Hubungan asmara tidak selamanya indah. Ada kalanya kamu harus berpisah dari pasangan karena berbagai sebab. Meski menyakitkan, kamu harus melaluinya.
Banyak yang tersakiti karena diputuskan, tetapi bagaimana denganmu yang terpaksa harus memutuskan hubungan?
Mungkin sekarang kamu menunda-nunda. Entah karena tidak ingin menyakiti hati pasangan, masih ragu-ragu, atau tidak ingin tega merusak hubungan.
Namun, kamu harus bisa bersikap dewasa dan bisa mengambil keputusan. Jika hubungan kalian memang tidak bisa berhasil meski sudah banyak berusaha, kamu harus bisa mengakhirinya dengan baik-baik.
Tidak ada cara memutuskan yang tidak menyakitkan hati pasangan. Namun, kamu bisa mengantisipasi segala drama yang bakal terjadi setelah kamu memutuskan hubungan.
Jernihkan dan mantapkan pikiranmu, dan lakukan 9 langkah ini.
1. Jangan PHP Pasangan. Ketahuan Sekali Betapa Pengecutnya Kamu Karena Tidak Bisa Memutuskan dengan Dewasa
Kecuali pasanganmu abusive, tidak sepantasnya kamu menghilang begitu saja darinya agar dia tahu kamu sudah tidak mau jadi pasangannya lagi. Bersikaplah dewasa dan datangi pasangan, katakan kamu sudah tidak mau berhubungan dengannya lagi.
Memang berat, jahat, sadis, tetapi mau bagaimana lagi?
Kalau kamu dewasa, kamu pasti bisa mengakhirinya dengan kejelasan dan kepastian yang benar.
2. Putuskan Dia Secara Langsung. Hindari Memutuskan Dia Lewat Media Sosial atau Telepon
Memutuskan pasangan lewat chatting atau telepon hanya menunjukkan betapa tidak dewasanya kamu menghadapi konflik. Putuskan dia secara tatap muka.
Kalau kamu sedang LDR, minimal putuskan dia lewat telepon atau video call. Hindari jauh-jauh memutuskan lewat chatting dan media sosial. Kalau kamu merasa bukan bocah, kamu harus bisa mengatasi hal-hal berat seperti ini.
3. Langsung Akhiri Saja. Jangan Ulur-Ulur Waktu Lagi Karena Gugup
Sooner you get it done, sooner it will be over. Jangan menunggu besok, lusa, atau malah minggu depan. Semakin kamu mengulur, pasangan akan menyadari gerak-gerikmu yang seperti menyembunyikan sesuatu.
Kamu harus siap memutuskan hubungan. Lebih cepat, lebih baik demi kebaikan kalian berdua.
4. Akhiri Hubungan dengan Lugas. Saat Dia Menanyakan Kenapa Kamu Ingin Putus Dengannya Jangan Berbelit-belit Memberi Alasan
Contohnya, katakan dengan lugas seperti ini, “Maaf, aku nggak bisa nerusin hubungan kita. Kamu nggak salah apa-apa, akunya yang memang kurang siap ngejalanin hubungan ini.”
Ucapan itu terdengar jauh lebih baik daripada, “Aku mau putus sama kamu karena kamu nggak pernah ada buat aku. Kamu nggak pernah dengerin aku, aku capek!”.
Kamu bakal mengundang debat dan drama tak berujung yang hanya membuang energi dan waktumu.
5. Buatlah Batas Antara Kamu dan si Dia Setelah Putus
Bisakah kamu berteman dengannya setelah putus? Bisakah kalian berkomunikasi meski kamu sudah jadi mantannya? Masih bisakah kalian berteman di media sosial?
Ada baiknya kalian menentukan batas tertentu yang bisa kamu lakukan atau tidak dengan mantan. Dengan menentukan batas, mantan kamu bisa tahu seperti apa kamu ingin diperlakukan setelah putus.
Jika dia tidak bisa menghormati batas darimu, kamu harus bisa bersikap tegas.
6. Jangan Plin-Plan! Bersikaplah Tegas dan Jangan Mudah Berubah Pikiran
Banyak orang yang kembali lagi dengan mantannya setelah mereka memutuskan hubungan karena sang mantan memohon-mohon, meminta maaf, menangis, dan berjanji akan berubah.
Jangan mudah tergoda! Tidak sepantasnya kamu menerima kembali pasangan karena kasihan.
Katakan padanya, “Aku paham kamu sedih, tapi maaf, kita sudah putus dan aku nggak bisa balikan lagi sama kamu.” lalu pergilah.
7. Jangan Sok Peduli dengan Mantan! Kamu Hanya Membuat Dia Ngarep dan Mengganggu Proses Move On
Kalau kamu berpikir untuk menanyakan kabar si dia karena kamu masih peduli, lupakan saja. Kamu hanya mengganggu proses move on kalian.
Kalian butuh waktu masing-masing untuk menyembuhkan diri.
Meski si dia yang mengajak kamu komunikasi atau ketemuan, kamu tidak perlu menanggapi ajakannya. Sadari bahwa kalian belum siap untuk kembali berkomunikasi, jadi jangan sok peduli.
Seperti apa langkah pasti harian agar move on? Klik ini ⬇⬇⬇
8. Kembalikan Barang-Barang Milik Mantan Agar Tidak Memicu Drama
Biasanya, kalau orang yang baru saja diputuskan akan melakukan sesuatu yang kekanakan, seperti melabrak kamu di chat, menelepon kamu berkali-kali, atau malah modus dengan bertanya apakah barang milik si dia masih ada padamu.
Kalau dia melakukan modus ini, langsung kembalikan saja barang miliknya tanpa basa-basi. Dan sebaliknya, jika ada barang milikmu masih dipegang oleh si dia, minta dia untuk segera mengembalikannya padamu.
9. Jangan Pernah Balas Dendam Atas Kesalahan Pasangan yang Menjadi Sebab Putusnya Hubungan
Kalau kamu memutuskan dia karena dia membohongi kamu, selingkuh, atau perbuatan lainnya yang merugikan hubungan, kamu tidak patut membalas perbuatannya. Bukannya membuat kamu puas dan lega, kamu malah makin sakit hati dan jadi susah move on.
Fokus saja move on dan membahagiakan diri sendiri!
Untuk mempermudah kamu melangkah harian tanpa perlu banyak berpikir lagi, silakan men-download ebook MOVE ON DALAM 30 HARI yang kan membimbing kamu menemukan kebahagiaan diri kembali yang sempat hilang karena putus cinta.
Di dalamnya, kamu akan menemukan banyak materi seperti:
- Bagaimana cara mencari kesibukan yang positif, bukan asal sebagai distraction.
- Bagaimana cara mengubah kesedihan yang Anda rasakan sehingga terlihat bodoh dan Anda jadi merasa enggan dan konyol menangisi hal tersebut.
- Bagaimana caranya kembali bergaul dan bertemu lawan jenis yang baru.
- Bagaimana caranya membangun kembali rasa keberhargaan diri yang rusak karena ulah mantan.
- Dan masih banyak lagi, hal baru akan Anda pelajari dalam bentuk learning by doing setiap harinya! Sampai Anda merayakannya dengan teman-teman di hari ke-30 (perayaan ini termasuk di dalam PR yang akan Anda terima!)
Jika Anda melakukan langkah-langkah yang ditulis di dalam ebook tersebut, maka Anda akan move on hanya dalam 30 hari.
Anda tidak percaya bakal secepat itu? Yes, kalau langkahnya tepat, Anda tidak perlu bersusah payah meninggalkan masa lalu.
Ingin tahu isi materi di ebook tersebut?