Sepertinya sudah jadi hal yang lazim ketika berkumpul dengan keluarga besar, Anda menghadapi pertanyaan “kapan nikah?” atau “kapan nyusul?” yang membuat Anda malas menjawab dan sebal menghadapi si penanya. Mungkin juga Anda berusaha menghindari pertanyaan-pertanyaan sejenisnya dengan cara mengalihkan topik pembicaraan. Anda mungkin juga sudah menyiapkan argumen-
Pertanyaan “kapan nikah?” pada intinya nggak menanyakan hari dan tanggal rencana pernikahan Anda. Saya yakin Anda bisa menyadari bahwa pertanyaan tersebut nggak sesederhana itu karena ada banyak pertanyaan-pertanyaan lain yang tersirat dibaliknya. Beberapa di antaranya adalah:
- Apakah Anda sudah punya pacar?
- Kalau belum punya, apa alasannya?
- Kalau sudah punya, apakah secara finansial dan mental Anda sudah siap?
- Kalau belum, apa alasannya?
- Kalau bukan finansial dan mental yang jadi persoalan, apa alasan lainnya?
Anda bisa menyadari bahwa pertanyaan-pertanyaan tersebut sifatnya multilevel. Alasannya adalah si penanya menganggap Anda sebagai orang yang sudah layak menikah. Nggak mungkin ada orang yang bertanya “kapan nikah?” apabila Anda belum lulus kuliah atau belum bekerja. Maka dari itu, sebelum Anda sebal pada si penanya, coba periksa kekurangan diri Anda.
Jika Anda belum punya pacar, coba selidiki penyebab mengapa Anda susah laku. Cek lagi penampilan diri Anda, jangan-jangan Anda masih cuek soal penampilan. Cek lagi cara Anda berbicara ke orang lain, mungkin Anda terlalu serius dan kurang enak cara ngobrolnya. Cek juga cara Anda melakukan PDKT pada gebetan, siapa tahu Anda masih terjebak pada cara-cara lossy yang bikin gebetan Anda ilfil. Jangan sesekali memberi alasan sibuk bekerja, itu sudah basi!! Anda bisa menyadari bahwa sesibuk apa pun pekerjaan Anda, Anda tetap ingin memiliki seseorang yang bisa mengerti dan menyayangi Anda.
Apabila Anda sudah punya pacar, selidiki lagi apa yang menjadi persoalan dalam hubungan Anda. Apakah itu masalah finansial, mental, beda suku/agama, orang tua Anda, perilaku pacar, keluarga pacar? Komunikasikan masalah Anda pada si penanya “kapan nikah?” apabila Anda merasa bahwa si penanya bisa bersikap dewasa menghadapi curhatan Anda.
Problematika pertanyaan “kapan nikah?” sebenarnya nggak terletak pada siapa yang bertanya, pada acara apa, atau bagaimana pertanyaan itu disampaikan. Tetapi problematika itu ada pada diri Anda sendiri (dan mungkin pacar Anda). Semakin Anda nggak menyukai pertanyaan tersebut, semakin besar masalah yang Anda coba tutupi. Karena apabila Anda memang nggak punya masalah dengan diri Anda sendiri atau pacar Anda, Anda bisa menjawab pertanyaan “kapan nikah?” dengan sangat santai.
Salam glossy