kualitas tidur dan hubungan konflik.
Dalam satu eksperimen, 78 remaja yang sedang menjalani hubungan memberikan laporan harian selama periode dua-minggu tentang kualitas tidur dan hubungan mereka. Secara keseluruhan, peserta melaporkan lebih sering berselisih dengan pasangan mereka di beberapa hari setelah kurang tidur.
“Bahkan di antara partisipan yang tidurnya relatif baik, tidur yang buruk lebih memunculkan banyak konflik dengan pasangannya di hari berikutnya,” kata Chen.
Dalam percobaan kedua, 71 pasangan datang ke laboratorium, dinilai bagaimana mereka tidur di malam sebelumnya, dan kemudian, ketika sedang direkam, membahas dengan pasangan mereka sumber konflik dalam hubungan mereka. Kemudian masing-masing pasangan menilai sendiri pasangannya saat berinteraksi dan dinilai apakah mereka bisa menyelesaikan permasalahan. Para peserta yang kurang tidur dan pasangannya melaporkan merasa lebih negatif terhadap satu sama lain selama diskusi konflik, menurut pengamatan dan laporan mereka.