PMS seringkali dijadikan momok atau kambing hitam untuk masalah bulanan yang berlanjut ke masalah-masalah lainnya. Padahal, kalau kita ngerti kunci-kuncinya, PMS bisa juga dijadikan momen untuk semakin mendekatkan pasangan loh. Baca lebih lanjut yuk.
Apa yang terjadi saat PMS?
PMS atau PreMenstrual Syndrome biasanya dialami wanita menjelang menstruasi. PMS datang dengan serangkaian gejala fisik dan psikologis. Rangkaian gejala ini muncul akibat perubahan keseimbangan hormon di dalam tubuh wanita. Gejalanya berkaitan, walaupun yang sering kali “disalahkan” adalah gejala psikologisnya (mood jelek, uring-uringan, jadi galak, dst).
Gejala PMS yang bersifat fisik meliputi kram (nyeri) perut, susah buang air besar, nyeri payudara, insomnia, sakit kepala, dll. Gejala fisik yang dialami ketika PMS bermacam-macam dan bisa bervariasi antara wanita yang satu dengan yang lain. Ada yang gejalanya ringan sehingga nggak dirasakan wanita yang bersangkutan. Ada juga yang PMS-nya parah banget, sampai membuat si wanita pingsan atau nggak bisa ngapa-ngapain selain tiduran beberapa hari. PMS normalnya berlangsung beberapa hari menjelang menstruasi (umumnya seminggu sebelumnya) dan bisa juga baru berakhir setelah hari ketiga menstruasi.
Pria harus ngapain?
Hmm, tenang ya, ini kan proses alamiah. Bantu pasangan kamu yuk. Misalnya kasih dia kesempatan untuk beristirahat. Istirahat adalah obat yang paling manjur buat mengatasi PMS, walaupun di situasi tertentu dia butuh obat dari dokter (misal: kalau nyeri perutnya mengganggu banget).
Selain istirahat, ada nggak hal lain yang bisa kita lakuin? Mau ngasih perhatian yang lebih? Bisaaa. Bawakan dia makanan yang mengandung omega-3 (macam-macam ikan) dan antioksidan (buah-buahan seperti pisang, apel, anggur). Kandungan dalam makanan-makanan tersebut sangat membantu dalam mengendalikan mood. Jika perlu, beri dia vitamin B kompleks. Vitamin B membantu mengurangi rasa depresi dan membantu produksi energi, biar nggak lemas. Tambahin kartu pink yang ditulisi: “Cepat sembuh ya sayang.” Hmm, so sweet.
Selain makanan sehat seperti di atas, minta dia untuk mengurangi makanan asin dan kafein (kopi, teh). Diet seperti ini biasanya akan sangat membantu. Pasanganmu jadi nggak terlalu moody dan aktivitasnya lebih lancar.
Bila dia menjadi sensitif banget, jangan kebanyakan bercanda dulu sama dia. Sebagai pencegahan PMS, ajak pasangan kamu untuk rajin berolahraga biar kesehatannya stabil dan nggak mudah diutak-atik perubahan hormon saat PMS.
Karena efek psikologis PMS sendiri masih jadi perdebatan di kalangan para ilmuwan, banyak pria jadi punya argumen untuk tidak meladeni dan menyepelekan PMS. Padahal, semua gejala fisik dari PMS adalah nyata senyata-nyatanya. Semua rasa sakit itu nyata. Bila perut kamu diinjak-injak seharian, saya jamin kamu akan sulit untuk senyum pada orang yang bikin kamu kesel. Kamu mungkin akan menghajarnya dan melampiaskan rasa sakit yang kamu alami tanpa pikir panjang. So, please respect the pain.
Wanita harus ngapain?
Saya yakin wanita sudah tahu banyak soal PMS, jadi kita bicara dari sisi relationship saja ya. Mengingat gejala PMS setiap orang bervariasi, kenali gejala PMS yang sering terjadi dan komunikasikan ke pasanganmu supaya dia bisa antisipasi. Sayangi diri sendiri dengan mengkonsumsi makanan yang sehat dan jangan memaksakan diri untuk aktivitas berat.
Kamu berhak kok untuk minta tolong, asal dikomunikasikan dengan jelas. Misalnya, “Hon, aku lagi PMS nih, boleh minta tolong beliin vitamin sekalian pulang kerja nanti?” Atau, “Babe, aku PMS-nya kumat nih, aku jangan diajak ke mana-mana dulu ya.” Jadi bukan ala “KAMU TAU NGGAK SIH AKU LAGI DAPET??! BIKININ JUS KEK, APA KEK, PEKA DONG! JADI COWOK NGGAK GUNA BANGET!” Bagi pria, apa yang dia lihat dalam PMS adalah apa yang akan dia terima tiap bulan. Jangan sampai kamu memberinya alasan untuk mencari yang lain daripada harus sabar ngelayanin PMS kamu tiap bulan.
Libatkan dia bekerjasama dalam menghadapi PMS agar dia berinvestasi dalam hubungan dan makin sayang sama kamu. Dan ingat, kamu tetap tidak punya hak untuk bersikap rese ataupun sengaja berbuat jahat kepadanya. Alangkah konyolnya jika kalian berpisah karena dia muak dengan semua tingkah laku kamu yang mengatasnamakan PMS.
Jadi, PMS itu bagi relationship kalian masalah bulanan atau kesempatan bulanan? =]