Zaman dengan mobilitas yang tinggi seperti sekarang ini membuat orang tidak bisa lepas dari internet. Apalagi jika mereka adalah social media user. Peneliti di luar negeri mempertanyakan, apakah orang-orang menjadi lebih merasa kesepian atau sendirian saat mereka lebih sering terhubung ke dunia maya?
Hayeon Song, asisten profesor komunikasi di Wisconsin-Milwaukee membahas lebih dalam hal ini dalam riset terbarunya. Song dan timnya memilih akun Facebook sebagai salah satu media online untuk diteliti, di mana berjuta user kumpul dan saling berinteraksi. Hasil penelitian mereka diterbitkan di Computers in Human Behavior.
Para peneliti menemukan bahwa adanya hubungan antara penggunaan Facebook dengan kesendirian/kesepian. Lebih jauh lagi, karena perasaan sepi itu yang mengantar user untuk menggunakan Facebook dibandingkan Facebook yang membuat orang merasa sendirian.
Lalu, mengenai baik-buruknya dampak dari hubungan tersebut masih manjadi topik di media dan universitas. Apakah akan membantu interaksi antar sesama atau malah menghancurkannya?
Song mengatakan bahwa mereka memiliki dua hipotesis yang saling bertentangan, dinamakan “Internet Paradoks”. Pertama, apa dengan menghabiskan banyak waktu untuk mesin (online) menjauhkan masyarakat dari interaksi sosial secara langsung? Ataukah justru membantu mereka yang suka malu dan canggung dalam berinteraksi dengan orang lain secara nyaman, daripada berkomunikasi secara langsung? Karena di dunia maya, kamu dapat berpikir dahulu sebelum mengungkapkannya ke orang lain.
Hasil meta-analisa dari timnya menunjukkan bahwa jika perasaan sendiri atau sepi meningkat, waktu yang digunakan untuk bermain Facebook juga bertambah. Artinya, Facebook tidak membantu mengurangi kesendirian meskipun kita merasa berkomunikasi di dalamnya.
Penelitian masih terus dilakukan, mengingat masih banyak isu bermunculan dalam pemakaian internet. “Facebook sangat mewabah dan berkembang setiap waktu. Untuk sebagian orang, ini seperti hal yang nagih (kecanduan) karena mereka sudah terlalu masuk lebih dalam,” ujar Song, “Itulah pentingnya memahami akibat dan efek jangka panjang dalam penggunaan media sosial.”