Kemarin saya menemukan sebuah statement menarik tentang materialisme. Statementnya kira-kira begini: “Cuma cowok kere yang bisa bilang cewek itu matre.” Ladies, sebelum kamu mengangguk bersemangat menyetujui kalimat sebelum ini, yuk kita lihat sama-sama kebenaran di balik kalimat tersebut.
Memang menyedihkan, tapi bukankah tidak jarang kita menemukan perempuan yang maunya cuma menikmati semua fasilitas yang ditawarkan si lelaki, tapi tidak mau ikut berkontribusi? Menyedihkan, tapi ada perempuan meminta diperlakukan mahal meski dirinya bersikap murahan. Bahkan, yang paling menyedihkan, ada perempuan yang menilai cinta lelaki berdasarkan banyaknya uang yang lelaki itu keluarkan untuk si perempuan.
Dan gilanya, ada banyak wanita belajar dari hal tersebut, bahwa harga seorang perempuan dinilai dari uang yang lelaki keluarkan untuk perempuan tersebut.
Padahal realitanya itulah definisi murahan, saat cinta bisa dibeli dengan sesuatu seperti uang.
Tapi saya yakin, kamu dan saya tau lebih baik dari itu. Saya yakin kita bukanlah perempuan-perempuan yang dibayar untuk menemani lelaki kesepian. Sebaliknya, kita adalah perempuan yang menghargai diri sendiri dan pasangan, dan mau ikut berinvestasi supaya hubungan lebih membahagiakan. Kita mau pergi bersama seorang pria karena dia adalah pria yang menarik, bukan karena dia mampu membeli waktu, perlakuan manis, pelukan dan cinta kita. Dan sebaliknya, kita menolak pergi bersama seorang pria karena dia adalah pria yang tidak berkualitas, bukan karena dia kere.
Saya percaya, meski sesekali kita menerima traktiran, kita selalu berusaha berkontribusi dalam bentuk-bentuk lain. Bawain makanan, gantian traktir, siapin surprise-surprise kecil. Kita tidak segan menunjukkan bahwa kita tidak bersama dirinya hanya karena dia sudah membayar kita untuk bersamanya. Kita tidak menuding pihak lain kere supaya kita bisa bebas bersikap matre. Kita tidak malu, justru bangga, karena kita bukan perempuan-perempuan bayaran yang waktu dan cintanya dimiliki oleh pembeli terkaya.
Karena kita bukanlah barang belanjaan yang ada di pasar. Karena diri, cinta dan waktu kita begitu berharga, sehingga tidak ada uang yang mampu membelinya.
Nah kalau cinta milik kamu, bisanya dibeli dengan apa?