Kamu dan pacar sudah menjalin hubungan lama, sejak kalian menempuh bangku kuliah di semester awal. Hubungan saat masa kuliah memang menyenangkan, apalagi di waktu itu kalian masih satu universitas sehingga intensitas bertemu juga cukup banyak. Tak ada masalah yang berarti makanya kalian masih memiliki hubungan hingga kalian wisuda.
Saat lulus dari universitas dan diterima di perusahaan tentu sudah banyak pekerjaan yang menumpuk untuk diurus. Kalian tak bisa lagi bertemu sesering mungkin dibandingkan dulu. Apalagi, biasanya orang yang baru masuk ke dunia pekerjaan akan merasa semangat dan ingin mencoba serta belajar banyak hal.
Dan di sinilah permasalahan mulai muncul.
Kalian mulai susah membagi waktu untuk bertemu. Bukan cuma pacar kamu saja yang sibuk, tetapi juga kamu. Kamu masuk ke sebuah perusahaan impian kamu dan di sanalah kamu sangat nyaman dengan pekerjaan kamu sehingga kadang kamu juga lupa untuk memikirkan pacar kamu. Begitupun sebaliknya. Kalian sama-sama workaholic saat sudah masuk dunia kerja.
Menjalani hubungan yang sama-sama sibuk tentu ada banyak risikonya. Mulai dari kecemburuan, persepsi negatif karena jarang bertemu, cuek satu sama lain sehingga mungkin saja sudah tak merasa saling membutuhkan, hingga akhirnya perpisahan.
Namun, kesibukan masing-masing membuat kamu sadar bahwa hubungan kalian di ujung tanduk karena mulai jarangnya komunikasi. Ada kalanya saat kamu sedang lelah dengan pekerjaan, pacar kamu sedang sibuk dengan kerjaannya begitupun sebaliknya. Namun, karena tak ada masalah yang lain selain kesibukan di antara kalian (ditambah lagi kamu cukup dewasa untuk sadar bahwa dia memang sibuk kerja) nggak ada sedikitpun pemikiran untuk berpisah dengannya, begitu juga dengan pacar kamu.
Jika memang pasangan kamu merupakan orang yang juga sibuk—sama seperti kamu, maka mulailah inisiatif memperbaikinya tanpe menunggu dia memulai. Semua hubungan tetap membutuhkan komunikasi, sesibuk apapun kalian dan sesusah apapun kalian bertemu. Karena tanpa adanya komunikasi, sebuah hubungan SANGAT rentan dengan perpisahan.
Awalnya mungkin kamu bisa ajak pacar untuk ngobrol serius di sebuah coffee shop saat weekend. Kamu bisa tanyakan bagaimana jadwal kerja dia dan kamu bisa menyesuaikan jadwal kalian berdua. Buat kesepakatan jika kalian sama-sama akan menyempatkan waktu untuk bertemu jika memang memiliki waktu yang senggang. Namun, tetap kamu nggak bisa memaksanya untuk bertemu apalagi ia sudah lelah bekerja hampir seminggu full.
Sebagai gantinya, jika pacar capek untuk bertemu kamu, kamu bisa berkunjung ke rumahnya membawa makanan kesukaannya—meskipun saya yakin kamu juga capek bekerja hampir seminggu full. Namun, sikap mengalah dan pengertian sangat penting saat kalian menjalani hubungan yang sama-sama sibuk.
Tak hanya itu, kamu juga bisa mencuri waktu di saat waktu istirahat—dan beruntunglah kalian jika lokasi kantor kalian nggak begitu jauh. Manfaatkan setiap waktu kosong yang ada untuk bertemu dengan pacar meskipun hanya sebentar, misalnya makan siang bersama.
Jangan lupa, berikan surprise kecil. Jadi, pacar tahu bahwa kamu masih peduli sama dia sesibuk apapun aktivitas kamu di luar. Surprise kecil tersebut bisa berupa mengirim makan siang ke kantornya ditambah dengan sebuah suplemen agar si dia selalu sehat.
Dan hal lain dan paling umum adalah tetap komunikasi memanfaatkan teknologi yang sudah maju saat ini. Mungkin, cara kamu ini nggak akan dibalas secara langsung sama dia. Namun, jika kamu saja sudah menyempatkan waktu di saat kamu sibuk, dia juga perlahan melakukan hal yang sama. Dan ketika kalian sama-sama sibuk, hal itu bukan lagi menjadi masalah dalam hubungan kalian.