Dengan populernya istilah “Pelakor” dan “Pebinor”, orang semakin cepat untuk menunding dan melempar batu ke hal-hal di luar yang dianggap merusak hubungan cinta mereka. Perselingkuhan hampir selalu dibingkai sebagai ulah orang ketiga yang menggganggu dan tidak tahu diri.
Konsep “Mertua rese” dan “Orangtua ikut campur” juga selalu dianggap sebagau momok yang mengacaukan (kalau tidak menghancurkan) rumah tangga, seolah-olah baru terjadi setelah menikah.
Tidak cuma itu, sampai teman, mantan, dan lingkungan pergaulan pun sering dijadikan kambing hitam atas memburuknya hubungan.
Banyak orang berpikir, jika saja si pelakor/pebinor/orangtua/mertua/teman/mantan/lingkungan itu disingkirkan, maka rumah tangga akan jadi membaik dan bahagia sentosa.
Padahal realitanya tidak semudah itu Ferguso….
Percuma saja membereskan dan menyerang hal-hal eksternal tersebut, jika sebenarnya Anda dan pasanganlah yang selama ini mengacaukannya dari dalam.
Kekacauan biasanya sudah ada sejak hari pertama kalian pacaran ataupun mengucapkan janji pernikahan.
- Anda memilih pasangan yang belum dewasa dalam berpikir, berkomunikasi, dan bertindak.
- Anda memilih pasangan yang tidak punya kendali atas emosi dan kebahagiaannya sendiri.
- Anda memilih pasangan yang hidupnya tidak terbiasa memikul tanggung jawab dan disiplin hidup.
- Anda memilih pasangan yang manja kekanakan, anak mami papi yang selalu mudah mendapatkan apa saja.
- Anda memilih pasangan yang masih memelihara segudang luka batin dari keluarga dan borok emosional dari hubungan masa lalu.
- Anda memilih pasangan dengan pemikiran dan gaya hidup yang sangat berbeda dengan Anda.
- Anda memilih pasangan yang tidak percaya diri.
- Anda memilih pasangan yang terbiasa merugikan/merusak dirinya sendiri sekalipun dia tahu itu buruk.
- Anda memilih pasangan yang kontrarian alias serba anti, sensi, pahit, dan benci terhadap banyak hal dalam hidupnya.
- Anda memilih pasangan yang tidak punya prestasi.
- Atau mungkin justru Anda yang sesuai dengan hal-hal di atas.
Jadi ketika hubungan Anda bermasalah, kemungkinan besar bukan karena diganggu oleh faktor eksternal, tapi karena Anda atau dia yang karatan, kendur, oglek-oglek, dan malfungsi sehingga merusak hubungan cinta.
Relasi cinta dan rumah tangga Anda tidak berjalan semestinya karena kalian berdua memang tidak kuat, sehat, dan prima secara mental. Ketika hadir hal-hal eksternal yang menawarkan hiburan dan gangguan, kalian jadi mudah terbujuk meladeninya.
Tidak ada faktor eksternal yang merusak hubungan kalian berdua. Kalianlah yang mengabaikan masalah internal sejak awal dan membiarkannya merusak hubungan secara perlahan-lahan tapi pasti, seperti tumor di badan.
Jadi kalau ada faktor X, itu sudah ada di dalam diri Anda dan pasangan sejak awal. Apa pun masalah kalian sekarang, bersediakah Anda dan pasangan mengambil tanggung jawab pribadi dan memperbaiki faktor X tersebut?
Memperbaiki memang melelahkan. Daripada buang waktu memperbaiki, jauh lebih oke kalau Anda bisa menghindarinya ‘kan?
Anda harus tahu pandangan dan pola pikir sesungguhnya dari pasangan Anda. Bukan cuma sekadar tahu makanan kesukaan, hobi, dan cita-citanya. Tapi juga bagaimana cara dia menyelesaikan masalah hubungan, apa hal yang paling dia benci dan sukai, bagaimana cara dia menegur Anda jika Anda berbuat salah, dan hal-hal mendalam lainnya.
Dengan kata lain, Anda harus terus menggali obrolan dengan pasangan sampai Anda tahu wujud dia yang sebenarnya.
Kalau ternyata ada pandangan yang tidak kamu suka, Anda jadi punya dua keputusan: menoleransi pandangannya atau memutuskan hubungan.
Meski terdengar tidak nyaman, jauh lebih baik Anda tahu sekarang daripada telat mengetahuinya setelah terlanjur menikah. Mengurus perceraian jauh lebih ribet daripada sekadar putusan ‘kan?
Tapi bagaimana cara menggali obrolannya?
Anda bisa pelajari caranya di buku 150 BAHASAN WAJIB SEBELUM NIKAH yang ditulis Coach Kei Savourie, pakar romansa nomor 1 di Indonesia yang selama lebih dari 15 tahun membantu menyelesaikan masalah romansa ribuan pasangan di Indonesia.
KLIK LINK di bawah untuk memesan bukunya!
150 BAHASAN WAJIB SEBELUM NIKAH
Anda sudah menyadari kesalahan yang sebenarnya bukan? Sekarang tinggal keputusan Anda dan pasangan apakah mau memperbaikinya sekarang atau nanti.
Yang pasti, masalah hubungan itu seperti tumor kecil yang jika dibiarkan akan semakin membesar, mengganas, dan semakin sulit diobati. Semakin cepat Anda mengambil tindakan, semakin cepat pula masalah itu diselesaikan.