Seperti yang kita ketahui, wanita sangat senang berbelanja dan membicarakan kehidupan asmaranya (termasuk seks) dengan teman-teman mereka. Sedangkan pria lebih suka berolahraga, bermain games, atau membicarakan seputar wanita. Tetapi, sebuah penelitian mengungkapkan hal mengejutkan yang terbalik dengan fakta pria yang kita ketahui sekarang.
Penelitan tersebut melibatkan 900 pria di Amerika Serikat dengan kisaran usia antara 18 sampai 49 tahun. Sampel partisipan mewakili keragaman latar belakang, seperti suku bangsa, tingkat pendidikan, hingga pendapatan. Quirk memokuskan penelitian untuk memahami pola pikir pria dan pembicaraan satu sama lain tentang berbagai macam isu, mulai dari seks dan cinta, kesehatan, penampilan, karier, hingga padangan tentang kesuksesan.
Salah satu pertanyaan yang diberikan Quirk pada responden adalah, apakah mereka merasa nyaman berbagi cerita pada teman-temannya? Jawaban dari para responden membuat peneliti menyadari bahwa telah terjadi pergeseran perilaku pada pria. Saat ini, pada zaman ini, pria bukan lagi makhluk yang tertutup dan hanya memikirkan olahraga.
Sebanyak 69% pria mengaku merasa nyaman membahas hal pribadi, seperti percintaan dan kesehatan dengan para sahabatnya. Lalu, sebanyak 28% pria mengaku ingin lebih jujur dan terbuka. Sebanyak 6% lain pria merasa nggak terbuka soal kehidupan pribadi mereka.
Kecenderungan sikap terbuka tersebut juga terjadi pada pembahasan seks. Saat ini, pria membicarakan banyak hal, salah satunya tentang seks. Mereka pun nggak segan untuk memberi saran tentang fashion dan belanja pada sesama pria. Sebanyak delapan dari 10 pria mengaku akan bertanya pada tempat tentang tempat untuk mendapatkan baju yang mereka suka.
Masih dari penelitian yang sama, 72% pra berusia 18 hingga 25 tahun nggak canggung untuk menceritakan perasaan tentang patah hati mereka kepada temannya. Hal yang serupa juga terjadi pada 63% pria yang berusia antara 36 sampai 49 tahun.
“Mereka juga nggak keberatan jika hal sebaliknya terjadi. Dua pertiga partisipan atau sebanyak 68% pria mengatakan, mereka nggak keberatan apabila seorang teman merasa emosional di hadapan mereka,” ujar Quirk.
Bagaimana dengan pria di Indonesia? Apakah mereka juga serupa dengan pria di Amerika Serikat?