Rumah Tangga Berubah Jadi Lingkungan Abusive Karena Ini

Amy baru saja mendengar suaminya Gery, memasuki rumah sepulang kerja. Amy terkejut melihat Gery melempar tas dan jaketnya ke atas sofa dengan marah. Amy tahu belakangan ini keadaan Gery di kantor sedang memburuk. Dia cukup biasa mendengar omelan dan kemarahan Gery karena hal tersebut.

Tommy selalu terganggu melihat istrinya, Amanda selalu menggeletakkan sepatu, pakaian, dan aksesorisnya secara sembarangan di sekitar rumah. Sudah berulang kali Tommy mengingatkan Amanda bahwa dia tidak suka melihat istrinya serampangan seperti ini. Tetapi, nasihatnya tidak pernah mempan. Hari ini, kemarahan Tommy sudah tak terbendung lagi saat dia pulang ke rumah dan melihat banyak pakaian Amanda menumpuk tak terurus di kamar.

Rumah tangga bisa menjadi surga bagi pasangan. Namun, rumah tangga juga menjadi tempat di mana semua topeng kesopanan dan pikiran rasionalmu terlupakan begitu saja. Meskipun pasangan bisa menjadi sumber kasih sayang dan kenyamanan, tetapi juga bisa menjadi pemicu kemarahanmu kapan saja. Jika tidak segera diatasi dengan cerdas, rumah tangga akan berubah jadi lingkungan abusive. Inilah alasan mengapa rumah tangga bisa berubah menjadi lingkungan abusive.

1. Rumah Tangga Adalah Tempat Kamu Menunjukkan Dirimu yang Sesungguhnya


via Pixabay

Saat pergi ke kantor, kamu langsung memasang pribadimu yang profesional. Sesampainya di rumah, persona tersebut langsung hilang, digantikan oleh pribadimu yang sesungguhnya. Pada hari positif, kamu akan jadi pribadi yang hangat, mesra, lucu, dan masih banyak lagi. Akan tetapi, saat kamu stres, sisi tergelapmu muncul dan berpotensi menyakiti pasanganmu.

2. Sepanjang Rumah Tangga Dijalani, Pemicu Kemarahan Akan Selalu Muncul


via Pixabay

Ada berbagai macam pemicu kemarahan yang sering kali tidak kita sadari. Baik lewat penglihatan, suara, bau, apa pun bisa menjadi pemicu kemarahan saat kamu masuk ke rumah. Buat Amy adalah saat suaminya pulang ke rumah sambil marah-marah. Buat Tommy adalah saat melihat Amanda mulai serampangan lagi. Pemicu atau trigger tersebut dapat bikin kamu jadi gelap mata dan nekat melakukan kekerasan dalam rumah tangga.

3. Jika Tidak Segera Diatasi, Rumah Tangga Akan Hancur Perlahan


via Pexels

Gabungkan pemicu tersebut dengan kemarahan dan reaksi pasangan. Amy yang kesal Gery selalu marah-marah setiap pulang kerja membuat Gery makin berang lalu mereka bertengkar tanpa henti. Tommy yang gelap mata langsung membentak Amanda. Amanda yang tidak terima ikut membentak Tommy. Apakah permasalahan bisa diselesaikan dengan cara ini? Tentu tidak.

Bagaimana Cara Agar Konflik Tidak Mengubah Rumah Tangga Jadi Lingkungan Abusive?

Konflik dan pertengkaran adalah hal lumrah dalam hubungan. Apabila dihadapi dengan sehat, konflik malah bisa menjadi kesempatan untuk berkembang sebagai pasangan. Berikut ini adalah cara mencegah konflik tidak mengubah rumah tangga jadi lingkungan abusive.

1. Selalu Cek Mood Kamu Sebelum Pulang ke Rumah


via Pexels

Dalam perjalanan pulang atau saat bangun pagi, cek suasana hati kamu. Dalam skala 1-10, dengan skala 1 sebagai tanda kamu tenang dan bahagia hingga 10 sebagai tanda kamu stres dan marah. Jika kamu sudah mencapai angka 5 ke atas, saatnya ambil tindakan positif atas emosimu.

2. Beritahu Pasangan


via Pixabay

“Sayang, maaf banget hari ini aku lagi bad mood.”

“Hari ini aku habis dimarahin bos. Maaf kalau nanti aku tiba-tiba marah-marah nggak jelas di rumah.”

Memberitahu pasangan lebih dulu soal emosi kamu akan memberi kesempatan pasangan untuk mengantisipasi mood kamu. Ini jauh lebih baik daripada tiba-tiba membentak, membanting barang, cemberut, atau diam tanpa alasan jelas.

3. Miliki Solusi Untuk Mengatasi Emosi Negatifmu


via Free Stocks

Seandainya saja Tommy menjauh dari Amanda sejenak untuk menenangkan diri, hasilnya akan lebih baik daripada langsung membentak. Jika Gery juga memberitahu kondisinya pada Amy, istrinya juga punya waktu untuk menciptakan keadaan rumah yang kondusif demi menyenangkan Gery saat pulang.

Pasangan tidak akan bisa paham emosi kamu kalau kamu tidak cerita. Minta bantuan secara langsung. Mungkin kamu butuh waktu sendiri selama beberapa jam atau meminta tolong pasangan melakukan sesuatu buatmu. Apa pun itu, komunikasikan dengan jelas sebagai solusinya.

4. Segera Temukan Solusinya


via Pexels

Tommy dan Amanda perlu diskusi dengan kepala dingin soal kebiasaan buruk Amanda. Gery dan Amy perlu merencanakan quality time berdua untuk menjernihkan pikiran Gery. Solusi haruslah memberantas akar konflik. Terus komunikasikan kebutuhan kamu dan pasangan sampai tuntas. Cari terus aktivitas atau kegiatan yang cocok untuk kalian setiap kali dihadapkan situasi yang mirip.

Pasangan bercerai bukan karena masalah yang terjadi, melainkan karena keengganan atau ketidakmampuan mereka untuk mengatasi masalah tersebut.

5. Lakukan Kebiasaan yang Dapat Membangun Keintiman Setiap Hari


via Unsplash

Menurut penelitian, empat menit pertama setelah bangun pagi sangatlah penting karena dapat mempengaruhi suasana hati beberapa jam berikutnya.

Inilah sebabnya, penting sekali untuk membuat kebiasaan positif setelah bangun pagi bersama pasangan. Misalnya, dengan ngopi berdua, berolahraga, atau santai dengan anak-anak sebelum pergi ke kantor.

Kegiatan sepulang kerja juga sangat penting. Sambutlah pasangan dengan pelukan dan ciuman saat dia sampai ke rumah. Berikan dia waktu 15-30 menit untuk istirahat sejenak.

Diskusikan dengan pasangan sampai kalian menemukan kegiatan yang cocok. Kegiatan positif ini akan sangat mengurangi risiko emosi negatif menguasai rumah tangga, yang dapat mengubah rumah tangga menjadi lingkungan abusive.

Jika kamu dan pasangan butuh bantuan, berkonsultasilah dengan terapis terpercaya atau relationship coach Kelas Cinta dengan mengisi formulir di sini.

Rumah tangga dapat menjadi lingkungan abusive jika kamu dan pasangan lalai memanajemen emosi. Teruslah berusaha sampai rumah tangga menjadi surga impian kalian berdua.