Kencan dan Gadget

“Kamu sibuk banget kayaknya.”

Sudah beberapa kali Surya mengatakan hal itu—hmm…, kalau dihitung-hitung sudah sampai tiga kali ia menegur teman kencan yang duduk di depannya. Hari ini Surya sedang ajak kencan teman masa sekolahnya dulu, Icha. Icha adalah wanita yang sangat menarik. Wajah blasteran Jawa dan Inggris membuatnya tampak ayu dengan bola mata yang sangat indah. Tertawanya yang malu-malu juga sangat menawan hati Surya. Namun, Surya juga lama-lama kesal dan merasa tak dihargai saat Icha terlalu sering memandang handphonenya.

Pertama, alasannya ingin update di Path. Kedua, katanya dia sedang membalas pesan teman-temannya di grup. Ketiga (oh, ini benar-benar konyol!) dia sedang ngecek timeline Twitter yang sebeneranya bisa ia lakukan nanti-nanti. Dan sekarang Icha sedang asyik selfie dan foto makanan yang baru saja datang.

Sebenarnya Surya tak begitu masalah karena paham sekali dengan tabiat wanita yang satu ini. Sering kok dia melihat teman wanitanya berlaku seperti itu. Namun,  saat kencan? Kayaknya memang dia enggak suka deh sama gue makanya daripada liat gue mending liat handphone. Berkali-kali ditegur juga cuek aja.

Namun, jauh di lubuk hati Icha, ia sebenarnya bingung dan gugup saat bertemu dengan pria yang sudah ia taksir saat SMP dulu. Dia bingung bagaimana menimpali cerita Surya yang sepertinya hidup dia sangat asyik—nggak kayak gue. Karena itu, ia menutupi rasa gugupnya dengan memegang handphonenya saat kencan. Tak hanya itu, saat kumpul dengan teman-teman Icha memang sering berlaku seperti itu. Ya, tahulah saat The Girls kumpul bagaimana? Langsung update location di Path dan posting foto makanannya dulu baru bisa ngobrol.

Ladies, kamu sudah tak seperti itu kan? Iya kan?

Jika kamu masih seperti itu, maka kerugian bisa kamu alami. Tak mau kan gebetan mendadak ilfeel gara-gara matamu yang selalu melihat handphone itu? Pasalnya mereka yang ingin erat secara emosional harus saling bertatap setidaknya 70% dari total interaksi. Coba bayangkan bagaimana jika waktu bertemu kalian yang hanya sebantar dihabiskan untuk menatap layar?

Meskipun si dia punya mata indah dengan sorot yang tajam. Kamu tetap harus memandang dia saat berbicara—sebagai tanda kamu menghargai lawan bicaramu. Bisa dengan menatap matanya, hidung, atau bibirnya yang diseling setiap beberapa detik sekali. Mungkin awalnya sulit bagimu. Namun, pria yang berkualitas tak akan mau menghabiskan waktu berbicara dengan wanita yang tak bisa saling menghargai lawan bicaranya.