Bagi sebagian pasangan yang sudah menikah, memiliki anak adalah keputusan yang perlu dirundingkan. Mereka merasa lebih baik menunda memiliki anak, walau sebagian pasangan menikah lainnya ingin segera memiliki anak. Alasannya cukup beragam. Ada yang ingin menikmati masa-masa indah bersama suami dulu, masin ingin mempertahankan karier mereka (khususnya wanita), atau belum siap disibukkan dengan kehadiran anak. Memiliki anak, bisa mengubah segalanya dalam kehidupa rumah tangga nanti.
Dampak buruk yang besar? Dengan memiliki anak pertama? Tentu terdengar aneh bukan? Tetapi, begitulah yang diungkapkan, bahwa memiliki anak dapat memberi dampak buruk pada kebahagiaanmu, lebih buruk daripada dampak perceraian, pengangguran, dan kematian pasangan. Tanggung jawab menjadi orang tua dapat membuat jalan hidupmu menjadi mimpi buruk daripada kehilangan yang kamu cintai.
Dalam sebuah studi terbaru yang terbit pada jurnal Demography, peneliti Rachel Margolis dan Mikko Myrskyla melibatkan 2.016 warga jerman yang belum punya anak saat penelitian berlangsung, dan melanjutkan penelitian sampai dua tahu setelah kelahiran anak pertama dari para responden.
Para responden diminta untuk mengukur kebahagiaan mereka dari 0 (sangat nggak bahagia) sampai 10 (sangat bahagia) ketika menjawab pertanyaan: “Seberapa bahagianya kamu dengan kehidupanmu, dengan mempertimbangkan semua hal?”
Para responden ini nggak ditanya secara spesifik mengenai parenting. Karena nggak ada satu pun yang ingin memecahkan ilusi bahwa menjadi orang tua nggak selalu dipenuhi dengan bunga dan kebahagiaan, tetapi membesarkan anak dapat menjadi sebuah hal yang menantang dan terkadang memusingkan pikiran.
Sebanyak 73% responden menunjukkan penurunan kebahagiaan setelah kelahiran anak pertama, dibandingkan dengan 27% yang dilaporkan mengalami peningkatan kebahagiaan atau nggak ada perubahan. Dampak dari pengalaman negatif adalah banyak orang tua yang berhenti memiliki anak setelah kelahiran yang pertama.
Data penelitian menunjukkan bahwa semakin besar kerugian dalam kesejahteraa responden, semakin kecil kemungkinan memiliki bayi kedua. Efek ini sangat kuat khususnya bagi orang tua yang berusia di atas 30 tahun, dengan pendidikan yang lebih tinggi.
Artikel ini bukan bermaksud untuk menakut-takutimu, khususnya bagi yang ingin memiliki anak. Namun, perlu kamu ingat bahwa membesarkan anak juga butuh perjuangan. Namun daripada fokus pada ketidak-bahagiaan yang dirasa saat memiliki anak, lebih baik hargai setiap momen bahagia yang membuat hatimu berbunga-bunga karena cinta. Karena, memiliki anak pun nggak seburuk yang orang pikirkan. Ada kebahagiaan tersendiri dengan memiliki anak di tengah-tengah kamu dan pasangan.