Kamu pasti pernah mendengar teman-teman atau keluarga kamu berkata, “Cinta itu nggak bisa dipaksa. Harusnya cinta itu mengalir begitu aja.” Meskipun pepatah tersebut tidak sepenuhnya benar, kamu pasti sudah tahu bahwa cinta tetaplah harus diusahakan. Namun, usaha tersebut haruslah datang dari kedua pihak. Kalau kamu merasa hanya kamulah yang berusaha, sudah bisa ditebak kamu sedang menghadapi pacar yang cuek.
Menghadapi pacar yang cuek sangatlah menyebalkan. Ingin diputuskan saja, tetapi kamu sudah telanjur sayang. Ingin protes, tetapi dia tidak kunjung peka. Namun, kamu tetap ingin berusaha untuk dia, siapa tahu suatu hari nanti dia akan sadar dengan pengorbanan kamu selama ini.
Berusaha boleh-boleh saja, tetapi semua ada batasnya. Kira-kira apa saja batasan maksimal dalam menghadapi pacar yang cuek agar kamu tidak tersakiti lebih jauh? Berikut ini tanda-tandanya!
1. Mengirimkan Screenshot Chatting Kamu Dengan Pacar ke Teman Untuk Dianalisa
Semua orang pasti pernah menganalisa chat dari pacarnya secara berlebihan. Jika kamu terlalu sering melakukan ini, artinya komunikasi hubungan tidak berjalan sehat. Semestinya kamu bisa meminta kejelasan dari pacar secara langsung tanpa bertanya pada teman. Kalau kamu tidak bisa melakukannya, kenapa kamu masih mempertahankan dia jadi pacar?
2. Mengawasi Chat Kamu Dengan Pacar Sesering Mungkin
Kalau kamu tahu persis siapa yang terakhir kali mengirim chat, siapa yang chat duluan, berapa lama pacar membalas chat kamu, itu karena biasanya kamulah yang mulai chat duluan. Dia yang terlalu cuek memaksa kamu untuk berusaha lebih keras. Kalau hubungan kalian sehat-sehat saja, kalian tidak akan peduli siapa yang harus chat duluan dan berapa lama chat kamu harus dibalas.
3. Kamu Harus Menyukai Segala Minat dan Aktivitasnya, Sedangkan Dia Tidak Melakukan Hal yang Sama Buatmu
Orang yang paling antusias dengan hobi pacarnya pasti memiliki hobinya sendiri yang dia geluti, dan pacarnya juga akan menaruh minat yang sama pada hobinya tersebut. Lain ceritanya kalau kamu harus pura-pura menyukai semua kegiatan dan hobinya agar dia bisa lebih perhatian padamu. Jangan pernah mengubah diri kamu demi pacar yang malas berusaha sejengkal pun untuk mengenal hobi dan kegiatan kamu.
4. Kamu Sering Mengeluh Pada Teman Tentang Menghadapi Pacar yang Cuek
Pacar akan melakukan sesuatu yang menjengkelkanmu, dan itu wajar karena semua manusia pasti melakukan kesalahan. Namun, dalam hubungan yang sehat, ketika kamu merasa terganggu dengan sikap pacar, kamu pasti akan mengungkapkannya secara langsung pada pacar, bukan pada teman kamu. Jika kamu lebih sering curhat pada teman ketimbang berkomunikasi pada pacar, ketahuan sekali hubungan kalian sudah tidak sehat.
5. Mengkhawatirkan Sikapmu Sendiri di Depan Pacar Secara Berlebihan
Pada awal hubungan, wajar saja kamu merasa khawatir atau grogi jika sikapmu bisa membuat pacar ilfeel. Kekhawatiran tersebut akan hilang seiring waktu ketika kamu sudah lebih nyaman dan intim dengan pacar. Akan tetapi, kalau kekhawatiran kamu terus berlanjut bahkan sampai membuatmu mudah cemas dan mengubah diri sendiri demi pacar, kamunya yang terlalu insecure, berusaha mati-matian untuk meyakinkan diri bahwa pacar menyukai kamu.
Jika selama ini kamu tidak pernah merasa dicintai dan dihargai oleh pacar, tidak ada gunanya kamu bertahan bersamanya. Lebih baik cari pacar baru saja!
6. Selalu Kamu yang Membuat Rencana Kencan, Bukan Pacar
Kamu marah-marah dan kecewa karena selama ini kamulah yang membuat rencana dan memastikan acara kencan kalian menyenangkan, sedangkan dia tidak berbuat apa-apa. Kalau dia benar-benar sayang padamu, dia akan memberi kontribusi, baik dengan mentraktir, memberi saran, atau mengajak kamu ke salah satu tempat untuk kencan.
7. Kamu Harus Meyakinkan Dia Untuk Menyukai Teman-Teman dan Keluarga Kamu
Pacar yang serius pasti ingin mengenal teman dan keluarga kamu lebih dekat. Dia tidak perlu menyukai semua teman dan keluargamu, tetapi dia pasti antusias ingin mengenal orang-orang tersayang kamu.
Tidak semestinya kamu mengemis pacar untuk mengenal keluarga atau temanmu. Jika kamu sampai harus mengemis dan menangis dulu, kamu sudah berusaha terlalu keras. Saatnya kamu mundur sebelum kamu sakit hati lebih jauh lagi.