Putus Bukan Mainan!

Jika berbicara masalah mantan sepertinya nggak ada habisnya. Kamu dan pacar sudah putus beberapa bulan yang lalu karena si pacar ketahuan sedang dekat dengan wanita/pria lain. Memang sih saat itu dia nggak selingkuh, hanya sekadar dekat dengan teman lawan jenis itu. Tapi karena keburu emosi dan sifat kekanak-kanakan kamu keluar, nggak lama kamu putusin pacar. Dan parahnya lagi si mantan malah jadian sama orang yang kamu tuduh selingkuhan itu.

Atau kamu putus sama mantan kamu karena si dia terlalu cemburu, posesif, dan kekanak-kanakan. Sifat itu yang ngebuat kamu gerah dan akhirnya memutuskan untuk berpisah. Selang sebulan dia sudah menemukan pacar baru.

Sedangkan kamu?

Kamu masih nyaman dengan status jomblo kamu karena bisa berkenalan dengan beberapa wanita/pria. Sayangnya, kamu berpikir bahwa nggak semudah itu move on dari mantan. Seberapa banyakpun orang baru yang datang ke hidup kamu, ternyata nggak menarik hati kamu. Sedikit perasaan kamu menyesal mutusin mantan kamu.

Ya, habis dulu emosi sih, dia juga mau aja lagi putus sama gue.

Pernah merasa seperti itu? Menyesal setelah putus sama si mantan. Lucunya, biasanya yang diputusi yang akan mengejar balik, tapi ada beberapa orang yang sudah memutuskan malah mengejar si mantan untuk bisa kembali.

Dalam sebuah hubungan, tentu masalah nggak ada habisnya. Baru selesai masalah satu muncul masalah dua karena kamu dan pacar nggak menuntaskan masalah hingga kelar sehingga masalah menumpuk. Dan tentu saat ada perasaan bahwa dia bukan yang terbaik kamu ingin putus sama si dia tanpa berpikir panjang.

Jika memang masalah terlalu berat dan ingin putus, cobalah untuk berpikir matang-matang. Apa saja keuntungan dan kerugian jika kamu berpisah sama dia.

Dan kalau memang tekat untuk putus sudah bulat maka terimalah karena kamu yang ingin seperti itu awalnya—meskipun si mantan juga akhirnya mau.

Beberapa wanita—khususnya yang belum berpikir dewasa, kata putus seperti permainan dan ajang pembuktian. Ada beberapa wanita yang berkata putus cuma bercanda. Nggak sepenuhnya serius karena dia juga mau saat berkata putus si pacar akan menolak dan memohon-mohon untuk ditinggalkan—haus akan permohonan dan merasa dibutuhkan. Semoga kamu bukan wanita seperti itu, atau bukan pria seperti itu.

Sayangnya, nggak semua pria akan memohon-mohon sama kamu untuk tetap bertahan saat kamu mutusin dia. Bagaimana jika memang si dia masih sayang, namun dia merasa gagal membuat kamu bahagia makanya kamu putusin dia. Dan kegagalan itu ngebuat dia terima kamu putusin.

Terus kamu nyesel karena mencoba cari bukti keseriusan pacar kamu dengan sok-sokan minta putus. Mau balikan, eh dia sudah punca pacar.

Putus, bukan bahan mainan. Saat sudah yakin putus maka pikirkan itu matang-matang. Jangan berpikir untuk bisa mendekati mantan kamu lagi karena bisa saja masalah yang dulu keulang lagi.

Dulu dia manja, kekanak-kanakan, cemburuan. Tapi sama pacarnya yang baru kayaknya nggak deh. Berarti dia berubah.”

Terus?

Terus mengapa kalau mantan kamu sudah belajar jadi pribadi yang lebih baik?

Lalu mengapa jika mantan kamu menjadi terlihat lebih menarik dan sesuai dengan harapan kamu?

Hanya karena dulu dia punya sifat jelek dan kamu “buang” dan begitu dia bisa jadi yang lebih baik, bukan berarti kamu bisa ambil lagi kan? Berpikir bisa dekat lagi sama mantan kamu, apalagi sampai merebutnya dari pacarnya yang baru.

Dan jika memang kamu berpikir seperti itu, berarti kamu belum mampu jadi pribadi yang lebih baik seperti mantan kamu. Dan tentu aja, mantan kamu pasti nggak mau balikan sama orang seperti kamu. Selamat, ya.