Etika Bertengkar via Pesan Teks

Kesalahpahaman kecil di antara kamu dan pasangan tentu akan menimbulkan emosi yang sulit sekali ditahan. Bagus sekali kalau setiap pertengkaran kamu dan pasangan sudah tak saling sindir di social media atau di status BBM. Akan lebih bagus jika kalian bertemu untuk membicarakan masalah. Namun, bagaimana jika kamu sedang LDR sama dia? Bagaimana jika sudah larut malam pertengkaran timbul sehingga nggak memungkinkan untuk bertemu saat itu juga—apalagi jaraknya harus ditembuh hingga dua jam. Atau saking tak bisa menahan emosi hingga bertemu, tak jarang terjadi electronic fight (e-fight) atau bertengkar via media elektronik atau messenger. Kamu sering seperti itu? Bagi beberapa orang bertengkar melalui messenger sepertinya lebih aman karena tak bertatap langsung meskipun risikonya lebih besar karena akan ada kesalahpahaman lainnya. Nah, bagaimana etika bertengkar di messager agar tak semakin parah? 

Hati-hati dalam Mengetik

Emosi yang tak terkontrol, malah membuat kamu jadi seseorang yang berbeda. Jika kamu yang tak biasa berkata kasar saat bertemu langsung, tak menutup kemungkinan akan melakukan itu saat e-fight. Pikirkan dulu kalimat yang akan kamu kirim ke dia. Jika perlu baca hingga tiga kali agar kamu sadar bahwa kalimat yang kamu gunakan tidak kasar dan tak dapat menyakiti dia.

Jangan Gunakan Huruf Kapital

“KAMU TAU KAN KALAU AKU LAGI SAKIT? BUKANNYA KASIH PERHATIAN MALAH ASIK SAMA TEMEN-TEMEN KAMU. KAMU NGGAK NGERTIIN AKU BGT.”

Saya yakin 100 persen kalau kamu yang membaca kalimat itu pasti dengan nada tinggi dan seolah berteriak. Itulah yang dirasakan oleh pasangan kamu jika membaca pesan teks yang menggunakan huruf kapital. Meskipun kamu ingin memberikan tekanan di satu kata pun, sebaiknya tidak menggunakan huruf kapital sama sekali. Tak mau kan pasangan mengira kamu sedang membentak dia?

Hati-hati dengan Tanda Seru!

“Kok kamu nggak pake DP kita berdua sih?! Terserah kamu deh!!!!”

Ciri orang yang sedang marah bukan hanya dengan menuliskan kata-kata menggunakan huruf kapital, tetapi juga tanda seru. Seberapa banyak tanda seru yang kamu gunakan semakin menunjukkan kalau kamu sedang emosi bahkan juga memerintah.

Wajib Menjawab

Malas sekali meladenin orang yang sedang emosi—yang penuh dengan huruf kapital dan tanda seru. Makanya terkadang lebih baik membiarkan pasangan yang sedang dipenuhi emosi ketimbang meladeninya. Hal itu memang tak sepenuhnya salah. Hanya saja, kamu tetap wajib menjawab pesan teks dia. Jangan hanya menjawab “Ok” atau “Terserah” bahkan tak menjawab sama sekali karena itu menunjukkan ketidakpedulian kamu terhadap masalah di antara kalian. Kalaupun kamu sedang malas meladeni si dia yang sedang emosi, sebaiknya gunakan kalimat seperti, “Kamu sekarang tenangin diri dulu. Kalau udah kita bicarain masalahnya biar nggak sama-sama emosi.”

Kurangi Emoji atau Emoticon

Kamu mengaku kalau kamu salah dan mencoba meminta maaf dengan tambahan emoji menangis di setiap pesan yang kamu kirim. Percaya deh, emoji yang kamu gunakan sebenarnya memperburuk pertengkaran di antara kalian. Dia menganggap bahwa kamu hanya pura-pura menangis, menganggap kalau kamu nggak serius dan mengangap remeh masalah di antara kalian. Sebaiknya, lupakan dulu emoji—apalagi berniat untuk mencirkan suasana.