Pernahkah kamu mendengar istilah “mencekik seseorang dengan kebaikan”? Pasti kamu senang dipedulikan dan diperlakukan baik oleh pasangan. Terkadang, kamu cukup melakukan hal kecil untuk memberitahu pasangan kamu peduli padanya. Tetapi, bagaimana jadinya kalau semua kebaikan yang kamu lakukan tersebut malah mencekik dan mengekang pasanganmu? Saat dia protes, kamu langsung marah, “Kan niat aku baik, kenapa kamu tolak, sih!?”
Jika begitu, artinya kamu hanya melakukan kebaikan untuk dirimu sendiri. Bisa saja saat kamu memberi perhatian pada pasangan, kamu malah tidak memerhatikan dirimu sendiri. Kebaikan yang tidak mencekik adalah yang tidak hanya membahagiakanmu, tetapi juga menyenangkan hati pasangan. Nah, seperti apa sikap-sikap ‘baik’ kamu yang malah mencekik pasangan?
1. Sedikit-Sedikit Menegur Pasangan
via The Stocks
Pernahkah kamu menegur pasangan saat dia melakukan sesuatu yang menurutmu tidak baik? Tanpa ba-bi-bu, kamu langsung mengomelinya di tempat. Saat dia protes, kamu malah berkata, “Ini kan demi kebaikan kamu!”
Hmm… kenapa kedengarannya kamu malah seperti orang tuanya pasangan, ya? Langsung memarahi dan menegur pasangan kelihatannya baik untuk pasangan, tetapi dia malah jadi tidak bisa bernapas dalam hubungan. Walaupun sulit, tahanlah godaan untuk menegurnya. Daripada dibuat jadi bahan pertengkaran, sebaiknya cari tahu dulu mengapa apa yang dia lakukan membuatmu kesal setengah mati. Setelah itu, utarakan dengan rasional dan tenang. Meminta maaflah jika diperlukan. Yang terpenting, kamu dan pasangan sama-sama bisa bernapas lega.
2. Bersikap Berlebihan
via The Stocks
Misalnya, pasangan hari ini sedang berulang tahun. Kamu membuat pesta besar untuk merayakannya. Padahal kamu tahu dia seorang introvert, pesta besar tidak membuatnya nyaman. Ketika dia memintamu untuk dirayakannya secara sederhana saja, kamu marah karena berpikir dia tidak menghargai usahamu.
Nah, kalau kamu adalah tipe yang selalu antusias tentang apa saja—sekecil apapun itu—bersikap berlebihan tetaplah bukan cara yang tepat untuk mengekspresikannya. Kurangi sedikit entusiasme kamu dengan merayakannya sedikit demi sedikit secara rutin. Misalnya, untuk yang sudah menikah, kamu dapat mencium pasangan setiap hari saat bangun pagi atau sebelum tidur. Membelikannya hadiah kecil berupa bunga, pulpen, atau cokelat setiap bulan. Bahkan mengucapkan terima kasih pun bisa menjadi bentuk kasih sayang yang bisa kamu tunjukkan, lho.
3. Melarang Pasangan Berkumpul dengan Temannya
via Flickr
Ada kalanya kamu melarang pasangan berkumpul dengan seorang atau beberapa orang temannya karena bagimu, mereka memberi pengaruh buruk pada pasanganmu. Kamu boleh beralasan demi kebaikan pasangan. Tetapi, sekali lagi, kamu bukan orang tua pasangan. Melarang pasangan melakukan sesuatu malah menjadi tanda kamu tidak mempercayai pasangan. Kamu tidak percaya pasangan tidak akan terpengaruh oleh teman-temannya yang tidak baik.
Sama seperti poin pertama, pikirkan lagi alasan kamu melarang pasanganmu berkumpul dengan temannya. Apakah mereka benar-benar tidak baik atau kamu hanya cemburu/insecure? Apakah kamu hanya merasa pasangan kurang cukup menghabiskan waktunya bersamamu? Klarifikasikan juga dengan pasangan. Jangan sampai masalah ini membuatmu berasumsi yang tidak-tidak.
4. Suka Mengatur
“Jangan pakai baju seksi, ah! Nanti kamu kenapa-kenapa gimana?”
“Kamu nggak boleh makan kue, nanti kamu tambah gendut!”
“Kalau mau keluar rumah, seminggu sekali aja! Nanti kamu kecapekan.”
Kalau kamu mengatur pasangan seperti itu, pastilah karena kamu sangat mencintai pasangan dan ingin dia baik-baik saja. Akan tetapi, walaupun dia pasanganmu, dia tetaplah individu yang berhak melakukan apa saja dalam hidupnya tanpa diatur-atur olehmu. Dia tidak hanya merasa dibatasi, tetapi lama-kelamaan dia akan tercekik oleh aturan-aturan ribet darimu.
5. Mengkritik Pasangan
Sesekali memberi kritikan yang membangun untuk pasangan sah-sah saja. Lalu, bagaimana jadinya kalau kritikanmu ternyata hanya bertujuan untuk merendahkan pasangan? Kamu memang tidak sadar, tetapi pasangan merasa sakit hati dan tidak dihargai. Saat dia protes, kamu malah mengelak bahwa kamu mengkritiknya demi kebaikan dia.
Sebelum kamu mengkritik, pikirkan lagi. Apakah sikap pasangan patut dikritik karena dapat merugikan hubungan kalian? Apakah kamu benar-benar peduli atau tanpa sadar hanya mencerminkan insecurity kamu pada pasangan?
Pada akhirnya, kamu tetap harus memikirkan segala konsekuensinya sebelum melakukan sesuatu. Kamu boleh menganggap apa yang kamu lakukan sekarang demi kebaikan pasanganmu, tetapi bisa saja kamu hanya mencekik pasangan sedikit demi sedikit dalam hubungan kalian.