Pernahkah kamu berpikir, sebenarnya perasaanmu pada pasangan adalah rasa cinta atau kasihan yah? Jangan-jangan kamu malah nggak tahu bedanya, antara cinta dan kasihan? Kalau begitu, mari disimak cerita berikut.
Kasus 1
Sudah sebulan ini, Andara nggak berhenti memikirkan Bagus, eksekutif muda lulusan universitas ternama di luar negeri. Apalagi setelah malam tadi, mereka berkomitmen untuk berpacaran. Tanpa berpikir panjang, Andara langsung mengiyakan pernyataan Bagus. Karena memang menurutnya Bagus adalah sosok pria impiannya selama ini. Mapan, berwibawa, dewasa, dan menghargainya sebagai wanita. Tanpa disadari, cinta tumbuh perlahan dengan berjalannya hubungan mereka berdua.
Kasus 2
Astrid bimbang dengan keputusannya. Ia ingin berkomitmen untuk berpacaran dengan Bimo, gebetannya. Namun, sebenarnya Ia nggak terlalu suka dengannya. Astrid hanya sudah terbiasa bersama Bimo sehingga Ia nggak terlalu menghiraukan kriteria yang nggak sesuai dengan standarnya. Terlebih karena Astrid tahu bahwa Bimo baru saja terkena musibah yang menyebabkan bisnisnya bangkrut. Karena Astrid kasihan, akhirnya Ia memutuskan untuk berkomitmen dengan Bimo.
Dari kedua kasus di atas, terlihat 2 perbedaan bagaimana perasaan cinta tesebut tumbuh. Andara mencintai Bagus karena suka (kagum), sedangkan Astrid mencintai Bimo karena iba (kasihan).
Miris ya? Tapi, begitulah perasaan manusia, terutama wanita. Kadang nggak bisa membedakan, mana cinta dan mana kasihan.
Kalau memang kamu yakin untuk menjalani hubungan yang berlandaskan kasihan, jalanilah tanpa mengeluh. Karena biasanya sebesar apa pun usahamu membantunya, ketika pasanganmu sedang susah, suka mengeluh, apalagi berhenti berusaha membahagiakan dirinya sendiri, yang ada hubungan kalian malah semakin rusak. Semakin jauh dari ekspektasimu tentang sebuah hubungan.
Nggak usah bingung dengan perasaanmu sekarang, Ladies. Jadikanlah pelajaran untuk menjaga perasaanmu di masa depan. Kalau kamu mencintainya hanya karena kasihan, bersiaplah dengan segala konsekuensinya dan jangan lambaikan tangan karena nggak sanggup menjalaninya.
Kalau kamu belum siap susah, kenapa harus memilih mencintai karena kasihan? Ada cinta karena bahagia, kok..