Hari sudah memasuki pertengahan minggu, teman kencan di akhir pekan belum juga mengkonfirmasi mau dijemput di Jumat malam. Pasca putus dua bulan yang lalu, Anda merasa sulit menemukan teman kencan. Semua wanita seolah menjauh. Sekalinya ada yang mau diajak kencan, besoknya langsung menghilang. Tak membalas BBM atau mengangkat telepon. Anda merasa kesepian dan sedang masuk dalam fase menyedihkan dalam hidup Anda. Hingga suatu pikiran muncul di benak: Kalau nggak ada teman kencan, masih ada mantan yang kayaknya nungguin gue.
Maka itulah yang terjadi, Anda mendadak teringat dengan masa lalu di saat sulit menemukan wanita baru. Anda mulai menghubungi mantan dan berniat untuk berkencan. Ibarat kasarnya, barang bekas yang sudah Anda buang ke tempat sampah di halaman, Anda ambil lagi dan dimasukkan ke rumah. Namun, nggak sedikit orang yang lebih memilih membawa barang bekas kembali. Alasannya mungkin beragam, salah satunya mungkin merasa bahwa yang dulu bisa lebih membuat nyaman, bahagia, dan tak perlu adaptasi lagi. Namun, apakah benar seperti itu?
Terus dikendalikan oleh masa lalu
Pernahkah terpikir di dalam benak Anda, bila kembali dengan mantan sama artinya dengan mencegah kemajuan Anda dalam dunia kencan? Kembali sama mantan, berarti kamu melewatkan pertemuan orang-orang baru, tak memiliki pilihan lainnya. Efeknya, di benak Anda hanya memikirkan bahwa mantan adalah orang yang paling baik, yang sebenarnya belum tentu seperti itu.
Yang rusak, tak bisa kembali utuh
Anda termasuk orang yang biasa dalam hubungan putus nyambung? Ow ow! Putus nyambung bukan menjadi solusi setiap pertengkaran atau masalah Anda, Guys! Mungkin awalnya Anda berpikir bahwa memberikan kesempatan kedua, bisa membuat hubungan kembali nyaman saat awal-awal pacaran. Salah besar. Sesuatu yang sudah rusak, tak akan bisa kembali seperti dulu. Ibarat cermin yang retak, kamu jelas tak akan nyaman untuk ngaca di sana kan? Jadi, jangan berpikir bahwa banyak kesempatan dalam sebuah hubungan bisa berubah jadi lebih baik. Sebab, tak ada orang yang bisa berubah selama masih berada di zona nyaman mereka.
Kecemasan yang terus terjadi
Anda bukan sedang ada di kartun Doraemon yang ada mesin waktunya. Makanya kenapa kita tak bisa pergi ke masa lalu, karena peranan masa lalu memang tetap berada di belakang kita, Guys. Mengingat masa lalu—apa pun masalahnya, hanya akan mengganggu emosional Anda. Anda semakin sulit untuk menemukan jalan ke depan dan ujung-ujungnya Anda akan merasa khawatir dengan masa depan itu sendiri. Anda penuh ketakutan, keraguan, dan kecemasan jika kembali dengan mantan pacar, sebab masalah yang dulu. Dengan begini, saya yakin bahwa masalah hanya akan terulang kembali.