Atasi Putus Cinta dengan Menulis

Home Articles Atasi Putus Cinta dengan Menulis
Share the knowledge!

Putus cinta memang selalu menyakitkan hati, apalagi kamu putus karena si dia ketahuan telah berselingkuh dengan wanita lain. Si dia yang selama ini bersama kamu, si dia yang selama ini mengerti kondisi kamu, si dia yang selama ini mendengar cerita kamu setiap harinya, si dia yang biasa memberi perhatian—tiba-tiba pergi memutuskan kamu.

Namun, Ladies saat kamu putus cinta, sebenarnya itu hanya proses pembelajaran kamu. Putus cinta hanya moment di mana kamu sadar kalau kamu selama ini pacaran dengan orang yang kurang tepat. Memang saat putus cinta, otak seolah nggak bisa lagi bekerja makanya nggak jarang masih banyak orang yang melakukan tindakan bodoh saat baru putus.

Sebaik apapun cara dan alasannya, putus menjadi hal yang menakutkan, menyakitkan, dan menyedihkan bagi semua orang tanpa terkecuali. Namun, semua orang memiliki pilihan yang sama saat putus cinta, tapi berbeda cara berpikirnya. Coba kamu ingat dulu—jauh sebelum kamu putus cinta, ada orang di sekitar kamu yang juga mengalami putus cinta dan bagaimana dia menyikapinya? Ada yang terpuruk menyesali dan menangisi keadaan, ada juga yang tetap tegar menerima semua kondisi dan sadar bahwa putus cinta adalah salah satu bagian dalam kehidupan. Nah, saat kamu putus cinta apa yang akan kamu lakukan? Tetap terpuruk atau bangkit kembali?

Jika kamu masih tetap ingin terpuruk dan belum berniat untuk move on, maka saran saya adalah tutup tulisan ini dan selamat menikmati menjadi manusia-oh-paling-menderita-di-seluruh-dunia.

Atau kamu milih pilihan kedua?

Hal yang harus kamu sadari betul adalah putus cinta merupakan bagian dalam kehidupan. Coba kamu ingat bagaimana dulu juga kamu pernah mengalami putus cinta dan akhirnya bisa bangkit lagi bukan? Bisa menemukan pria yang lebih baik lagi (tentu kalau tidak baik untuk apa kamu malah pacaran dengannya). Sadarilah bahwa proses putus cinta membuat kamu menjadi sosok yang penuh pengalaman dan kamu jadi jauh lebih belajar dan menghargai diri kamu sendiri. Selama ini mungkin kamu pacaran pura-pura bahagia, padahal sebenarnya kamu capek dikecewakan, capek tidak dihargai dan putus menjadikan kamu lebih menghargai diri kamu sendiri untuk mau hidup lebih bahagia—karena kamu pantas mendapatkan itu.

Menangislah karena itu salah satu bentuk pengungkapan ekspresi kamu saat mengalami putus cinta. Tak perlu sok tegar dan mengatakan kamu baik-baik saja karena saya tahu kamu sedang tak baik-baik saja.

Saat kamu putus cinta, kamu tetap membutuhkan orang lain untuk menceritakan bagaimana keadaan kamu. Namun, nggak semua orang langsung bisa menceritakan ke teman-teman—apalagi jika selama pacaran kamu justru jauh dengan teman kamu sehingga kamu merasa nggak enak tiba-tiba datang dan curhat. Iya, kan?

Di saat kamu merasa nggak ada orang di sekitarmu saat putus cinta, masih ada selembar kertas yang bisa kamu gunakan untuk menumpahkan semua.

Saat kamu kecil ada buku harian, yang menjadi teman saat kamu sedang ada masalah? Kenapa nggak menggunakannya sekarang? Kamu juga ingatkan bagaimana kamu menggunakan media socmed untuk cerita saat kamu sedang kesal, sedih, atau bahagia? Atau kamu ingat kan bagaimana kamu bisa ngetik panjang lebar ke pacar kamu lewat pesan teks saat kamu sedang marah sama dia dulu?

Nah, bagaimana jika kamu gunakan selembar kertas untuk menuliskan perasaan kamu. Tulis apapun yang ingin kamu katakan, tapi nggak terucap di mulut. Tulis sepanjang kamu bisa, berhenti saat kamu lelah. Kemudian kamu baca lalu robek atau bakar. Jika kamu masih kesal lanjutkan sampai kamu merasa lega karena saya yakin apa yang ada dipikiran kamu harus dikeluarkan dan menulis bisa membuat kamu lebih tenang dan berpikir jernih.

Namun, ingat ya menulis di sini bukan berarti kamu bisa mengekspos keluar seperti socmed atau blog karena saat kamu emosi tulisan kamu pasti hancur dan nggak nutup kemungkinan akan banyak kata makian keluar. Kamu bisa tulis di blog atau Ms Wors kemudian kamu hapus.

Tulis hanya untuk diri kamu sendiri jangan orang di luar tahu kalau kamu sedang hancur. Jangan.

Dan setelah kamu menulis dan lega, mari ingat apa saja yang membuat kamu bahagia? Makan, olahraga, nonton, kumpul bersama teman, baca, potong rambut, beli sepatu/rok/tas, atau mungkin tidur? LAKUKAN karena kamu butuh itu.

Jangan lupa untuk tetap memberi hadiah yang bisa membuat kamu senang. Ingat kan saat adik kamu mendapat nilai bagus, kamu suka beri dia hadiah. Penting untuk memberi reward atas apa yang sudah kamu lakukan Ladies. Nah, mengapa saat kamu putus cinta kamu nggak bisa kasih hadiah untuk diri kamu sendiri?

Bisa kok, ini hadiah karena kamu berhasil menjadi sosok yang jauh lebih menghargai diri kamu sendiri.

Siap menulis, Ladies?

Share the knowledge!