Apa Benar Masalah Hubungan Suka Muncul Tiba-Tiba?

Menurut Anda, masalah hubungan yang Anda alami seperti selingkuh, jenuh, abusive, posesif, dan cuek biasanya muncul tiba-tiba begitu saja atau masalah itu sebenarnya hasil proses/perjalanan sekian lama?

Sebuah masalah tidak mungkin terjadi begitu saja. Realitanya adalah sama seperti tubuh Anda yang tidak mungkin tiba-tiba sakit perut; pasti ada proses yang membuat Anda sakit perut seperti kebanyakan makan pedas, terlalu banyak gorengan, dan sebagainya.  Demikian juga dengan masalah dalam hubungan cinta yang tidak bisa muncul tiba-tiba; pasti ada proses yang membuat masalah itu terjadi.

Contoh terpopuler: mengeluh pasangan tiba-tiba bertingkah/bermasalah tidak lama setelah mereka pacaran/menikah. Itu mustahil terjadi tiba-tiba! Yang tiba-tiba terjadi itu cuma dua hal:

1. Konsekuensi/ledakannya

2. Baru sadar ada masalah

Kalau soal sakit biologis atau fisik, banyak orang sudah bisa waspada jika dirinya lagi “memelihara gaya hidup yang salah” sebelum akhirnya kena sakitnya. Namun, soal sakit psikologis, terutama dalam konteks hubungan cinta, sedikit sekali orang yang bisa wasapda jika dirinya lagi “memelihara kedunguan.”

Kenapa begitu? Karena hubungan cinta itu terasa abstrak dan cenderung dianggap metafisik. Itu yang membuat orang suka menganggap remeh hal-hal yang bisa merusak hubungan karena memang tidak terasa di badan. Jadi masalah apa pun seringkali tidak terlihat jika belum membesar atau meledak.

Saya beri contoh sederhana: banyak pasangan yang bangga setengah mati karena mereka jarang mengalami konflik. Masing-masing merasa dirinya dewasa sehingga hubungannya adem ayem minim masalah. Kemudian setelah menikah, BOOM! Kaget setengah mati kok tiba-tiba pasangan bisa mengamuk dan memaki-maki, padahal sebelumnya jarang banget berantem.

Baca juga:
Beritahu Kesalahan Pasangan Baiknya Lewat Kritik atau Komplain?

Kasus seperti itu tergolong sangat populer. Banyak orang yang kebingungan kenapa pacaran yang adem kalem bisa tiba-tiba berubah jadi medan perang begitu menikah. Padahal jika mereka mau sadar dan waspada di masa pacaran, seharusnya mereka bisa mengetahui cacat-cacat selama pacaran sehingga bisa diperbaiki sebelum naik ke pernikahan.

Sebagai relationship coach, saat mendengar ucapan “jarang banget konflik” itu saya bisa langsung estimasi kira-kira masalah/kedunguan apa yang sedang mereka pelihara. Pasangan bisa jadi “jarang banget konflik” seringkali karena ada salah satu pihak yang terus-menerus mengalah/meredam masalah agar hubungan kalem lancar-lancar saja. Tinggal menunggu waktu ketika sikap (bermasalah) yang selalu mengalah/berkorban itu akan MELEDAK seolah baru ada masalah, padahal sudah ada dari dulu!

Skenario 1: yang meledak adalah pihak yang selalu menang karena selama ini selalu mendapatkan yang dia mau. Dia jadi egois mengotot dan mengamuk setelah menikah.

Skenario 2: yang meledak adalah pihak yang selalu mengalah karena selama ini sudah berkorban banyak jadi mengamuk saat pasangan melakukan kesalahan kecil.

Skenario 3: yang meledak adalah kedua pihak. Yang mengalah mengamuk karena merasa tidak dihargai, sedangkan yang sering menang juga mengamuk karena merasa pasangannya pamrih/manipulatif.

Masih banyak skenario ledakan lainnya, itu cuma tiga skenario yang paling umum terjadi. Seolah masalah muncul tiba-tiba, padahal masalah sudah dipelihara lama!

Kedunguan seperti ini terus terjadi di sekeliling kita karena banyak orang masih NGOTOT KUKUH dengan pola pikir: “Cinta itu indah dan ilahi, biarkan ngalir alami aja!” Padahal karena cinta diasumsikan bersifat metafisik dan alami itulah, makanya orang cenderung membiarkan dan memelihara perilaku-perilaku dungu dalam hubungan.

Baca juga:
Cinta dan Biokimia

Perilaku yang salah dan buruk dibiarkan, dimaklumi, dan diayomi atas nama cinta. Setelah MELEDAK dan terasa sakitnya, baru mereka bingung kok tiba-tiba ada MASALAH.  Kalau sudah sakit begitu, orang jadi lebay: sok sinis, sok korban, sok anti pacaran/merit, sok filsuf, sok trauma cinta, dan bertanya-tanya “Kenapa cinta itu nyakitin?”

Padahal sebenarnya bukan cinta yang menyakitkan dia, tapi dirinya sendiri: keliru memilih orang yang tidak mau diajak bekerja sama dalam hubungan, keliru memilih orang dungu, atau sama-sama dungu menjalani hubungannya!

Banyak orang yang sudah keliru menyakiti dan merusak hubungan, keliru menganggap masalah tiba-tiba muncul begitu saja, eh masih ditambah lagi kekeliruannya dengan mencari solusi instan. Itu terlihat pada saat mereka mempertimbangkan untuk menjalani konseling profesional, berharap masalahnya bisa selesai dalam satu sesi saja.

Pasangan yang konseling: “Lex, masalah kami X, perlu berapa sesi?”

Saya: “Umumnya setelah 3 sesi baru terasa efeknya..”

Pasangan yang konseling: “Baru efek, belum tentu selesai? Lama banget!”

Di titik itu kadang kala saya ingin berkata ke mereka, “Kalian sendiri yang menumpuk dan memelihara masah begitu lama, terus berharap bisa cepat diperbaiki?”

Mereka pikir masalahnya muncul tiba-tiba begitu aja, makanya mereka berpikir solusinya pun bisa singkat cepat instan. Apa Anda juga berpikir masalah yang Anda pelihara berbulan-bulan (kadang bertahun-tahun) bisa selesai dengam sesi 2 jam saja? Kalau iya, berarti otak Anda masih dipengaruhi hal-hal klenik dan mistik. Untuk mengobati sakit fisik yang berat saja perlu proses penyembuhan dan rutin konsultasi ke dokter dalam waktu yang lama, apa yang membuat Anda berpikir hubungan yang sakit dan dipelihara berbulan-bulan bisa sehat dalam sekali konsultasi?

Salah satu yang bikin orang tidak mau konseling atau ingin solusi instan adalah karena mereka merasa MAHAL MENGELUARKAN UANG untuk “masalah begitu saja.” Nah itu pemikiran keliru lagi. Kalau memang benar masalah cinta cuma “masalah begitu saja”, ya tidak perlu sampai stress/konflik besar dong? Seharusnya bisa diselesaikan sendiri bukan?

Dalam hubungan cinta, nyaris tidak ada “masalah begitu saja.” Masalahnya nyaris selalu kompleks karena sudah diredam dan ditimbun sekian lama! Sebegitu kompleksnya, masalah yang Anda bahas saat datang konseling biasanya bukan masalah sebenarnya yang membuat Anda butuh konseling.

Baca juga:
2 Alasan Kenapa Anda Mencintai Orang Yang Salah

Pemikiran keliru lainnya adalah ingin solusi cepat karena konseling itu mahal. Loh apa mereka tidak menghitung mahalnya kerugian selama ini karena memelihara masalah? Renungkan berapa uang yang sudah Anda keluarkan untuk menumpuk dan meredam masalah, lalu berapa berapa uang yang hilang karena Anda stress/terganggu.

Saya tidak bilang konseling murah, saya cuma bilang bahwa Anda tidak sadar dengan mahalnya kedunguan dan besarnya kerugian yang sudah Anda lakukan selama ini. Masalah dalam hubungan Anda tidak pernah tiba-tiba muncul begitu saja, Anda sudah MERAWAT DAN MEMBIAYAINYA sejak doeloe, dasar orang tajir!

ini bukan promo layanan couple counseling dengan saya, justru ini adalah edukasi agar Anda TERHINDAR dari kedunguan yang mahal dalam hubungan.

Jangan menggampangkan percintaan. Sikap buruk tidak untuk dibiarkan dan dimaklumi, sikap baik juga tidak untuk diobral atau dimurahkan! Masalah besar apa pun yang meledak sekarang ini pasti sudah dipelihara sejak lama lewat pembiaran dan pemakluman (atas nama cinta).

Setiap penundaan dan pembiaran diskusi/negosiasi yang Anda lakukan akan menambah besar sudut penyimpangan, intensitas masalah, dan kerugian yang dialami. Alasan penundaan yang paling utama dan berbahaya adalah: “Gak ada waktu!” atau “Masih sibuk!” atau “Masih cari waktu!” atau “Waktunya belum tepat!”

Padahal soal mengatasi masalah, ini rumus saya adalah: waktu yang TERBAIK adalah kemarin, waktu yang TEPAT adalah hari ini, dan waktu yang TERLAMBAT adalah besok! Makanya Anda selalu merasa sulit mencari waktu yang terbaik, karena SUDAH LEWAT, apalagi jika Anda sudah merasa pusing/lemah/sakit/rugi/dan sebagainya.

Waktu yang tepat untuk perbaikan adalah hari ini: ajak diskusi, utarakan kemarahan/kekecewaan, JANGAN BERHENTI sampai KALIAN MENYEPAKATI sebuah solusi. Jika sulit diskusi, cari bantuan mediasi dengan menghubungi saya atau psikolog. Pergi ke dukun dan meminta bantuan leluhur itu BUKAN mediasi, boro-boro solusi!

Anda juga boleh berdoa yang baiknya dilakukan SETELAH atau SEMBARI Anda mengelola masalah dengan mediasi/solusi/substansi yang NYATA. Hanya berdoa tanpa tindakan yang nyata tidak akan memperbaiki apa pun. Bagaimana bisa Anda berharap Tuhan bertindak sementara Anda sendiri tidak mau atau malas bertindak?

Tolong jangan terus dungu dan memelihara bom waktu dalam hubungan. Semakin ditunda, semakin rumit membereskannya, dan semakin mahal kerugiannya!

Ingat ini berulang-ulang di benak Anda: dalam hubungan cinta, TIDAK ADA YANG TERJADI TIBA-TIBA. Semuanya adalah hasil proses yang Anda dan pasangan sudah biasakan sejak awal. Supaya semakin MENEMPEL DI OTAK, baca lagi artikel ini dari awal, lalu lakukan sekali lagi bila perlu. Setelah itu PRESENTASIKAN atau AJARKAN ke beberapa teman karena kalau Anda belum bisa menjelaskan, kemungkinan besar Anda belum benar-benar mengerti.

Yang sudah benar-benar mengerti saja, bisa terpeleset melakukan kelalaian dan kedunguan seperti yang saya jelaskan daritadi, apalagi jika belum mengerti?

Agar Anda tidak terus menerus lalai, ada baiknya Anda banyak menambah asupan pengetahuan tentang bagaimana menjalani hubungan yang sehat dengan pasangan. Di KC STAR, Anda akan menemukan ratusan materi tentang relasi cinta berikut solusi-solusi dari setiap masalah hubungan yang Anda hadapi sekarang. Kalau pun hubungan Anda tidak sedang bermasalah, setidaknya Anda tahu apa yang Anda lakukan jika masalah itu datang di kemudian hari. Semua materinya disajikan dalam bentuk video, audio, dan ebook yang bisa diakses kapan pun Anda mau selama Anda tersambung di internet. Jadi Anda tidak ada alasan untuk tidak belajar relasi cinta setiap hari.

Daftarkan diri Anda ke KC STAR lewat LINK di bawah ini:

KC STAR

Sekian sharing saya hari ini. Terima kasih sudah membaca dan membantu menyebarkannya bila pelajarannya PENTING ya.

Grow the love, dear lovers and couples..

Referensi:
[1] Masalah Hubungan Yang Sebenarnya