Ini yang Kamu Rasakan Saat Patah Hati

Jatuh cinta nggak selamanya berujung dengan keindahan. Bisa jadi asmara berakhir dengan perisahan atau penolakan. Di mana ada pertemuan, di situ ada perpisahan.

Mungkin kita siap untuk jatuh cinta lagi, namun apakah kita siap pula untuk berpisah lagi? Ketika berpisah dengan orang yang kita cinta, kita akan merasakan patah hati. Rasanya sakit dan menyiksa. Nggak heran banyak orang yang susah untuk move on, stress, depresi, hingga dapat berbuat hal aneh seperti menyakiti diri sendiri atau orang lain. Kemungkinan terburuknya, mengakhiri hidupnya sendiri.

Patah hati nggak hanya melukai perasaan saja, tetapi juga berdampak pada kondisi fisik dan psikologis seseorang. Mungkin kamu nggak sadar dengan kenyataan tersebut. Oleh karena itu, kita ketahui sekarang hal-hal yang dirasakan tubuh saat patah hati.

Kondisi fisik

Tubuh Merasa Sakit

Perlu kamu ketahui, saat patah hati, secara langsung atau nggak langsung otak akan member sugesti kalau bukan hanya perasaanmu saja yang merasa sakit, melainkan seluruh tubuhmu juga merasakan sakit. Naomi Eisenbuerger, Ph.D, seorang asisten professor dari University of California, mengatakan bahwa saat seseorang mengalami patah hati, seluruh bagian tubuh juga akan merasa sakit. Hal ini karena otak dan perasaan memiliki peranan penting dalam menentukan kesehatan kala orang itu bahagia atau bersedih.

Maka, nggak heran kalau kamu merasa lemah dan kecewa yang mendalam saat patah hati.

Perubahan Berat Badan

Saat patah hati, ada dua cara yang dilakukan seseorang untuk melampiaskan perasaan tersebut. Makan banyak atau nggak makan sama sekali. Kalau dia memilih untuk melahap banyak makanan saat patah hati, ia akan mengalami kenaikan berat badan dan menjadi gemuk.

Sebaliknya,ada juga seseorang yang kehilangan mood untuk makan karena patah hati sehingga ia memilih untuk nggak makan sama sekali. Pilihannya ini nggak hanya membuat berat badannya berkurang, tetapi juga akan mengalami masalah kesehatan pada pencernaannya.

Kondisi Psikologis

Berkurangnya Semangat

Patah hati bukanlah keadaan yang menyenangkan. Kamu akan merasa sedih, murung, dan nggak semangat untuk melakukan apapun. Hidup akan terasa lebih berat saat kamu merasakan sakitnya patah hati itu.

Sebuah studi mengatakan bahwa saat patah hati, otak seseorang akan dipenuhi dengan hormon kortisol dan epinefrin yang ternyata adalah pemicu stress. Berbeda saat sedang jatuh cinta, otak dipenuhi dengan dopamine dan oksitosin, yakni hormon pemicu kebahagiaan dan semangat.

Depresi

Karena otak dipenuhi dengan hormon pemicu stress, orang tersebut akan mengalami depresi. Sehingga banyak yang sedang patah hati memilih unutk menyendiri, berdiam diri, dan berteman dengan kesepian.

Erica Slotter, Ph.D, psikolog dari Northwen University mengatakan bahwa seseorang cenderung merasa tertekan dan bertanya-tanya mengenai jati dirnya saat sedang patah hati. Ia akan bertanya-tanya tentang kelemahan dan kesalahan dalam dirinya. Kalau hal ini nggak bisa dikendalikan dengan baik, nggak jarang ia akan menyakiti dan membenci dirinya sendiri.

Itulah yang tubuh dan jiwamu rasakan saat patah hati. Jangan sampai kamu menyakiti diri sendiri ketika patah hati, ya. Berusahalah melawan rasa sakit dan depresi tersebut. Memang susah, namun kamu harus mencoba. Mintalah teman untuk membantumu bangkit dari rasa sakit.

Patah hati memang menyakitkan. Namun, saat itulah kamu dipisahkan dengan orang yang nggak tepat untukmu.