Adakah temanmu yang selalu berkeluh kesah seperti ini:
“aku putus sama dia….”
“Kemarin aku balikan dong…”
“Sebel! Aku putusin aja deh!”
Terlihat bahwa teman kita punya gaya hidup untuk pacaran putus-nyambung, ya? Setiap ada masalah, pasti putus dengan pasangannya. Kemudian menghampirimu unutk mencurahkan isi hatinya. Dengan baik dan penuh perhatian, kita memberinya nasihat dan menguatkannya. Tetapi besoknya dia balikan lagi.
Sekali dua kali masih bisa tahan. Namun, lama-lama kita menjadi bosan karena teman kita hanya berputar pada masalah putus-nyambungnya. Sudah diberi tahu kalau nggak baik, putus saja dan cari penggantinya. Sudah dinasihati, kalau sayang jangan sampai putus. Tapi dia putus-nambung-putus-nyambung lagi. Seakan-akan pendapat dan wejangan baikmu nggak didengarkan olehnya. Kamu merasa nggak dihargai. Harus bagaimana menghadapi teman seperti ini?
Dengarkan Saja
Setiap kali temanmu putus dan ingin mencurahkan isi hatinya padamu, terimalah dengan baik. Namun, kamu nggak perlu memberikan pendapatmu lagi tentang hubungannya. Karena saranmu pun belum tentu dipikirkan olehnya. Buktinya, masalah putus-nyambungnya nggak pernah selesai. Jadi cukup mendengarkan saja sebagai bukti kita ada untuknya.
Sesekali Menyindir
Kamu boleh meluncurkan sindiran ketika dia sedang curhat denganmu. Jangan terlalu menunjukkan rasa kesal, buatlah seakan-akan bercanda. Misalnya ketika dia bertanya, “Aku harus bagaimana? Putus lagi gara-gara masalah ini”, kemudian jawablah dengan, “Aduh, gimana ya? Aku juga bingung, habis kemarin pendapatku saja nggak membantumu. Buktinya sekarang kamu masih sama dia dan putus lagi.” Biarkan dia merenungi kata-kata itu (meskipun nggak yakin dia bakal merenung atau nggak). Dengan ini kamu sudah memberikan teguran halus dan memberi tanda bahwa kamu mulai nggak mau mendengarkan masalah ini lagi.
Jujur
Teman baik nggak akan ngomong di belakang, iya apa iya? Meskipun dia sedang dalam keadaan bersedih, tapi kita bisa memberi tahunya dengan baik dan tegas mengenai perasaan kita. Jujurlah di depannya tentang perasaanmu, rasa kesal karena nasihat yang nggak didengar. Katakan bahwa kamu nggak akan membantunya lagi dalam masalah putus-nyambungnya. Biarkan dia tahu bahwa selama ini kamu berusaha membantunya keluar dari masalah putus-nyambung itu.
Cara terakhir memang sedikit keras, mungkin membuat temanmu meninggalkanmu. Tapi terkadang kita harus menggunakan cara “keras” agar teman sadar, betapa selama ini kita menyayangi dan menginginkan yang terbaik untuknya. Semua juga tahu kalau putus-nyambung itu nggak baik dalam sebuah hubungan, ya ‘kan?