Ladies, Ingin Membantu Selesaikan Masalah Pasangan?

Ketika akhir pekan tiba, Anda beserta pasangan menghabiskan waktu bersama untuk kencan dengan mengunjungi suatu tempat. Namun selama kencan berlangsung, Anda menyadari ada perilaku yang tidak seperti biasanya pada pasangan Anda. Anda mencium ada masalah yang dialami pasangan.

Dia terlihat lebih sering diam, diajak ngobrol kadang tidak nyambung, lebih cepat emosi, dan kadang dia termenung sendiri memikirkan suatu hal.

Tubuhnya kencan bersama Anda, namun pikirannya entah kemana.

Sebagai wanita yang diberkahi kepekaan intuisi yang tajam, Anda langsung bisa mengendus adanya masalah yang menghinggapi pasangan Anda.

Dan seperti wanita kebanyakan, naluri Wonder Woman Anda pun terpanggil. Anda sangat ingin membantu masalah pasangan agar Anda terlihat sebagai pasangan yang berguna.

Niat Anda sangat baik, namun ada beberapa poin yang perlu Anda ketahui jika Anda ingin menolongnya keluar dari masalah.

1. Hargai privasinya.

Walaupun status dia adalah pasangan Anda, dia tetaplah individu yang punya privasi. Hargai privasinya jika ia belum mau menceritakan masalahnya kepada Anda.

Anda sendiri tentunya merasa risih jika dipaksa untuk bercerita tentang hal yang tidak ingin Anda ceritakan, bukan? 

Ini yang perlu Anda ingat, dengan menjadi pasangannya bukan berarti Anda jadi punya akses semau hati ke kehidupan maupun masalah pasangan Anda.

2. Ego pria.

Pria butuh untuk selalu terlihat seperti superhero yang bisa menyelesaikan semua masalahnya sendiri.

Perhatikan bagian kata butuh, sama seperti drama adalah kebutuhan wanita, ego adalah kebutuhan pria. Ia ingin nampak sebagai “Mr. Capable” di hadapan pasangannya.

Memaksa dia untuk bercerita ibarat meminta Superman bercerita tentang masalah dirinya (karena Anda merasa yakin sekali bisa membantu Superman).

Bagi wanita, curhat bisa memperkuat keterikatan batin. Bagi wanita, curhat itu menyenangkan, tidak ada salahnya, kalau perlu semua dicurhatin. 

Namun bagi pria, curhat adalah aktivitas yang melibatkan pengakuan bahwa dia tidak punya solusi.

Dan pria tidak suka menunjukkan kelemahannya, terutama di depan wanita. Itu sebabnya pria lebih nyaman bercerita kepada sahabat prianya, atau mencari solusinya sendiri saat mereka memiliki masalah.

3. Cek kembali tujuan Anda.

Kadang-kadang, Anda perlu diam sejenak dan berpikir kembali apa tujuan Anda.

Apakah kasihan melihat dia dalam kesulitan, atau sekedar memuaskan diri Anda yang ingin terlihat sebagai pasangan yang berguna?

Karena seringkali wanita tidak peduli pada perasaan prianya, hanya peduli pada perasaan dirinya yang ingin terlihat berguna, lalu terjebak menambah masalah baru bagi prianya.

Akhirnya jadi konflik, dan pria menutup semua pintu kesempatan berikutnya untuk wanita menolong dirinya.

4. Jangan dikuliahi.

Mungkin sekarang Anda sudah tahu apa masalahnya, apa saja cara yang sudah dia tempuh dan Anda merasa tahu solusi terbaik untuk menyelesaikannya.

Tapi itu bukan berarti Anda harus mengubah peran Anda menjadi dosennya. 

Jangan terjebak mendikte apa saja langkah-langkah yang harus dia lakukan, kesalahan apa yang sudah dia perbuat, dan sebagainya.

Sebagai pria, saya ingin beritahu bahwa dikuliahi itu menyebalkan sekali. Terutama bila saya sudah tahu solusinya dan sudah punya rencana sendiri.

Dan yang lebih mengesalkan adalah apa yang dikuliahkan adalah hal yang sama dengan apa yang sudah saya rencanakan!

Seakan-akan saya tidak kepikiran solusi itu bila tidak diberi tahu. Dan itu rasanya menyebalkan sekali.

5. Biarkan dia menyelesaikannya sendiri.

Membiarkannya berjuang sendiri menyelesaikan masalah tidak selalu berarti Anda kejam. Tetapi Anda memberikan kesempatan untuknya menempa diri agar lebih tangguh dan mampu mengatasi berbagai kendala yang menghadang.

Ingat, kelak dia akan menjadi kepala rumah tangga Anda, bukankah kemahirannya mengatasi masalah juga berguna bagi kelangsungan keluarga Anda juga?

Bukankah Anda juga bangga memiliki pasangan yang bisa diandalkan?

Apakah Anda tidak percaya pada kemampuannya untuk menyelesaikan masalahnya sendiri?

Bila Anda tidak percaya bahwa dia bisa menyelesaikan masalahnya sendiri, bagaimana bisa Anda akan percaya pada dirinya sebagai suami dan pemimpin keluarga?

6. Lalu bagaimana jika Anda ingin berperan?

Semangati dia, dukung apa pun keputusan yang dia ambil, buatkan teh manis. Anda cukup bilang, “Kamu bisa cari aku ketika kamu butuh. Aku siap bantu kamu. Ciayoooo!”

Ketika akhirnya dia menyerah dan meminta bantuan Anda, inilah saatnya di mana Anda menunjukkan kemampuan terbaik Anda sebagai pasangan yang hebat.

Tanya hal apa yang bisa Anda lakukan untuk membantunya. Dan lakukan bagian Anda sebaik mungkin.

Setelah masalahnya teratasi, rayakan keberhasilannya dengan memberikan dia pujian. Ajak dia pergi ke suatu tempat atau melakukan kegiatan yang menghibur.

Tentunya dia akan sulit untuk menolak, karena pria yang baru saja menyelesaikan masalah rasanya bahagia sekali seperti pahlawan dunia. Anda berdua layak mendapatkan self reward karena telah berhasil menyelesaikan masalah bersama.

Ingat, cinta bukanlah soal Anda melawan dirinya, melainkan kalian berdua melawan masalah-masalah dunia. Dukung dia, dan lihatlah dia tersenyum lebar jadi pahlawan di dunia kalian.

Agar diskusi mencari solusi berjalan lancar, alangkah baiknya jika Anda dan pasangan tahu cara mengomunikasikannya. Ini akan membuat komunikasi berjalan hangat meskipun ada gesekan-gesekan perbedaan dan solusinya pun cepat ditemukan.

Dalam online course SMART CONFLICT RESOLUTION (SCR) yang diisi Coach Lex DePraxis, Anda akan diajarkan bagaimana membicarakan masalah dengan pasangan sampai akhirnya kalian menemukan solusnya.

Di SCR, Anda akan mempelajari hal-hal seperti:

Ingin belajar lebih dalam?

Klik link di bawah:

SMART CONFLICT RESOLUTION