Biasanya, pacaran jangka panjang memiliki rencana-rencana untuk masa depan. Entah masalah pernikahan, lokasi rumah nantinya, hingga obrolan tugas masing-masing saat sudah menikah nanti. Semua terasa indah, apalagi jika kalian memang berencana untuk bisa menikah dengan si dia. Nggak jarang dengan obrolan dan rencana tersebut, harapan-harapan dengan si dia melambung tinggi.
Namun, harapan kamu harus terhempas ke bawah saat menyadari bahwa hubungan kamu enggak bisa dipertahankan lagi. Tanpa kamu sadari bahwa masalah-masalah kecil telah merusak hubungan kamu dengan si dia. Keintiman yang dulu terbina kini tergantikan dengan jarak di antara kalian. Semua rencana yang dulu kalian bangun, hancur berantakan. Sedih? Tentunya. Kecewa? Pasti. Sakit hati? Nggak bisa kamu hindari.
Kamu mungkin salah satu orang yang bisa berpikir positif dengan perpisahan meskipun rasa sakit tidak bisa kamu hilangkan begitu saja. Namun, bagi kamu bahwa perpisahan adalah hal yang bisa membebaskan kamu dari hubungan yang tak sehat. Membuat kamu jauh lebih bahagia dan bisa menambah pengalaman kamu serta belajar bagaimana membangun sebuah relationship di masa yang akan datang. Namun, jelas enggak semua orang seperti itu, kan?
Atau lebih tepatnya kamu adalah orang yang selalu menganggap negatif sebuah perpisahan. Kamu enggak bisa terima saat pasangan mendadak meninggalkan kamu. Kekecewaan yang kamu rasakan enggak jarang membuat kamu jadi menyalahkan orang lain, entah mantan kamu atau orang-orang yang kamu anggap terlibat dalam perpisahan kamu.
Padahal, salah satu syarat utama untuk memudahkan proses move on adalah dengan tidak pernah menyalahkan orang lain.
Karena dengan menyalahkan orang lain, secara enggak langsung kamu seolah menjadi korban. Sedangkan saat kamu merasa menjadi korban, kamu semakin sakit hati karena menganggap bahwa kamu diperlakukan tidak adil. Karena diperlakukan tidak adil, kamu jelas akan berontak, entah dengan meminta balikan atau meneror pasangan—yang justru enggak akan membantu proses move on kamu sama sekali. Padahal semua masalah yang terjadi dalam hubungan adalah karena kesalahan kamu dan pasangan kamu terdahulu. Sama rata. Enggak berat sebelah. Kalau kamu merasa kesalahan bukan ada di pihak kamu, bukan berarti kesalahan sepernuhnya ada di pihak si dia, kan?
Jadi, berhenti untuk menyalahkan mantan, apalagi orang lain yang mungkin enggak tahu betul masalah kalian. Daripada menyalahkan mantan dan seolah menjadi korban, lebih baik instropeksi diri kamu sendiri. Apa saja kesalahan yang sudah kamu lakukan sehingga di masa yang akan datang kamu enggak melakukannya lagi.