Keringat Wanita Stres Lebih Bau, Beri Persepsi Buruk!

Aroma keringat wanita yang olahraga atau sehabis melakukan aktivitas fisik itu biasa, namun aroma keringat wanita stres lebih luar biasa bau, dan dapat mengubah persepsi orang lain.

Sebuah penelitian baru mengungkapkan bahwa aroma keringat wanita yang stres lebih bau dibandingkan aroma bau keringat yang dihasilkan dari hawa panas atau aktivitas fisik. Ironisnya, aroma keringat wanita yang stres juga bisa membuat orang lain memiliki persepsi negatif tentang dirinya.

Para peneliti menjelaskan, bahwa aroma bau keringat disebabkan oleh tiga hal, yaitu aktivitas fisik, hawa panas, dan stres. Di antara tiga penyebab tersebut, keringat akibat stres diketahui lebih menyengat.

Keringat yang dihasilkan ketika melakukan aktivitas fisik dan hawa panas berasal dari satu kelenjar (ekrin), sedangkan keringat stres berasal dari dua kelenjar (ekrin dan apokrin) yang dapat menguluarkan aroma yang sangat menyengat apabila tercampur dengan bakteri kulit.

Selain itu, para peneliti juga menemukan bahwa aroma keringat stres juga bisa memengaruhi persepsi sosial, misalnya orang dengan aroma keringat stres, dinilai lebih kurang percaya diri, tidak kompeten dan sulit untuk dipercaya. Terlepas dari fakta apakah karakter sebenarnya memang demikian atau malah berlawanan.

“Sebelumnya kami telah menemukan dampak keringat stres yang berhubungan dengan emosional dan aktivitas otak. Kami belum pernah mengevaluasi bagaimana hal tersebut memengaruhi persepsi orang lain,” ungkap Dr. Susan Biehle – Hulette, seorang profesor dari University of Cincinnati, Ohio, AS, yang memimpin penelitian ini. “Namun sekarang untuk pertama kalinya kami menemukan dampak aroma keringat stres bisa menjadi bahan penilaian kepribadian seseorang, khususnya wanita dalam penelitian ini,” sambung Biehle seperti yang dikutip dari Daily Mail, Jumat (11/10).

Untuk melakukan penelitian ini, Biehle yang dibantu rekannya mengundang 44 wanita untuk menjalani Trier Social Stress Test, yang terdiri dari 5 menit persiapan berbicara di tempat umum, 5 menit mengerjakan tugas mental aritmatika, dan 5 menit berbicara di tempat umum. Setelah selesai menjalani Trier Social Stress Test, para peserta diminta untuk berolahraga selama 15 menit, kemudian peneliti mengambil sampel keringat dari masing-masing tes tersebut.

Lalu untuk melihat bagaimana keringat seseorang dapat memengaruhi persepsi sosial, para peneliti meminta 120 pria dan wanita untuk mencium aroma sampel keringat dari masing-masing tes tadi yang sebagian sampel keringat telah ditambahkan deodoran.

Hasilnya, 120 pria dan wanita tersebut menilai bahwa sampel keringat yang telah ditambahkan deodoran dinilai lebih percaya diri, lebih kompeten, dan dapat dipercaya, sebaliknya pada sampel keringat yang tidak ditambahkan deodoran, dinilai sebagai pribadi yang kurang percaya diri, dan tidak dapat dipercaya serta kurang kompeten.

Itulah sebabnya mengapa pria selalu tertarik berbondong-bondong mengantri untuk mendekati wanita-wanita yang terlihat bahagia. Jadi, bila kamu sedang stress dan berkeringat, lebih baik jangan dekat-dekat pria dulu. Jika doi jadi menjauh, kan akibatnya kamu bakal tambah stress. Dan tambah bau.