User Asia Tenggara Cenderung Malu Berkenalan di Dating Online

Home Articles User Asia Tenggara Cenderung Malu Berkenalan di Dating Online
Share the knowledge!

Sudah banyak aplikasi dating online yang mempermudahkanmu untuk mencari pasangan atau menambah pergaulan saja. Daftar di aplikasinya, setting profilenya, cari user lain, add dan kenalan deh. Umumnya seperti itu. Nah, terkadang alasan beberapa orang mencari pasangan lewat dating online karena malu mengajak berkenalan secara langsung. Lalu, apakah di dunia maya, mereka yang pemalu ini bisa luwes dalam mengajak kenalan?

o-SHY-MAN-WITH-WOMAN-facebookEntahlah, namun tahukah kamu, ternyata ada perbedaan perilaku berkenalan antara user dengan budaya Timur dan user dari Budaya Barat. Rata-rata, orang budaya Barat (seperti Eropa dan Amerika Serikat) lebih terbuka saat berkenalan dengan orang baru. Lalu bagaimana dengan orang budaya Timur alias user dari kawasan Asia?

User Asia, khususnya Asia Tenggara, ternyata cenderung nggak bisa terlalu santai dan lepas, atau malu-malu ketika berkenalan dengan orang baru. Berbeda dengan orang Barat yang lebih mudah mengajak kenalan, chatting, bertemu lalu berkencan hanya dengan melihat foto dan profil singkat user tersebut.

Hal tersebut diungkapkan oleh CEO dan Co-Founder Paktor, Joseph Phua. “User di Asia Tenggara nggak hanya memedulikan foto penggunanya, tetapi juga lebih kepada user secara pribadi. Apa yang dia lakukan, apa yang dia sukai. User orang Timur lebih detail dalam hal itu ketimbang user orang Barat,” jelasnya.

Dari hasil pengamatannya, dia berpendapat bahwa pekerjaan dan kestabilan keuangan cukup memberi pengaruh bagi orang Asia dalam menentukan ketertarikannya pada lawan jenis. Misalnya, ada beberapa pengguna yang hanya ingin berkenalan dengan user lulusan universitas tertentu atau memiliki pekerjaan tertentu.

“Tetapi, kalau di Amerika dan Eropa, mungkin hal tersebut nggak terlalu penting,” ucap Joseph, pencipta aplikasi Paktor.

Berdasarkan pengamatannya dengan tim terhadap 4 juta pengguna Paktor,  mereka menemukan kalau peminat aplikasi ini paling banyak oleh kalangan muda dengan kisaran usia 18-25 tahun, yakni sebanyak 65% user. Walaupun nggak memiliki data spesifik atas pernyataan tersebut, Joseph melihat kecenderungan user dating online atau mobile sosial di Asia Tenggara mementingkan pendidikan, pekerjaan, dan keuangan saat memilih lawan jenis yang dirasa “klik”.

Apakah kalian juga malu-malu dan mendetail dalam memilih pasangan lewat dating online? Ceritakan pengalamanmu di kolom komentar ya!

Share the knowledge!