Sosial menilai bahwa wanita adalah makhluk paling narsis. Dalam artian saat ini, narsis berarti suka berkaca, banyak fans, dan memiliki sejuta selfie. Namun, pandangan tersebut mungkin akan dipertimbangkan setelah membaca hasil penelitian yang dilakukan dari sebuah universitas di Buffalo, Amerika. Peneliti mengungkapkan bahwa wanita bukanlah makhluk paling narsis, melainkan pria.
Banyak laki-laki yang saling menunjukkan kekuatan dan kekuasan, dan akan melakukan hal apa saja untuk mencapai tujuannya. Aspek entitlement bahkan lebih buruk. Laki-laki suka untuk mengeksplotiasi pria lain untuk mendapatkan apa yang mereka kira adalah hak mereka.
Para peneliti belum dapat menemukan definisi secara biologis mengenai mekanisme yang menjelaskan perbedaan ini. Bisa dikatakan kalau evolusi memegang peranan penting, paling tidak derajat yang membuat pria lebih narsis daripada wanita. Dan sifat ini diturunkan melalui gen mereka. Tetapi, penentu paling besar membayangi, yakni norma sosial terhadap gender.
“Masing-masing pribadi cenderung mengobservasi dan mempelajari peranan gender sejak dini, dan mungkin akan menghadapi reaksi untuk menyimpang dari ekspektasi sosial,” ujar penulis utama Emily Grijalva. “Dalam sebagian kecil, wanita sering menerima kritik kasar untuk menjadi pribadi yang agresif dan berkuasa. Hal ini membuat wanita mendapat tekanan untuk menahan prilaku narsis. Tekanan yang datang lebih banyak daripada ke pria.”
Hal tersebut masuk akal. Pria yang memamerkan tubuh yang bagus dan berotot tidak hanya ditolerir, tetapi juga diberi pujian. Sedangkan wanita yang melakukan hal sama—memasang wajah atau tubuh yang cantik—lebih sering “dipatahkan” yang mengacu pada perilaku tidak feminin.
Perilaku narsis ini ternyata rumit sekali, sehingga melibatkan penelitian berpuluh-puluh tahun lamanya, dan hasilnya pria lebih narsis daripada wanita. Apakah kamu sependapatkah?