Umbar Kemesraan, Tanda Insecure

Punya teman yang selalu sharing foto-fotonya dengan pasangan? Saya punya! Jadi, teman saya itu SELALU me-posting foto dia bersama pasangannya SETIAP HARI. Dari pagi, siang, dan malam hari—biasanya di malam hari itu  dia sampai me-upload hingga beberapa kali. Mulai foto-foto terbaru hingga foto lama dengan caption yang berbeda dengan tagar #throwback. Sebenarnya mulai bosan karena setiap membuka Path selalu ada foto mesra dia bersama pasangannya—yang juga dibagikan ke Twitter, Facebook, dan Instagram (atau mungkin juga Tumblr—saya kurang tahu). Namun, saya pikir itu hak dia untuk membagikan “kebahagiaan” dia bersama pasangannya lewat mana pun—termasuk social media.

Saya juga suka membaca komentar di foto yang telah dia upload. Banyak yang memuji keserasian mereka dan enggak sedikit yang terang-terangan berkata iri melihat kemesraan mereka berdua. Entah bagaimana hubungan si koementator dengan pasangannya tersebut, sampai-sampai bisa iri dengan hubungan orang lain. Iya, dong iri habis teman-teman selalu posting foto mesra mereka di social media. Sedangkan si orang yang iri pasti juga nggak lakukan hal itu. Sangat jarang bahkan si pacar jarang pasang foto di social media—nggak seperti mereka.

Punya teman seperti itu? Atau mungkin kamu si teman yang iri melihat kemesraan orang lain di social media? Kalau kamu masuk ke dalam golongan kedua, sebaiknya kamu tak perlu iri dan langsung mengartikan bahwa pasangan tersebut pasti bahagia.

Pasalnya, sebuah penelitian mengungkapkan hal yang berlawanan. Penelitian yang dipublikasikan oleh Personality and Social Psychology tersebut mengatakan bahwa mereka yang sering mengumbar kemesraan di social media memiliki tanda mereka insecure atau merasa tidak aman dengan hubungan asmaranya. Sebanyak 108 pasangan remaja diteliti dan dilihat bagaimana kehidupan sehari-hari respondenh melalui social media mereka selama dua minggu. Dan peneliti menemukan bahwa mereka yang sebenarnya cemas dalam hubungan asmara lebih sering menunjukkan dan berbagi cerita tentang hubungan mereka ke social media. Maka dari itu, karena merasa insecure dengan pasangannya, mereka lebih menunjukkan hubungan yang sedang mereka jalani ke semua orang.

Bahkan dengan kata lain, social media dapat dijadikan sebagai tempat penghibur. Mengapa? Karena di saat orang-orang komentar positif tentang hubungannya, hal itu bisa mengalihkan perasaan cemas, curiga, dan stress mereka.

Bagaimana? Masih mau iri hanya karena melihat foto-foto dan kata-kata mesra teman dengan pasangannya? Padahal jauh di lubuk hatinya ada perasaan insecure yang mereka sembunyikan dengan mengumbar kemesraan di publik. Kalau membagikan kemesraan sepertinya memang tak perlu berlebihan, deh.