Bagi banyak orang, menikah adalah hal yang membahagiakan. Pernikahan impian adalah saat Anda menikah dengan orang yang Anda cintai, tanpa paksaan dari siapapun. Namun fakta membuktikan, banyak orang menikah tanpa cinta, karena terpaksa.
Ada orang yang bahagia saat menikah tanpa cinta, karena pada akhirnya dia bisa mencintai pasangannya dengan tulus. Seperti cerita sinetron. Namun ada juga (bahkan banyak) yang mengaku menyesal karena menikah dalam paksaan. Sedihnya lagi, paksaan ini sering datang dari orang tua, dan sang anak (merasa) tidak punya pilihan.
“Membahagiakan orang tua adalah hal yang baik, tapi pada akhirnya saya tidak bahagia dengan pernikahan saya,”
Lalu orang tua pun ikut-ikutan tidak bahagia karena menyadari bahwa anaknya tidak bahagia, merasa gagal sudah jadi orang tua yang memaksakan keinginan. Tapi apa daya, nasi sudah jadi bubur. Akhirnya, siapa yang bahagia?
Curhat seperti itu sudah sering dikeluhkan para pengantin baru. Sebuah survey terbaru menunjukkan bahwa 1 dari 7 orang menikah tanpa cinta. Itu adalah angka yang sebenarnya cukup banyak. Saat seseorang dihadapkan pada keputusan menikahi orang yang tidak dicintainya karena paksaan, itu sebenarnya bukan pilihan yang sulit. Ada paksaan, dan ada orang yang tidak dicintai. Anda sebenarnya sudah tahu harus menjawab apa.
Inilah beberapa hal yang harus dipertimbangkan sebelum Anda nekat menikah tanpa cinta.
Lebih Cuek dan Seenaknya
Orang yang menikah tanpa cinta biasanya cuek pada pasangannya. Dengan anggapan “Aku kan menikah dengan kamu karena terpaksa, suka-suka aku mau ngapain, ngapain juga aku ngurusin kamu,” Banyak orang yang pada akhirnya lebih banyak bersenang-senang dengan urusannya sendiri ketimbang memperhatikan pasangan atau anak-anaknya.
Rumah Tangga Tidak Bahagia
Banyak pernikahan tanpa cinta diisi pertengkaran, beda pendapat, dan sebagainya, karena memang tidak pernah melatih komunikasi dan kecocokan dahulu dalam pacaran. Kehidupan pernikahan juga sering terasa hambar. Hanya menjalankan aktivitas sebagai suami dan istri sebagai kewajiban saja, tanpa adanya rasa cinta. Rasa bosan sering dialami pasangan yang menikah tanpa cinta. Jika sudah begini, godaan selingkuh lebih besar.
Anak Jadi Korban
Bayangkan perpaduan dua poin di atas dan dampaknya pada anak-anak. Orang tua sering menganggap bahwa anak tidak tahu apa-apa soal pernikahan dan urusan orang dewasa. Padahal anak bagai spons yang dapat mempelajari keadaan orang tuanya dengan cepat. Anak bisa merasakan bahwa orang tuanya tidak bahagia, sering melihat pertengkaran dan sangat mungkin dibesarkan tanpa melihat ada cinta pada orang tuanya. Anak akan bertumbuh menjadi pribadi yang sama, karena baginya, itu adalah hal yang wajar. Bukankah sangat disayangkan?
Sekali lagi, kami mengerti sulitnya pilihan menikah karena sebuah unsur terpaksa, apalagi jika pertimbangannya adalah membahagiakan orang tua. Ingat, perjalanan Anda masih panjang. Membahagiakan orang lain tidak harus dengan mengorbankan kebahagiaan Anda saat ini bahkan kebahagiaan anak Anda kelak bukan? Lagipula, ada cara yang lebih baik untuk membahagiakan orang tua Anda, yaitu dengan menikahi orang yang Anda cintai dan bahagia dengan pernikahan Anda.