Bangga Dibilang Mirip Ibunya?

Anggapan yang berkembang dalam romansa perempuan dan laki-laki adalah laki-laki akan mencari perempuan yang mirip ibunya. Apa benar begitu? Di sini kita akan membahas secara logis apakah anggapan itu salah atau benar.

Anggapan itu berangkat dari teori Lacan, aliran Freudian yang menelaah tentang perbedaan bahasa ibu dan bahasa ayah. Pemikiran ini menganggap pada masa kecil, anak dan ibu merupakan satu kesatuan. Namun, ketika pada masa tumbuh kembangnya, si anak ini akan menyadari gendernya dengan memeriksa jenis kelaminnya. Apabila si anak itu perempuan maka masa dia terus bersama ibunya akan lebih lama sedangkan pada anak laki-laki masa kebersamaan dengan ibunya terputus, karena itu si anak laki-laki akan selalu merindukan sosok ibunya.

Tapi apa benar laki-laki akan mencari pasangan yang mirip sosok ibunya?

Rasa rindu terhadap ibu dari anak laki-laki akan selalu ada tetapi, pada kenyataannya pria tidak mungkin memiliki ketertarikan seksual terhadap ibu yang dikasihinya.

Anggapan yang berkembang melalui media bahwa pria mencari sosok perempuan yang mirip ibunya mendorong kalian Ladies, justru malah bersikap seperti ibu bagi pacar kalian.

Kalian merangkap menjadi pacar, ibu, sekertaris, asisten pribadi, dan kalian sering kali lupa untuk menjadi pacar. Alhasil, jika kalian bersikap seperti itu, si pria akan merasa kehilangan kemandiriannya dan hubungan kalian bisa saja berakhir dengan kalimat “kamu terlalu baik buat aku”.

Memang, boys will be boys tetapi bukan berarti kamu mencabut kemandiriannya. Kamu membobardir dia dengan pertanyaan setiap harinya “Sudah makan belum?”, “Jangan lupa ibadah”, “Kamu rapat jam 10 loh, “Bangun dong sayang”, dan beribu pesan lainnya. Belum lagi kamu seakan-akan mengarahkan masa depannya dengan apa yang kamu inginkan, karena kamu merasa sudah memiliki dia dan masa depan dia adalah tanggung jawab kamu juga.

Jadi, tetaplah jadi pacar yang baik. Biarkan dia dengan berantakannya itu, dengarkanlah keluhan dia, beri perhatian, biarkanlah dia berkreasi apa yang dia suka, karena kekasih kamu itu bukan diri kamu. Kalian adalah dua subjek utuh yang memutuskan untuk menjalin relasi untuk saling membahagiakan, bukan melebur jadi satu tubuh dan malah merepotkan satu sama lainnya. So, be happy girls!