Sebelumnya, biarkan saya ajak para pembaca untuk main tebak-tebakan. Biar seru saja. Maklum, tulisan saya memang beda dengan yang lainnya (mungkin) hehe. Saya cuma mau menebak bahwa setiap pembaca yang mampir di Kelas Cinta pasti pernah mengalami yang namanya “ngejar-ngejar gebetan”, yang berakhir dengan “PDKT bertepuk sebelah tangan”. Miris. Ya, I feel you all brothers-sisters. Karena saya sendiri juga pernah ada di sana. So, kalau tebakan saya benar, saya dapat apa nih?
Haha, lupakan.
Jadi, memang sudah umum terjadinya fenomena “kejar-kejaran” dalam fase PDKT, di mana kamu berusaha keras setengah mati mengejar gebetan yang kamu sendiri nggak paham betul. Entah dia sedang jalan santai, diam menunggu kamu kelelahan, atau ikutan lari tunggang langgang (dari kamu). Kemudian skenario buruknya, yang mungkin karena kultur dunia bahwa yang harus mengejar maling adalah pria, maka yang paling banyak mengejar gebetan pun adalah kaum pria. Sedangkan wanita tinggal duduk santai, cekikikan melihat para pria yang berusaha keras mengejar ketertarikannya, atau bahkan dengan segenap kekuatan yang begitu sadis wanita akan lari sekaligus menghabisi pria yang nggak disukainya. Sakit? Ya! Sekali lagi, saya pernah ada di posisi itu.
:
Jangan Pernah Mengejar Gebetan
Ingat, tujuan kamu PDKT bukan menunjukkan bahwa kamu “sangat” tertarik dengan dirinya dan segala hal tentang kehidupannya. Tujuan sebenarnya adalah “ketertarikan gebetan sama kamu”. Coba tengok kembali ketika kamu tertarik dengan gebetan. Tentu banyak faktor yang membuatmu tertarik dengan dia. Mungkin awalnya dari penampilannya. Selanjutnya dengan sikap dia. Kemudian dengan kehidupan sehari-harinya yang menarik, di mana kamu juga ingin terlibat di dalamnya. Lalu berlanjut hal-hal menarik lain yang ada pada dirinya.
Kamu Tertarik, Dia Juga Harus Tertarik
Semua hal yang kamu alami juga harus dialami oleh gebetan. Kenapa? Saya ingin kita sederhanakan apa yang kamu alami. Karena saya mengerti banget, perasaan orang yang lagi naksir denga gebetan nggak sesederhana itu. Tapi tetap saja intinya, “kamu tertarik”. Sederhana bukan? Jika kamu bisa melihat bahwa hal-hal tersebut sebenarnya sederhana, mulai sekarang tetapkan keyakinan untuk dirimu sendiri: Jika kamu tertarik pada seseorang sehingga ingin bisa berdekatan dengannya, dia harus dibuat tertarik sehingga ingin berdekatan denganmu juga. Sederhana? Ya! Sesederhana itu.
Percaya atau nggak, kesederhanaan berpikir dalam menghadapi fenomena romansa seperti PDKT, akan membuat kamu jauh nampak lebih berharga, lebih berkualitas, dan lebih menarik bagi gebetan. Hal-hal itu yang akan membuat gebetan berpikir bahwa kamu pantas untuk dekat dengannya. Sebaliknya, sikap ingin menunjukkan bahwa kamu sangat tertarik dengannya, kemudian memuja-mujinya, lalu mengejar-ngejar nya dengan segala cara, akan menurunkan nilai-nilai kepantasan kamu di mata gebetan. Jangankan berpikir soal nilai kamu, melihat kamu kalang-kabut mengejar dia saja sudah bikin illfeel. Tebak apa yang terjadi kemudian? Tentu saja dia ikutan lari kalang-kabut menjauh dari kamu.
Perlu diingat bahwa apa yang membuat gebetan juga ikut tertarik balik pada diri kita bukan dengan meniru apa yang dia lakukan, melainkan dengan memainkan apa yang dia lakukan. Karena manusia suka dengan permainan, bukan “mempermainkan”. Bingung?
Sama, dulu saya juga bingung bagaimana cara “bermain bersama” tanpa mempermainkan gebetan maupun pasangan. Namun, itu sangat jarang terjadi lagi setelah “pola pikir” saya dihajar habis-habisan pasca Hitman System Workshop & Seminar. Apa yang menjadi pertanyaan-pertanyaan mengenai kesederhanaan romansa, terjawab total di sana. Revolusi itu benar-benar terjadi.
Jadi, kamu mau terlihat berharga, berkualitas, menarik, dan PANTAS berdekatan dengannya? Maka dia harus tertarik dan mau sama kamu. Kamu mau bersama dengannya karena dia mau bersama denganmu. Sesederhana itu.