Ladies, perlu diketahui bahwa semua laki-laki ingin terlihat maskulin di depan kita. Berbagai cara tentu dilakukan. Biasanya pria suka pamer abs, otot, atau keahlian bermain olahraga yang membutuhkan tenaga fisik. Tapi, kalau memakan makanan pedas?
Pernyataan ini nggak sembarang keluar. Lewat sebuah penelitian yang dilakukan oleh Pennsylvania State University, terungkap bahwa pria mengaku suka makanan pedas untuk memperlihatkan betapa maskulinnya dia, untuk mendapatkan “pengakuan sosial”.
Budaya memiliki pengaruh dalam hal ini, seakan-akan membentuk pandangan bahwa pria yang keren itu yang bisa menahan rasa panas yang membakar mulut dan lidah saat memakan cabai atau makanan rasa pedas.
Padahal belum tentu pria menyukai makanan pedas, bukan? Beberapa orang memang nggak tahan dengan sensasi tersebut. dan kenyataannya, Pria sebenarnya nggak terlalu menyukai sensasi rasa terbakar dari makanan pedas. Tapi dengan cara ini, dia menegaskan kelebihannya di antara pria lain. Singkatnya, seperti persaingan. Dalam penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa pria yang suka makanan pedas memiliki testosteron dengan jumlah yang tinggi.
Nadia Byrnes, salah satu peneliti menyebutkan kalau laki-laki menunjukkan korelasi negatif antara ketahanan dalam menahan rasa pedas dan kesukaannya dengan makanan rasa tersebut.
Berbeda dengan wanita. mereka memakan makanan pedas karena menyukai sensasi terbakar di mulut dan lidah, dan mengonsumsinya bukan karena ingin mendapat pengakuan sosial, melainkan karena menikmati sensasi pedas tersebut.
Peneliti melibatkan pria dan wanita dengan memberi besaran angka untuk mengetahui tingkat kesukaan mereka terhadap makanan pedas. Lalu mereka juga diminta untuk menilai diri sendiri seberapa kuat rasa tersebut saat dicoba. Dengan begini, para peneliti dapat mengetahui responden mana yang benar-benar menyukai makanan pedas dan mana yang sebenarnya nggak suka.
Dengan begini, kita jadi mengetahui kalau sebenarnya melahap makanan pedas adalah salah satu cara pria mendapat pujian dan terlihat maskulin. Untuk lebih jelasnya, mungkin kita harus bertanya pada kaum Adam. Apakah penelitian di atas sesuai dengan pikiran kamu?