Hubungan cinta selalu memiliki tiga fase yang terjadi berurutan, yaitu masa pre-relationship, in-relationship, dan post-relationship. Masing-masing fase memiliki ciri dan pola perilaku yang berbeda. Tidak banyak orang yang tahu bahwa perbedaan fase mempengaruhi cara main di fase tersebut.
Fase Pre-Relationship
Karena PDKT umumnya dilakukan oleh pria, makanya berdasarkan survei ada 51,72% pria menyatakan sulit melakukannya. Mereka harus berpikir keras cara memenangkan hati wanita idamannya. Itu pun belum termasuk bersaing dengan pria-pria lain yang mengejarnya. Sementara sisa pria lainnya merasa PDKT itu mudah saja, mungkin karena faktor keunggulan fisik dan pengalaman. Perbandingan antara pria yang mudah dan sulit saat fase PRE-RELATIONSHIP hanya beda tipis saja.
Tapi bagaimana dengan wanita? Apakah wanita merasa sulit juga? Ternyata survei mencatat 70,15% wanita anggap fase PRE-RELATIONSHIP itu mudah! Realitanya, kebanyakan mereka tinggal ‘duduk diam’ pasif santai saja meladeni segerombolan pria yang datang silih berganti menawarkan ini-itu. Tugas wanita tinggal menyeleksi, jadi masuk akal jika dianggap mudah. Bagi wanita, window shopping bukan cuma terjadi di pasar perbelanjaan, tapi juga di pasar romansa.
Fase In-Relationship
Itu sebabnya wajar saja jika 61,9% wanita anggap fase IN-RELATIONSHIP itu sulit dijalankan. Ini perubahan yang sangat drastis! Pada fase sebelumnya cuma 3 dari 10 wanita yang merasa PDKT itu sulit, namun setelah jadian ada 6 dari 10 wanita yang merasa pacaran itu sulit. Mungkin ini alasannya mengapa sekalipun seorang wanita banyak sekali didekati, dia harus extra ribet picky agar (mudah-mudahan) terhindar dari masa pacaran yang menyusahkan. Mayoritas pria sebanyak 54,14% juga sepakat anggap fase IN-RELATIONSHIP sulit, tapi itu cuma jinjit kalem sebanyak 3% saja dibanding fase sebelumnya.
Fase Post-Relationship
Menurut survei, 86,56% wanita menyatakan fase POST-RELATIONSHIP adalah hal yang sulit, sementara cuma 54,14% pria yang berpikiran sama. Dilihat secara keseluruhan, pria seolah bisa menjalani masa putus sesantai dan sekalem mereka menjalani masa pacaran. Sementara seiring fase hubungan, semakin banyak wanita yang merasa kesulitan melaluinya: ada nyaris tiga kali lebih banyak wanita yang stress karena putus cinta dibanding karena sulit PDKT atau merasa tidak laku.
Perbedaan pengalaman dan perasaan orang saat menjalani ketiga fase hubungan di atas membuktikan adanya pola-pola tertentu yang bisa dipelajari agar lebih sukses dalam bercinta. Misalnya agar tidak jadi sial dan kesepian saat PDKT, pria perlu memperbanyak statistik gebetannya. Atau jika ada ladies yang merasa dirinya sulit PDKT, itu pasti karena Anda keterlaluan keras kepala TIDAK MAU melakukan apa yang wanita-wanita lain sudah lakukan.
Bagaimana, ada kesimpulan lain yang terpikir setelah Anda membaca ini?