4 Langkah Terbaik Saat Mengetahui Perselingkuhan Pasangan

Home Articles 4 Langkah Terbaik Saat Mengetahui Perselingkuhan Pasangan
Share the knowledge!

Semua orang di dunia ini pastinya nggak mau mengalami perselingkuhan dalam hidupnya. Namun sayangnya, kehidupan kadang nggak berjalan sesuai dengan keinginanmu. Ternyata kamu termasuk dari salah satu orang yang kurang beruntug dalam dunia asmara. Kamu mendapati pasanganmu berselingkuh dengan orang lain. Rasanya tentu menyakitkan. Namun, apa yang akan kamu lakukan?

Melabraknya? Langsung memutuskan pasanganmu? Tunggu, tenang. Sekalipun kamu sangat ingin meluapkan emosimu pada pasangan—dan mungkin juga dengan selingkuhanya—bukanlah hal bak untuk langsung menuduhnya. Ketika kamu mengetahui perselingkuhan pasangan, inilah yang sebaiknya kamu lakukan.

Berusaha untuk Mengendalikan Diri

Ya, walau saat ini kamu sangat labil dan emosional, ada baiknya untuk berusaha mengendalikan dirimu dahulu. Daripada langsung memarahinya atau melampiaskan emosimu dengan cara kasar lainnya, Psikolog klinis dewasa Wulan Ayu Ramadhani, M. Psi. menyarankan agar kamu mencari tahu dulu bagaimana perasaanmu yang sebenarnya setelah mengetahui perselingkuhan pasangan. Berpikir secara terbuka, dan renungkan kejadian ini. Mengapa pasangan bisa sampai berselingkuh? Evaluasi dirimu sendiri. Saat hatimu sudah tenang, barulah buka diskusi dengan pasanganmu.

“Kenapa penting untuk mengetahui perasaan dulu? Karena kita bisa lebih antisipasi. Emosi apa yang kluar saat kita berbicara, jadi memang kematangan emosi untuk komunikasi. Bukan nggak boleh marah, tetapi bagaimana cara menyampaikan kemarahan tersebut,” ujar Wulan.

Mendengarkan Pasangan

Biasanya, kita sebagai korban perselingkuhan pasangan enggan untuk mendengarkan penjelasan pasangan. Bener nggak? Kita malas atau bahkan nggak mau memberikan kesempatan pada pasangan untuk menjelaskan alasannya melakukan perbuatan tersebut. Kita sudah men-judge dirinya salah sehingga nggak ada hal lain yang perlu dijelaskan. Padahal, bagaimana misalnya kalau ternyata dia berselingkuh karena ulah dirimu sendiri?

Oleh karena itu, kamu perlu mencoba memberi pasangan kesempatan untuk menjelaskan perbuatannya, serta mendengarkan dengan baik-baik tiap kalimatnya. Untuk itulah kamu perlu belajar menahan emosi seperti poin di atas. Komunikasi di antara kalian dapat berjalan dengan lancar, tanpa ada drama yang berlebihan. Hasil pembicaraan ini pun dapat menjadi bahan pembelajaran buat masing-masing pihak.

Mempertimbangkan Hubungan Kalian

Komunikasi sudah berjalan dengan baik, sekarang bagaimana dengan hubungan kalian? Apakah masih mau dilanjutkan atau nggak? Semua itu kembali pada keputusan kamu dan pasangan. Setelah melakukan komunikasi dan evaluasi, keputusan seperti ini dapat diambil dengan pemikiran matang. Kalau pasangan menyesal dan memilih untuk bertahan denganmu, dan kamu pun masih bisa memaafkan perselingkuhan pasangan, kalian bisa mencoba melanjutkan hubungan ini. Namun jika kamu tetap bersikeras menganggap perselingkuhan adalah kesalahan yang nggak bisa kamu terima, mantapkan hatimu dan tinggalkan dirinya.

Berubah

Baik melanjutkan hubungan maupun memutuskan hubungan, psikolog Ratih Ibrahim menyarankan agar kamu berubah, apapun keputusan kamu dan pasangan. Kalau misalnya hubungan bertahan dan lanjut, kamu dan pasangan harus bisa berubah menjadi lebih baik dengan berkaca pada evaluasi yang sudah kalian lakukan. Namun, jangan berubah menjadi pribadi yang posesif karena hal tersebut justru memperburuk hubungan kalian.

Kalau kamu memilih untuk putus, berubahlah menjadi lebih baik untuk hubungan asmara di masa depan. Sebab perselingkuhan pasangan nggak selalu karena kesalahan dirinya sendiri, tetapi bisa juga karena kesalahan kamu. Jadi, jangan sampai mengulang hal-hal yang dapat membuat pasangan barumu nanti berselingkuh lagi.

Ratih menyarankan, “Kalian harus berubah demi mencapai hubungan yang lebih baik. Buat perubahan yang diharapkan dan disepakati tersebut dalam bentuk sikap dan tindakan yang nyata. Jika merasa kesulitan, kamu dapat meminat bantuan dari para ahli seperti psikolog.”

 

Share the knowledge!